Ketika hamil, melahirkan, dan menyusui bayi, masalah pada payudara memang ada saja. Mulai dari bingung puting, puting lecet, hingga puting berdarah. Bicara soal puting berdarah, mungkin kondisi inilah yang paling mengkhawatirkan.
Dilansir dari Medical News Today, beberapa penyebab puting berdarah berkaitan dengan menyusui. Namun, ada kondisi kesehatan tertentu yang menyebabkan puting berdarah.
Puting berdarah sering dialami wanita menyusui
Dari sekian banyak faktor, mungkin menyusui adalah penyebab tersering puting berdarah. Beberapa wanita mengalami iritasi parah saat menyusui yang kadang-kadang sampai menyebabkan puting payudara berdarah. Bahkan, sebuah studi menemukan bahwa lebih dari ⅓ wanita mengalami nyeri puting pada 2 minggu hingga 1 bulan usai melahirkan.
Beberapa ahli percaya bahwa nyeri puting terjadi akibat posisi yang buruk selama menyusui atau bayi salah mengisap puting. Jika Anda mengalami puting berdarah akibat masalah menyusui, itu dapat dikatakan normal.
Gesekan yang menyebabkan nyeri hingga berdarah pada puting susu dapat Anda atasi dengan mengoleskan salep vitamin A atau lanolin yang sangat murni untuk mengurangi rasa sakit.
Penyebab puting berdarah pada wanita tidak menyusui
Sementara itu, bagaimana dengan wanita yang tidak menyusui, tetapi alami puting berdarah? Apakah disebabkan oleh penyakit kronis?
Menurut dr. Fiona Amelia, MPH dari KlikDokter, bila Anda tidak sedang hamil atau menyusui, keluar darah dari puting susu kemungkinan besar disebabkan oleh peradangan pada payudara.
Pada dasarnya, ketika puting mengeluarkan cairan (tak mesti darah), padahal tidak sedang hamil atau menyusui, itu perlu diwaspadai karena terbilang tidak normal. Pastikan juga, apakah cairan tersebut benar-benar keluar dari puting atau terdapat perlukaan di sekitar puting hingga mengeluarkan darah.
Jika benar cairan atau darah keluar dari puting, ada kemungkinan Anda mengalami infeksi mastitis. Infeksi ini sebenarnya memang lebih sering dialami ibu menyusui, tapi tak menutup kemungkinan dialami wanita yang tidak hamil dan menyusui.
Dikatakan oleh dr. Adeline Jaclyn dari KlikDokter, infeksi ini dapat terjadi akibat adanya luka yang terinfeksi atau adanya perluasan infeksi dari daerah sekitarnya, misalnya ketiak. Yang jelas, wanita yang belum menyusui tetapi sudah memiliki infeksi mastitis, sebaiknya perlu menjalani pemeriksaan mammogram atau biopsi payudara.
“Hal itu dilakukan demi mendeteksi dini adanya kanker payudara atau tidak. Lagipula, kanker payudara dapat memberikan gejala yang menyerupai mastitis,” dr. Adeline menjelaskan.
Di sisi lain, kondisi puting kering, dermatitis, dan ectasia juga dapat menyebabkan puting berdarah. Dermatitis adalah peradangan pada kulit yang menyebabkan kulit merah dan gatal. Adapun, ectasia merupakan kondisi non-kanker yang terjadi ketika saluran ASI menjadi lebih luas.
Lalu, ada juga papilloma intraductal. Kondisi tumor berbahaya itu juga dapat menjadi penyebab umum dari perdarahan di puting payudara. Tumor ini dapat muncul pada orang-orang dari segala usia, tetapi paling umum pada wanita berusia antara 35-55 tahun. Faktor risiko papilloma intraductal antara lain sedang menggunakan kontrasepsi, terapi hormon, hingga adanya riwayat tumor payudara di keluarga.
Beberapa wanita mungkin bingung saat mengalami puting berdarah. Selain bingung soal penyebabnya, Anda mungkin juga bingung apakah kondisi seperti ini mesti diperiksakan ke dokter atau tidak. Namun bila mengalami hal tak biasa pada payudara, Anda harus segera periksa ke dokter.
[HNS/ RVS]