Kesemutan menjadi salah satu keluhan yang sering kali dianggap sepele oleh sebagian orang. Padahal, keadaan tersebut jika sering terjadi berulang dapat menjadi pertanda gejala penyakit neuropati pada diri Anda.
Neuropati merupakan suatu kondisi yang dapat terjadi akibat adanya kerusakan saraf, baik akibat penyakit maupun cedera.
Apa dan bagaimana gejala neuropati? Bagaimana pula cara pencegahannya? Mari kita simak ulasannya di bawah ini.
Gejala Berdasarkan Jenis Neuropati
Menjaga kesehatan saraf sangat penting bagi tubuh. Bagaimana tubuh dapat bergerak, mengirim sinyal tentang perasaan yang dialami, serta mengontrol fungsi otomatis tubuh seperti bernapas diatur dan dikendalikan oleh saraf.
Saat saraf ini terganggu, beberapa gejala neuropati dapat timbul. Gejala ini dapat dilihat berdasarkan jenisnya. Tipe utama neuropati dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Neuropati Simetris Perifier
Jenis neuropati ini memengaruhi kaki dan tangan. Biasanya, neuropati simetris perifier disebabkan oleh diabetes neuropati.
Neuropati perifier terjadi ketika sistem saraf tepi yang lokasinya berada di luar sistem saraf pusat mengalami gangguan atau kerusakan.
Gejala yang terjadi akibat kondisi ini bergantung dari lokasi saraf yang terkena.
Artikel Lainnya: Ini Beda Kesemutan Biasa dan Kesemutan akibat Neuropati
2. Neuropati Otonom
Neuropati otonom muncul ketika terjadi kerusakan pada saraf yang mengontrol fungsi involuntary tubuh. Seperti detak jantung, sistem pencernaan, sirkulasi darah, keringat, dan fungsi kandung kemih.
3. Neuropati Thoracic and Lumbar Root, atau Proximal
Neuropati jenis ini terjadi pada saraf yang mengontrol distribusi spesifik tubuh misalnya dinding rongga dada atau kaki.
4. Mononeuropathies
Neuropati mononeuropathies terkait pada saraf individu.
Jika yang terkena adalah saraf yang berperan pada fungsi gerak (motorik), gejala gangguan saraf dapat berupa:
- Kelemahan otot.
- Nyeri otot.
- Kram otot.
- Kehilangan massa otot.
- Otot berkedut.
- Ketegangan otot.
Namun, jika yang terkena adalah saraf yang berfungsi berperan sebagai reseptor rangsang tubuh (sensorik), maka gejalanya meliputi:
- Mati rasa.
- Hilangnya keseimbangan.
- Baal dan hilangnya refleks.
- Sensasi kesemutan.
- Merasakan sensasi terbakar pada kulit.
- Hilangnya kemampuan koordinasi tubuh.
Artikel Lainnya: Waspada, Neuropati Juga Incar Usia Muda
Apakah Cara Pencegahan Setiap Jenis Neuropati Sama?
Pada umumnya, cara mencegah neuropati mirip. Yang terpenting adalah menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi saraf tubuh di mana pun letaknya.
Neuropati memang disebabkan oleh banyak kondisi. Untuk itu, berikut adalah beberapa cara mencegah neuropati:
- Kontrol kadar gula darah dengan baik bila Anda sudah terdiagnosis diabetes.
- Hindari makanan manis agar terhindar dari penyakit diabetes.
- Mencukupi kebutuhan vitamin B kompleks.
- Jangan duduk di posisi sama dalam waktu yang lama.
- Perbaiki postur tubuh saat tidur, berdiri, berjalan, ataupun duduk.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol.
- Jauhi rokok dan paparan asapnya.
- Berolahraga secara rutin, misalnya berenang.
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
- Gunakan alat pelindung diri jika kemungkinan penyebab neuropati akibat cedera.
- Melakukan fisioterapi jika dirasakan ada keluhan agar mencegah perburukan.
Artikel Lainnya: Tips Aman Berolahraga untuk Penderita Neuropati
Untuk mengetahui apakah seseorang menderita neuropati, gejala yang telah disebutkan di atas saja tidaklah cukup. Perlu ada pemeriksaan tambahan untuk menegakkan diagnosis penyakit ini.
Refleks otot, kekuatan otot, koordinasi tubuh akan diperiksa secara saksama oleh dokter. Kemudian, apabila memang diperlukan, dokter akan melakukan berbagai tes penunjang.
Misalnya, tes darah, pemindaian dengan Rontgen, CT Scan, atau MRI, pemeriksaan fungsi saraf dengan EMG, pungsi lumbal, ataupun biopsi saraf.
Dengan mengenali gejala dan cara mencegah neuropati, Anda tidak perlu khawatir lagi akan dampak buruk yang dapat timbul akibat kondisi ini. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, khususnya jika Anda mengalami beberapa gejala di atas.
Jangan ketinggalan informasi lainnya seputar kesehatan dan gaya hidup sehat hanya di aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)