Siklus menstruasi adalah sebuah durasi waktu yang dihitung mulai dari hari pertama menstruasi terakhir, hingga ke hari pertama menstruasi berikutnya. Misalnya, jika Anda haid tanggal 4-8 Januari, lalu haid selanjutnya tanggal 1-5 Februari, maka siklus haid Anda adalah 28 hari. Normalnya, siklus tersebut teratur setiap bulan. Kalaupun maju atau mundur 1-2 hari, itu masih dianggap normal. Namun, bagaimana jika siklus menstruasi Anda tak teratur, apa penyebabnya?
Beberapa hal yang bisa menjadikan siklus haid Anda berantakan antara lain:
-
Stres
Mungkin banyak yang belum tahu bahwa gangguan kondisi psikis atau mental bisa sangat memengaruhi siklus menstruasi. Coba diingat lagi, pernahkah Anda terlambat datang bulan saat sedang banyak beban pikiran? Jika pernah, penyebabnya adalah gangguan keseimbangan hormonal akibat stres.
Stres memengaruhi kinerja otak dalam mengontrol produksi hormon-hormon yang berkaitan dengan siklus menstruasi dan kesuburan.
-
Aktivitas yang tinggi
Anda yang tiap harinya melakukan aktivitas fisik berat, misalnya atlet, tak jarang mengalami gangguan siklus haid. Para atlet mungkin telah mengetahui risiko tersebut. Namun bagi Anda yang tak tahu, siklus haid jadi berantakan mungkin bisa membuat khawatir. Padahal, bisa jadi Anda sedang berada dalam fase kelelahan, misalnya baru pulang dari perjalanan mendaki Gunung Merbabu selama seminggu atau perubahan intensitas aktivitas lainnya.
-
Perubahan berat badan yang drastis
Berat badan yang naik maupun turun secara drastis dalam waktu singkat dapat menyebabkan gangguan siklus menstruasi. Kondisi ini biasanya berkaitan dengan gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, binge-eating, atau penyebab perubahan berat badan drastis lainnya seperti kanker.
-
Penggunaan obat-obatan tertentu
Terdapat beberapa obat yang bisa memengaruhi siklus menstruasi. Contohnya adalah terapi pengganti hormon, pengencer darah, obat-obatan tiroid, epilepsi, antidepresan, bahkan ibuprofen.
Jika Anda memiliki obat-obatan yang harus dikonsumsi secara rutin yang ternyata mengganggu siklus haid, konsultasikan hal tersebut dengan dokter Anda. Hindari serta-merta menghentikan sendiri pengobatan tersebut.
Selanjutnya
Endometriosis
Satu dari sepuluh wanita usia reproduksi mengalami endometriosis. Endometriosis adalah sebuah kondisi ketika jaringan yang seharusnya melapisi bagian dalam rahim, tumbuh di luar rahim dan ikut luruh saat siklus menstruasi datang.
Gejala endometriosis yang lazim ditemukan di antaranya adalah rasa nyeri hebat saat sedang menstruasi, perdarahan yang banyak, durasi menstruasi yang lama, hingga perdarahan di antara siklus menstruasi.
Polycystic ovary syndrome (PCOS)
PCOS atau sering dikatakan sebagai kista indung telur adalah kondisi yang biasanya pertama dicurigai dari gejala hilangnya menstruasi atau siklus menstruasi yang terlalu panjang. Misalnya haid 3 bulan sekali atau bahkan hanya sekali dalam setahun.
Kondisi tersebut disebabkan adanya ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi pematangan sel telur. Sebagai sebuah sindrom, PCOS merupakan kelompok dari berbagai gejala yang memengaruhi ovarium dan ovulasi dengan tiga tanda utama, yaitu kista pada ovarium, kadar tinggi hormon androgen, dan siklus haid yang tidak teratur, bahkan hilang.
Menyusui
Meski bukan penyakit, kondisi seorang wanita yang sedang menyusui juga dapat memengaruhi siklus menstruasi. Menyusui dikatakan sebagai “KB alami”, salah satunya karena pengaruhnya terhadap siklus menstruasi akibat produksi prolaktin yang berperan dalam produksi air susu ibu.
Hormon prolaktin ini akan menekan produksi hormon reproduksi, sehingga ibu yang menyusui eksklusif sering kali tidak menstruasi, bahkan hingga 6 bulan lamanya setelah melahirkan.
Jika beberapa bulan belakangan siklus menstruasi tidak teratur, coba cari tahu penyebabnya dengan mengingat-ingat kembali apakah ada perubahan kebiasaan dan kondisi tubuh. Apakah Anda kelelahan? Sedang stres? Ada perubahan berat badan secara signifikan? Konsumsi obat-obatan tertentu? Agar lebih pasti, bisa langsung dikonsultasikan kepada dokter kami melalui fitur Tanya Dokter yang tersedia di aplikasi KlikDokter.
(RN/ RVS)