Semua manusia harus bernapas untuk dapat hidup dengan semestinya. Bernapas merupakan mekanisme alami tubuh untuk menghirup oksigen dan melepaskan karbon dioksida.
Namun tahukah Anda, beberapa orang keliru dalam melakukan pernapasan. Hal ini karena mereka secara tidak sadar melakukan pernapasan paradoksal alias paradoxical breathing.
Pernapasan paradoksal merupakan tanda bahwa seseorang tidak benar dalam melakukan pernapasan. Kondisi ini bisa membuat individu mengalami sesak napas, kelelahan, maupun pernapasan sangat cepat dan tidak normal.
Lantas, bagaimana mekanisme paradoxical breathing? Apa penyebab pernapasan paradoksal? Yuk cari tahu.
Artikel Lainnya: Mengenal Prosedur Turbinektomi untuk Mengatasi Gangguan Pernapasan
Mekanisme Pernapasan Paradoksal
Paradoxical breathing terjadi karena diafragma bergerak secara tidak normal. Diafragma merupakan otot besar yang terletak di bawah paru-paru dan jantung. Otot ini berperan membantu memudahkan udara masuk dan keluar ketika bernapas.
Saat menghirup napas (inhalasi), paru-paru akan terisi dengan udara dan mengembang. Guna mengurangi tekanan di rongga dada dan memungkinkan paru mengembang, diafragma normalnya akan bergerak ke bawah.
Sementara itu, ketika mengembuskan napas (ekspirasi), diafragma bergerak ke atas. Hal ini guna membantu mengeluarkan udara dari paru-paru.
Pada orang dengan pernapasan paradoksal, otot diafragma justru bergerak sebaliknya. Ketika menghirup napas, diafragma bergerak ke atas. Hal ini menyebabkan paru tidak bisa mengembang dengan baik. Akibatnya, tubuh tidak menerima asupan oksigen dalam jumlah cukup.
Pernapasan paradoksal juga menyebabkan diafragma bergerak ke bawah ketika napas diembuskan. Kondisi ini membuat produk limbah dari sistem pernapasan, yaitu karbon dioksida sulit dikeluarkan.
Artikel Lainnya: Pentingnya Vitamin C untuk Kurangi Gangguan Pernapasan
Gejala Pernapasan Paradoksal
Karena tidak menerima cukup oksigen dan kesulitan mengeluarkan karbon dioksida, individu dengan paradoxical breathing dapat mengalami sejumlah gejala, di antaranya:
- Sesak napas (dispnea)
- Kantuk berlebih (hipersomnia)
- Selalu merasa lelah, meski cukup tidur
- Sering terbangun di malam hari
- Pernapasan cepat, pendek dan tidak normal (tachypnea)
Pada individu dengan kelumpuhan diafragma dan cedera serius pada dinding dada, pernapasan paradoksal sangatlah berbahaya. Hal ini karena paradoxical breathing bisa meningkatkan risiko gagal napas dan memicu kematian.
Artikel Lainnya: Organ Penyusun Sistem Pernapasan Manusia
Penyebab Pernapasan Paradoksal
Disampaikan dr. Devia Irine Putri, pernapasan paradoksal diduga terjadi karena adanya gangguan pada diafragma. Gangguan tersebut berupa kelainan fungsi kontraksi otot diafragma atau dikenal pula sebagai disfungsi diafragma.
Meski begitu, para ilmuwan tidak sepenuhnya yakin apakah disfungsi diafragma merupakan penyebab utama pernapasan paradoksal. Karena itu, hingga kini penyebabnya belum diketahui secara pasti.
“Namun, beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami pernapasan paradoksal. Faktor risiko yang dimaksud, misalnya mengidap OSA (obstructive sleep apnea), cedera dinding dada, gangguan saraf phrenic, gangguan otot pernapasan (karena otot melemah), ataupun kekurangan mineral tertentu,” jelas dr. Devia.
Itu dia serba-serbi pernapasan paradoksal. Pernapasan ini bisa sangat berbahaya dan mengancam jiwa, utamanya bagi individu yang mengalami kelumpuhan diafragma dan cedera serius pada dinding dada.
Karena itu, jika Anda merasa mengalaminya, segeralah berkonsultasi dengan dokter. Dokter dapat melakukan pemeriksaan dan menentukan metode pengobatan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar info kesehatan lainnya, konsultasi ke dokter via Live Chat.
(PUT/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses 2022. What You Should Know About Paradoxical Breathing.
Medical News Today. Diakses 2022. What is paradoxical breathing?
Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri