Nasi adalah makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Tapi, nasi kerap dianggap sebagai biang kerok kenaikan gula darah bagi penderita diabetes. Penyebabnya, nasi dengan cepat meningkatkan kadar gula darah. Padahal, bila diolah dengan tepat, nasi tetap aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Diabetes dan konsumsi nasi
Para penderita diabetes harus memperhatikan betul pola makan dan jenis asupan setiap hari. Jika tidak, kadar gula darah dalam tubuh Anda akan melonjak tinggi. Jika dibiarkan dapat menyebabkan komplikasi berbahaya. Seperti penyakit jantung koroner, stroke, obesitas, serta gangguan pada mata, ginjal, dan saraf.
Nah, di sisi lain, nasi merupakan sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik tinggi, yakni sekitar 70. Indeks glikemik adalah skor untuk mengukur seberapa cepat karbohidrat dalam makanan diubah menjadi glukosa oleh tubuh.
Artinya, jika Anda mengonsumsi nasi putih, kadar gula darah dapat melonjak dengan cepat dan menurun dengan cepat pula. Ketidakstabilan gula darah ini tentu kurang baik pada penderita diabetes.
Cara aman mengolah nasi
Meski begitu, bukan berarti Anda sama sekali tidak boleh mengonsumsi nasi. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan agar nasi bisa aman dikonsumsi dan terhindar dari diabetes. Beberapa di antaranya adalah:
Menjaga porsi
Jika memang sudah terbiasa, Anda dapat mengakalinya dengan mengurangi porsi nasi putih yang dikonsumsi. Sebagai contoh, jika biasanya Anda mengonsumsi satu piring penuh nasi putih, coba kurangi porsinya menjadi tiga perempat selama beberapa hari.
Setelah beberapa hari, kurangi lagi porsinya menjadi setengah piring. Semakin lama Anda akan terbiasa mengonsumsi sedikit nasi dan memperbanyak lauk seperti protein, sayur dan buah. Gula darah pun akan terkontrol.
Hindari menggoreng nasi
Penderita diabetes sebaiknya menghindari konsumsi lemak tersaturasi, yaitu pada makanan gorengan dan cepat saji. Nasi goreng juga mengandung makanan lemak tersaturasi, apalagi jika ditambahkan lauk, seperti telur, ayam goreng, dan sosis goreng.
Mengonsumsi makanan lemak tersaturasi dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko komplikasi pada penderita diabetes.
Mengganti tipe nasi
Nasi putih memiliki indeks glikemik yang tinggi. Untuk penderita diabetes, lebih baik memilih nasi merah (brown rice), beras liar (wild rice), dan beras putih yang bulir panjang (long-grain white rice).
Ketiga tipe nasi tersebut memiliki kandungan serat, nutrisi, dan vitamin yang lebih tinggi dibandingkan nasi putih biasa. Namun, terkadang susah untuk langsung berubah tipe nasi. Anda juga dapat memulai dengan mencampur terlebih dahulu.
Contohnya, mulai dari tiga perempat nasi putih dan seperempat nasi merah. Lama-lama jika sudah terbiasa, Anda dapat mengubah tipe nasi untuk makanan sehari-hari Anda.
Menambahkan tepung kelapa
Tepung kelapa mengandung serat tinggi, karbohidrat rendah, dan bebas gluten. Anda dapat menambahkan tepung kelapa saat memasak nasi agar terhindar dari lonjakan gula darah tinggi.
Tepung kelapa mengandung delapan kali serat lebih tinggi dibandingkan tepung terigu. Anda pun tak perlu lagi mengkhawatirkan masalah konstipasi dan pencernaan.
Nah, jika dulu tepung kelapa sulit dicari, kini sudah hadir H2 Tepung Kelapa untuk memenuhi kebutuhan Anda. Produk H2 Tepung Kelapa terbuat dari 100% organik, bebas gluten, vegan friendly, tidak memiliki aditif, serta tidak mengandung bahan pengawet.
Caranya menggunakannya pun mudah. Anda cukup mencampurkan 20 gram H2 Tepung Kelapa ke dalam 100 gram nasi yang sedang ditanak. Tunggu beberapa saat, nasi sehat kaya serat pun siap disantap.
Jadi, Anda yang ingin mencegah diabetes ataupun sudah menderita diabetes, tetap dapat mengonsumsi nasi. Dengan catatan, porsi, tipe nasi, dan cara pengolahannya senantiasa diperhatikan. Untuk melengkapi nasi yang sehat dan aman, tambahkan H2 Tepung Kelapa saat memasak nasi.
[HNS/ RH]