Tidak ada orang yang ingin merasakan patah hati dalam hidupnya. Sayangnya, hampir setiap orang pasti pernah mengalami patah hati.
Baik itu karena cinta yang bertepuk sebelah tangan, putus dengan orang yang dicintai, ataupun karena perceraian.
Mirisnya lagi, tidak ada yang tahu kapan pastinya seseorang bisa sembuh dari patah hati.
Sekilas Tentang Sindrom Patah Hati
Patah hati bukan sekadar perumpamaan ketika kamu merasa sakit karena ditinggal oleh orang yang dicintai.
Akan tetapi, patah hati atau broken heart syndrome merupakan sebuah gangguan yang terjadi pada jantung dan bersifat sementara.
Patah hati sering kali disebabkan oleh situasi stres akibat kehilangan orang yang dicintai atau putus cinta.
Ketika mengalami patah hati, hal ini akan membuat kamu stres dan tubuh jadi memproduksi hormon adrenalin serta kortisol secara berlebihan.
Akibatnya, denyut jantung akan meningkat secara signifikan, sehingga kesehatan organ jantung juga bisa terancam.
Selain itu, stres akibat patah hati juga bisa menurunkan sistem imun tubuh yang menyebabkan kamu jadi lebih mudah terserang penyakit.
Artikel Lainnya: Penelitian: Paracetamol Bisa Sembuhkan Patah Hati
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan Seseorang untuk Sembuh dari Patah Hati?
Tidak ada yang tahu pasti berapa lama patah hati bisa sembuh dan seseorang bangkit dari keterpurukan.
Namun, sebuah penelitian dari Journal of Positive Psychology mengatakan, butuh waktu rata-rata sekitar 11 minggu untuk seseorang merasa lebih baik setelah putus cinta.
Selain itu, sebuah penelitian terpisah menyebutkan 18 bulan adalah waktu yang tepat untuk seseorang pulih dari patah hati karena pernikahan berakhir.
Dalam kenyataannya, patah hati memang proses yang menyedihkan serta terlihat berbeda untuk semua orang. Tidak ada waktu pasti kapan seseorang bisa bangkit dari kondisi ini.
Meski demikian, ada beberapa fase yang bisa jadi tanda bahwa seseorang sudah pulih dari patah hati.
Artikel Lainnya: Mengapa Sakit Hati Bikin Seseorang Jadi Bertindak Nekat?
Pertama, kamu mulai membuka diri dengan orang lain. Umumnya, seseorang yang tengah patah hati akan enggan untuk berkenalan dengan orang baru. Ini dikarenakan kamu masih terpaku dan terfokus pada mantan.
Akan tetapi, jika mulai bisa membuka diri dengan orang lain, maka ini adalah kabar baik untuk dirimu!
Kedua, tidak lagi merasa cemas atau sedih ketika mendengar nama mantan.
Tahapan sakit hati yang paling parah adalah ketika kamu langsung menangis, stres, cemas, bahkan jantung berdebar ketika mendengar nama orang yang membuat kamu patah hati.
Apabila kondisi di atas tidak lagi terjadi, maka ini jadi tanda lainnya kamu telah pulih dari rasa sakit hati. Dan yang terakhir, kamu sudah bisa berdamai dengan diri sendiri.
Semakin cepat kamu berdamai dengan diri sendiri, semakin cepat juga rasa sakit hati akan hilang. Kamu tidak bisa memaafkan atau berdamai dengan orang lain, jika kamu belum berdamai dengan diri sendiri
Agar Tidak Terlalu Lama Bersedih, Lakukan Ini Saat Patah Hati
Jika kamu adalah satu dari banyak orang yang sedang mengalami sakit hati, berikut beberapa cara yang bisa dilakukan agar rasa sedih tidak ‘menguasai’ diri kamu setiap harinya:
1. Lakukan Me Time
Ambil waktu untuk diri sendiri merupakan obat yang manjur untuk mengatasi masalah sakit hati.
Bukan dengan berdiam diri di kamar sambil mendengar lagu sedih, tapi pilihlah aktivitas yang menyenangkan seperti jalan-jalan atau travelling ke luar kota atau luar negeri.
Jika kondisi sedang tidak memungkinkan untuk pergi travelling, cukup jalan-jalan ke mal sambil berbelanja atau memanjakan diri di salon, itu juga sudah cukup.
2. Ngobrol dengan Sahabat
Cara lainnya untuk menyembuhkan patah hati bisa dengan mencurahkan perasaanmu kepada sahabat dekat.
Ya, jika merasa segan untuk bercerita dengan orang tua, kamu bisa curhat kepada sahabat baikmu.
Meluapkan isi hatimu kepada orang lain biasanya akan membuatmu jadi lebih lega dan tenang.
3. Menangis
Siapa bilang menangis itu salah? Tentu tidak. Menangis adalah satu cara yang juga ampuh untuk mengatasi rasa sakit hati.
Menangislah jika kamu ingin menangis. Tidak perlu ditahan-tahan. Tapi perlu diingat, jangan sampai berlebihan dan terlalu berlarut-larut.
Sebisa mungkin, setelah kamu menangis, kamu langsung mandi dan mencari kegiatan lain. Hindari mengunci diri di rumah atau mendengar lagu sedih.
Artikel Lainnya: Ini yang Perlu Anda Tahu Tentang Sindrom Patah Hati
4. Mandi
Terdengar sedikit aneh, sih, tapi mandi dengan menggunakan air dingin atau air hangat justru bisa bantu kamu jadi lebih rileks, lho.
Biasanya, kadar emosi seseorang akan segera menurun ketika tubuh bersentuhan langsung dengan air dingin atau hangat. Tidak percaya? Coba sendiri, ya!
5. Berusaha untuk Ikhlas
Meski terlihat mudah diucap di bibir, tapi segenap hati amat sulit dilakukan. Pahami dulu kondisimu sekarang. Coba introspeksi lagi apa yang salah dari hubunganmu dengan pasangan.
Jika memang ada kesalahan pada dirimu yang membuatnya pergi, coba perbaiki itu.
Tapi, jika masalah datang dari pasanganmu, ingat lagi rasa sakit yang kamu rasakan. Lalu, tanamkan dalam pikiran, ‘Apakah saya benar-benar worth it untuk dia?’
Setelah kamu lakukan introspeksi, tahap selanjutnya adalah berusaha menerima dan ikhlas dengan kondisi yang sekarang sedang terjadi. Memang sulit, tapi jika kamu mau mencoba, usahamu pasti akan ada hasilnya.
Perlukah ke Psikolog atau Psikiater?
Apakah kondisi patah hati ini sangat mengganggu aktivitasmu, di mana kamu tidak dapat belajar, bekerja dan melakukan aktivitas harian dengan baik selama berbulan-bulan?
Atau, kamu tidak dapat mengontrol kesedihanmu sehingga tidak sanggup makan minum dan hanya mengunci diri di kamar?
Jika hal-hal tersebut terjadi pada dirimu, segeralah cari pertolongan ahli.
Kamu dapat mengunjungi psikolog untuk mendapatkan bantuan atau sebagai “teman bicara”. Selain itu, jika diperlukan, intervensi berupa obat-obatan bisa dilakukan dengan mengunjungi dokter kejiwaan atau psikiater.
Meski hampir semua orang mengalaminya, namun bukan berarti sembuh dari patah hati adalah hal yang tidak mungkin, ya.
Untuk #JagaSehatmu, baca artikel kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan dokter atau psikolog melalui layanan Tanya Dokter. Gratis!
[RS]