Hari Perempuan Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret. Di tengah dunia yang terus bergerak maju, perjuangan perempuan untuk pengakuan dan kesetaraan masih terus berlanjut.
Peringatan Hari Perempuan Sedunia ini menjadi momen penting untuk merefleksikan perjalanan panjang perempuan dan merayakan pencapaian mereka di berbagai bidang.
Namun, di balik perayaan ini, terdapat stereotip dan persepsi yang melekat pada perempuan, salah satunya adalah anggapan bahwa "wanita selalu benar".
Ya, "Wanita selalu benar!" anggapan itu memang sangat lazim dan banyak orang juga berpikir bahwa hal tersebut benar adanya. Namun, memangnya betul wanita selalu benar? Mari ketahui alasannya mengapa anggapan ini muncul.
Beberapa orang pernah merasa, sepertinya susah sekali mencari celah ketika beradu argumen dengan wanita, rasanya mereka akan selalu benar. Sebagian pria akan menganggap hal itu sebagai sesuatu yang sudah biasa.
Akhirnya, frasa "wanita selalu benar" membuat pria tak mau berurusan lebih panjang lagi dengan ocehan wanita. Terkait hal ini, mungkin wanita memang sangat diuntungkan walaupun banyak juga wanita yang tak menganggap demikian.
Di sisi lain, mungkin banyak juga wanita yang tidak sependapat dengan "wanita selalu benar". Tapi, kata-kata ini sudah keburu terkenal dan akhirnya wanita selalu dianggap benar.
Artikel lainnya: 8 Kemampuan Tubuh Wanita yang Tidak Disangka-sangka
Apakah Wanita Memang Selalu Benar?
Ini menjadi sebuah “misteri” yang sudah lama tidak terpecahkan. Terkait hal tersebut, Zarra Dwi Monica, M.Psi., Psikolog. dari KlikDokter angkat bicara.
Zarra merasa, anggapan wanita selalu benar tidak bisa digeneralisasi. Ada juga beberapa wanita yang diketahui tidak nyaman bila dianggap selalu benar.
Di sisi lain, munculnya anggapan “wanita selalu benar” juga tak ditampiknya. Ia mengatakan itu bisa terjadi karena beragam faktor. Salah satu yang ia sorot adalah intuisi.
"Mungkin karena perempuan kadang intuisinya lebih kuat dibanding laki-laki. Jadi ketika melihat dan menilai suatu hal cenderung lebih benar dibanding laki-laki. Kalau merasa paling benar, tidak semua wanita seperti itu,” ujar Zarra.
Artikel lainnya: Benarkah Pria Lebih Suka Wanita Feminin?
"Maksudnya, ini tidak bisa digeneralisasi bahwa semua perempuan merasa benar. Mungkin ada orang-orang tertentu yang memang merasa dirinya paling benar," sambungnya.
Perspektif lebih luas coba dijelaskan Zarra soal anggapan “wanita selalu benar”. Ia coba melihat anggapan ini melalui sebuah hubungan pria dan wanita.
Ia merasa anggapan ini memang sering muncul di ranah percintaan, entah dalam pacaran atau pernikahan. Zarra melihat, anggapan “wanita selalu benar” muncul karena perempuan umumnya lebih ekspresif.
"Namun, dalam sebuah hubungan, mungkin perempuan terlihat paling benar karena ia lebih ekspresif. Kalau pria kan lebih menahan diri, diam, dan tidak ekspresif," Zarra coba menganalisis.
"Jadi, [pria] umumnya tidak mengekspresikan apa yang dirasakan, beda dengan wanita yang lebih mudah mengungkapkan apa yang dirasakan. Ini yang kemudian terlihatnya wanita yang merasa paling benar," ungkapnya.
Artikel lainnya: Ragam Hal yang Sering Bikin Wanita Cemas
Menjadi Stigma yang Membuat Pria Cenderung Mengalah
Akhirnya, "wanita selalu benar" menjadi stigma tersendiri di masyarakat. Anggapan umum ini akhirnya cenderung membuat pria mengalah dalam debat dan hal lainnya ketika berhadapan dengan wanita.
"Karena ini sudah menjadi anggapan umum, terciptalah stigma “perempuan selalu benar”. Jadi, dalam situasi debat akhirnya pria lebih memilih untuk mengalah atau diam saja. Itu akhirnya semakin menguatkan stigma yang ada," tutur Zarra.
Zarra menjelaskan, secara kognitif ketika dalam situasi debat dan akhirnya pria memilih untuk diam, akhirnya wanita merasa menang. Itulah muncul kesan kenapa wanita selalu benar.
Namun, ia menegaskan bahwa dalam suatu hubungan, tidak sehat bila wanita selalu benar. Lebih baik ada komunikasi yang baik ketika mengalami suatu perdebatan.
"Baiknya, dalam suatu hubungan, diskusikanlah lebih lanjut kalau ada masalah. Kedua belah pihak mengomunikasikan secara asertif, ada berbagai sudut pandang," katanya.
"Mungkin sudut pandang pria benar, tapi bukan berarti sudut pandang wanita salah. Ini cuma perbedaan perspektif saja. Baiknya dikomunikasikan, jelaskan apa yang dirasakan sehingga menemukan solusi terbaik dari sebuah masalah," ungkapnya.
Anggapan “wanita selalu benar” sepertinya memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan bermasyarakat. Sebagian besar orang pasti merasa related dengan isu yang satu ini. Yuk cari tahu info menarik seputar kesehatan fisik dan mental lainnya di aplikasi KlikDokter!