Penyakit polio atau poliomyelitis adalah infeksi menular akibat virus. Penyakit ini menyebabkan peradangan pada sumsum tulang belakang dan kerusakan saraf motorik (saraf yang mengontrol gerakan otot).
Umumnya polio dapat menyerang anak-anak terutama usia di bawah 5 tahun. Bila virus sudah masuk ke tubuh, kelumpuhan bahkan kematian bisa terjadi. Kelumpuhan biasanya muncul di kaki, tapi bisa juga di kepala, leher, dan diafragma.
Tak hanya itu, dampak penyakit polio juga dapat terjadi pada kesehatan gigi dan mulut. Meski tidak berhubungan langsung, penyakit tersebut dapat memengaruhi kemampuan penderita dalam menjaga kebersihan rongga mulut dan perawatan gigi.
Karena kelemahan otot pada bagian ekstremitas atas (daerah bahu, lengan, tangan), penderita polio akan kesulitan menjaga kebersihan rongga mulut. Akibatnya, berbagai masalah rongga mulut bisa terjadi, di antaranya:
1. Radang Gusi
Radang gusi dapat terjadi karena kebersihan mulut yang kurang terjaga. Hal ini menyebabkan plak dan sisa-sisa makanan menumpuk di permukaan gigi dan gusi.
Bila tidak segera diatasi, plak lama-kelamaan akan mengeras menjadi karang gigi. Karang gigi tidak bisa diatasi sendiri, melainkan harus ditangani oleh dokter gigi.
Karang gigi yang sudah terbentuk akan membuat gusi meradang. Hal ini dapat ditandai dengan gusi berwarna merah dan keluarnya darah terutama saat menyikat gigi.
Artikel lainnya: Wajib Tahu, Ini 5 Vaksin yang Ditanggung BPJS Kesehatan!
2. Karies Gigi
Selain radang gusi, permasalahan gigi dan mulut yang dapat timbul akibat tidak menjaga kebersihan rongga mulut dengan baik adalah karies gigi atau gigi berlubang.
Karies gigi umumnya dipengaruhi oleh aktivitas bakteri di plak gigi. Bakteri ini mengubah gula dari makanan yang dikonsumsi menjadi asam yang dapat merusak gigi.
Kondisi ini dapat terjadi karena kombinasi beberapa faktor. Contohnya, terlalu banyak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis dan tidak membersihkan gigi dengan baik.
3. Bau MulutÂ
Kebersihan dan kesehatan rongga mulut yang tidak terjaga dengan baik rentan memicu timbulnya bau mulut atau halitosis. Mengonsumsi makanan tertentu dan faktor kondisi kesehatan adalah contoh penyebab bau mulut.
Selain itu, bau mulut juga dapat terjadi akibat gigi berlubang dan penumpukan karang gigi yang berkelanjutan. Dalam banyak kondisi, bau mulut dapat diatasi dengan pembersihan yang teratur.
Jika pembersihan gigi yang sederhana tidak menyelesaikan masalah, sebaiknya segera temui dokter gigi untuk memastikan penyebabnya, sehingga dapat diatasi dengan tepat.
Artikel lainnya: Yuk, Ketahui Jarak dan Jadwal Imunisasi Anak
4. Perlu Anestesi Lebih Banyak Saat Perawatan Gigi
Saat menjalani perawatan gigi, penderita polio memiliki respons yang berbeda terhadap anestesi umum maupun lokal, dibandingkan orang normal. Namun, bukan berarti penderita polio tidak dapat menjalani anestesi, ya.
Ia mungkin memerlukan anestesi lokal lebih banyak dari biasanya saat perawatan gigi. Hal ini disebabkan oleh saraf motorik yang dirusak oleh virus.
Selain itu, penderita polio juga membutuhkan waktu proses pemulihan yang lebih lama.
Sampai saat ini masih belum ada obat atau teknik yang dapat mengatasi penyakit polio. Oleh karena itu, pencegahan adalah satu-satunya upaya yang bisa dilakukan untuk melawan penyakit tersebut, salah satunya vaksinasi polio.
Penerapan gaya hidup sehat juga penting! Utamakan untuk selalu mengonsumsi asupan sehat dan bergizi seimbang, berolahraga teratur, cukup istirahat, dan menjauhi rokok maupun alkohol.
Tak ketinggalan, jaga selalu kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut kamu. Dengan begitu, kesehatan tubuh secara keseluruhan bisa ikut terjaga.
Tanya dokter gigi di aplikasi KlikDokter yang lebih cepat kalau kamu punya keluhan pada gigi dan mulut. #JagaSehatmu!
(FR/JKT)
Referensi:
Medicina Oral Patología Oral Y Cirugia Bucal. Diakses 2022. Comparative assessment of Oral Hygiene and periodontal status among children who have Poliomyelitis at Udaipur city, Rajasthan, India.
Polio Australia. Diakses 2022. The late effects of polio.