Keputihan warna putih susu terkadang dialami wanita. Tidak jarang kondisi ini menyebabkan rasa tidak nyaman dan kekhawatiran. Sebenarnya, wajar tidak, ya, keputihan berwarna putih susu dan menggumpal?
Keputihan normal pada dasarnya membantu menjaga kesehatan dinding vagina, memberikan lubrikasi, serta mencegah vagina dari infeksi dan iritasi.
Keputihan normal bisa bersifat encer hingga lengket. Warnanya pun bisa bening hingga berwarna putih susu. Maka, keputihan berwarna putih susu sebenarnya bisa menandakan kondisi normal.
Namun, ketika keputihan warna putih susu dibarengi gejala lain seperti bau dan gatal, itu artinya berbeda. Keputihan tersebut dapat terjadi dalam kondisi tidak normal. Dan saat itu terjadi, jangan ragu dan malu untuk konsultasikan ke dokter, ya!
Artikel lainnya: Ciri-Ciri Keputihan Normal yang Harus Wanita Tahu
Apa Penyebab Keputihan Warna Putih Susu?
Perubahan konsistensi (kekentalan) keputihan dapat terjadi sepanjang siklus menstruasi. Namun, waspadalah bila keputihan dibarengi aroma tidak sedap, perubahan konsistensi menjadi berbentuk keju, dan disertai keluhan seperti gatal atau nyeri.
Kondisi semacam itu adalah tanda gangguan kesehatan tertentu. Lantas, kenapa keputihan berwarna putih susu? Berikut daftar kondisi yang mendasarinya:
1. Ovulasi
Keputihan dapat berubah lebih mulus dan licin, serta berwarna putih susu mendekati ovulasi (sekitar dua minggu setelah hari pertama menstruasi).
Perubahan ini bertujuan untuk memfasilitasi sperma agar mampu mencapai sel telur, hingga pembuahan dapat terjadi.
2. Hubungan Seksual
Saat berhubungan seksual atau setelahnya, mungkin dapat terlihat munculnya keputihan warna putih susu. Tenang, ini termasuk kondisi normal.
Keputihan warna putih susu dalam hal ini bertujuan untuk lubrikasi atau menjadi pelumas ketika berhubungan seksual.
3. Penggunaan Kontrasepsi
Keputihan berwarna putih susu juga dapat muncul akibat penggunaan pil kontrasepsi. Pil kontrasepsi dapat mengubah status hormonal di dalam tubuh, dan berakibat pada perubahan keputihan.
Artikel lainnya: Apa Penyebab Keputihan yang Berlebihan?
4. Infeksi Jamur
Keputihan putih susu yang berkonsistensi seperti keju menandakan infeksi jamur Candida. Jamur Candida adalah flora normal yang memang dapat ditemukan di dinding vagina.
Namun, ketika terjadi perubahan keseimbangan lingkungan vagina, jamur tersebut justru dapat menyebabkan infeksi.
5. Kehamilan
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), perubahan selama kehamilan dapat meningkatkan jumlah keputihan pada wanita, yang disebabkan perubahan hormonal.
Selama kehamilan, biasanya keluar cairan putih susu yang disebut leukorea. Wanita juga mungkin mengalami lebih banyak risiko infeksi vagina selama kehamilan.
Konsultasi dengan dokter jika keputihan berbau menyengat atau berwarna lain seperti hijau, cokelat, atau kuning. Terlebih jika kamu mengalami keluhan lain seperti vagina gatal ataupun sensasi nyeri atau terbakar saat buang air kecil.
6. Bacterial Vaginosis (BV)
Sekitar 30 persen wanita usia subur biasanya akan berisiko mengalami bakterial vaginosis (BV), yaitu infeksi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan bakteri di vagina.
Penyakit BV berkaitan dengan douching (mencuci vagina dengan pembersih kewanitaan) dan memiliki lebih dari satu pasangan seksual. Keputihan cenderung berwarna putih keabu-abuan dan berbau amis.
7. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Pelvic inflammatory disease atau penyakit radang panggul adalah infeksi yang sering menyebar melalui kontak seksual. Hal ini terjadi ketika infeksi bakteri sudah menyebar ke vagina dan organ reproduksi lainnya.
Proses itu dapat menghasilkan cairan yang kental, berbau busuk, berwarna putih keabuan ataupun warna lainnya. Gejala lain yang muncul adalah gatal hebat pada vagina dan konsistensi keputihan seperti keju.
Artikel lainnya: Bahaya di Balik Keputihan Menggumpal
Begini Cara Mengatasi Keputihan Warna Putih Susu
Untuk mengatasi keputihan putih susu yang menyebabkan ketidaknyamanan, serangkaian cara bisa kamu lakukan. Berikut cara mengatasi keputihan warna putih susu:
Rutin Ganti Pakaian Dalam
Keputihan putih susu yang berjumlah banyak dapat menyebabkan peningkatan kelembapan di area kelamin. Ini adalah kondisi yang kurang baik karena justru menambah risiko infeksi jamur.
Maka, rutinlah berganti pakaian dalam ketika area intim telah basah akibat keputihan.
Menjalankan Kebiasaan Sehat
Area kelamin yang kurang dijaga kesehatannya dapat menyebabkan mudahnya timbul keluhan kesehatan, termasuk keputihan tidak normal. Maka, menjalankan praktik kebiasaan sehat sangatlah penting.
Contohnya, membasuh area kelamin dari depan ke belakang, menghindari pemakaian celana yang terlalu ketat, dan menghindari penggunaan produk berpewangi pada area vagina.
Artikel lainnya: Penyebab Sering Keputihan pada Remaja
Ganti Pilihan Kontrasepsi
Bila keluarnya keputihan sangat mengganggu kenyamanan, ada baiknya mempertimbangkan pemilihan kontrasepsi yang berbeda.
Berkonsultasi kepada Dokter
Keputihan akibat infeksi Candida maupun bakteri dapat ditangani dengan baik menggunakan obat. Obat keputihan warna putih susu akibat jamur perlu diminum beberapa hari bahkan satu minggu.
Namun, ketika keputihan putih susu dibarengi infeksi yang memberat sampai area pinggang, kondisi ini disebut penyakit infeksi panggul (PIP). Pengobatannya bisa membutuhkan waktu lebih lama. Karena itu, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk memeriksanya.
Keputihan lumrah dialami setiap wanita, terutama pada periode sebelum menstruasi. Namun, keputihan dalam kasus tertentu juga sangat mungkin mengindikasikan adanya infeksi vagina.
Jadi, perhatikan setiap perubahan yang tidak biasa pada keputihan yang kamu alami, ya. #JagaSehatmu dengan memerhatikan kebersihan dan kesehatan organ intim.
Jangan gampang percaya dengan info kesehatan wanita yang belum tentu benar. Download aplikasi KlikDokter yang bisa kasih kamu info akurat dan lengkap seputar kesehatan organ intim wanita!
(FR/JKT)
- Healthline. Diakses 2022.
- Medical News Today. Diakses 2022. What does milky white discharge indicate?
- Very Well Health. Diakses 2022. White Vaginal Discharge: Causes and Treatments