Pernapasan

Panduan Terapi Oksigen untuk Pasien PPOK

Tri Yuniwati Lestari, 04 Jun 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Terapi oksigen untuk PPOK dapat membantu mempertahankan kualitas hidup penderita. Ingin tahu seperti apa terapi oksigen PPOK? Cek selengkapnya lewat ulasan berikut ini!

Panduan Terapi Oksigen untuk Pasien PPOK

Hingga kini belum ada pengobatan yang ampuh untuk menyembuhkan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

Namun, ada beberapa terapi yang dapat membantu menjaga kualitas hidup pasien PPOK. Salah satunya adalah terapi oksigen PPOK.

Lantas, kapan pasien PPOK dianjurkan untuk melakukan terapi oksigen? Apa tujuan dari terapi tersebut? Adakah kemungkinan efek samping? Yuk, cari tahu fakta selengkapnya!

Artikel Lainnya: Daftar Suplemen yang Baik untuk Penderita PPOK

1 dari 3

Panduan Terapi Oksigen dan Manfaatnya Untuk Pasien PPOK

Terapi oksigen adalah perawatan yang membantu pasien PPOK agar bisa mendapatkan pasokan udara tambahan ke paru-paru. Terapi ini bisa dilakukan di rumah, asalkan memiliki tabung oksigen sendiri dan peralatan lain yang memadai.

Ada pun panduan terapi oksigen sendiri di rumah, yaitu:

1. Periksa Pasokan Oksigen di Tabung Milik Pribadi

Periksa pasokan oksigen yang tersedia di tabung milik pribadi. Sebelum melakukan hal tersebut, kamu perlu terlebih dahulu mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir guna mencegah kontaminasi kuman.

Setelah tangan bersih dan bebas kuman, kamu bisa memeriksa pasokan oksigen dengan menekan tangki atau nyalakan konsentrator. Kamu juga bisa mengikuti petunjuk yang diberikan oleh perusahaan pemasok alat medis tersebut.

Periksa pengukur pada alat untuk menentukan berapa banyak oksigen yang tersisa. Apabila sudah mendekati garis merah, kamu sebaiknya segera mengisi ulang di tempat yang tepat

2. Perhatikan Keadaan Selang dan Tabung Oksigen

Langkah selanjutnya adalah memastikan posisi tabung dan alat yang digunakan untuk mengalirkan oksigen ke paru-paru pasien PPOK.

Jika pasien menggunakan kanula hidung, pastikan untuk memasangkan ke tabung dengan kondisi tidak bengkok atau tersumbat sesuatu apa pun.

3. Atur Laju Aliran

Kebutuhan oksigen setiap pasien PPOK bisa berbeda-beda. Kamu perlu berkonsultasi kepada dokter untuk mengetahui seberapa banyak oksigen yang dibutuhkan sebelum melakukan terapi sendiri di rumah.

Biasanya, kamu hanya perlu menyetelnya sekali saat menyiapkan peralatan. Laju aliran oksigen tidak perlu diganti-ganti, kecuali sesuai saran dan anjuran dari dokter.

4. Pasangkan Kanula di Hidung

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum memasang kanula di hidung. Hal ini bertujuan untuk menghindari risiko terinfeksi kuman.

Pasang kanula dengan posisi yang tepat. Hal ini bisa dipastikan apabila pasien PPOK telah merasakan oksigen tambahan saat bernapas.

Jika tidak dapat merasakan oksigen tambahan, kamu bisa masukkan kanula ke dalam segelas air. Jika terdapat gelembung yang muncul di air tersebut, itu artinya oksigen mengalir dan kanula berfungsi sebagaimana mestinya.

5. Membersihkan Peralatan Secara Berkala

Hal yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah menjaga kebersihan dan keamanan alat maupun perangkat yang digunakan untuk terapi oksigen.

Tindakan tersebut bertujuan untuk menghindari risiko infeksi, sehingga mencegah perburukan kondisi.

Berikut ini panduan lebih detail terkait cara menjaga kebersihan alat terapi oksigen untuk pasien PPOK:

  • Kanula, filter udara, dan peralatan terapi oksigen lainnya perlu dibersihkan seminggu sekali
  • Humidifier harus dicuci dengan sabun dan air hangat setiap kali diisi kembali
  • Ganti kanula setiap 2–4 minggu
  • Filter udara harus diganti setiap sebulan sekali. Untuk tabung, bagian ini mesti diganti setiap 2 bulan sekali
  • Konsentrator perlu diservis oleh perusahaan pemasok oksigen, setidaknya setahun sekali

Artikel lainnya: Ketahui Perbedaan Oksigen Tabung dan Kaleng

2 dari 3

Plus-Minus Terapi Oksigen untuk Pasien PPOK

Terapi oksigen adalah cara yang efektif untuk memasok udara tambahan ke dalam paru-paru pasien PPOK. Berikut ini beberapa manfaat terapi oksigen yang bisa dirasakan pasien penyakit tersebut.

  • Meningkatkan energi dan kemampuan pasien untuk beraktivitas
  • Membantu pasien lebih fokus
  • Meningkatkan suasana hati
  • Meningkatkan gairah seks
  • Menurunkan risiko gagal jantung
  • Memperpanjang harapan hidup pasien PPOK

Di balik manfaat tersebut, terapi oksigen juga dapat menyebabkan efek samping yang merugikan. Beberapa efek samping yang dimaksud, misalnya:

  • Kulit di sekitar masker wajah atau kanula hidung bisa teriritasi
  • Bagian dalam hidung mungkin menjadi kering
  • Mimisan sesekali
  • Terbangun di pagi hari dengan kondisi lelah atau sakit kepala
  • Jika oksigen terkontaminasi kuman, pasien PPOK dapat mengalami rasa tidak nyaman hingga nyeri di dada, serta mual.

Artikel Lainnya: Cegah Penyakit Paru Obstruktif Kronis dengan Cara Ini

3 dari 3

Kapan Pasien PPOK Memerlukan Terapi Oksigen?

Dijelaskan oleh dr. Devia Irine Putri, pasien PPOK perlu mendapat terapi oksigen ketika penyakitnya memburuk.

“Terapi oksigen diberikan kepada pasien PPOK yang mengalami sesak napas, di mana saturasi oksigen berada di bawah 92%,” ucap dr. Devia Irine.

Sebelum memberikan terapi, dokter akan meminta pasien melakukan beberapa tes guna melihat kondisi paru-parunya. Tes tersebut juga bertujuan untuk mengukur berapa banyak oksigen di dalam darah pasien.

Ada 2 tes yang umum digunakan, yakni tes darah dan tes oksimetri. Berikut ini penjelasannya:

  • Tes Darah

Metode ini serupa dengan tes darah pada umumnya. Dokter akan mengambil sampel darah dari lengan pasien untuk dibawa ke laboratorium guna memastikan kadar oksigen di dalamnya.

  • Tes Oksimetri

Tes oksimetri dilakukan dengan perangkat khusus yang mesti pasien kenakan di jari. Alat ini dapat mengukur jumlah cahaya yang diserap oleh sel darah merah, juga menunjukkan kadar oksigen di dalam darah pasien.

Selain dari hasil tes tersebut, terapi oksigen untuk PPOK juga bisa dilakukan apabila pasien mengalami infeksi lain yang mengganggu fungsi pernapasannya.

Pada kasus yang tidak begitu serius, terapi oksigen umumnya hanya dilakukan di waktu-waktu tertentu, misalnya saat tidur. Namun, pada kasus serius, pasien mungkin harus menjalani terapi oksigen selama 24 jam penuh.

Itu dia sekilas fakta yang perlu kamu ketahui tentang terapi oksigen PPOK. Punya pertanyaan atau ingin tahu lebih lanjut mengenai bahasan ini? Kamu bisa berkonsultasi melalui layanan tanya dokter di Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/JKT)

Referensi

American Thoracic Society. Diakses 2022. Oxygen Therapy in Chronic Obstructive Pulmonary Disease

Plos One. Diakses 2022. Oxygen Therapy Use in Older Adults with Chronic Obstructive Pulmonary Disease

Very Well. Diakses 2022. When to Consider Oxygen Therapy for COPD

WebMD. Diakses 2022. Do I Need Oxygen Therapy for COPD?

Ditinjau oleh dr. Devia Irine Putri

PPOK
pernapasan
terapi oksigen