Kesehatan Mental

Pentingnya Merawat Inner Child untuk Kesehatan Mental

Christovel Ramot, 11 Okt 2023

Ditinjau Oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog

Tahukah kamu bahwa ternyata inner child itu harus dirawat dengan baik? Bahkan merawat inner child ini bermanfaat bagi mentalmu, lho!

Pentingnya Merawat Inner Child untuk Kesehatan Mental

Dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia (World Mental Health Day) dan Bulan Kesehatan Mental, tahun ini KlikDokter mengambil tema besar “Inner Child” sebagai pesan utama yang akan dibahas pada bulan Oktober ini.

Inner child sendiri adalah konsep dalam psikologi yang merujuk pada bagian dalam diri kita yang masih mempertahankan pengalaman, emosi, dan kenangan dari masa kecil.

Merawat inner child adalah salah satu aspek penting dalam menjaga kesehatan mental orang dewasa.

Bersama Psikolog Iswan Saputro dan tim content KlikDokter, kita akan menjelajahi mengapa merawat inner child menjadi penting, serta alasan psikologis yang mempengaruhi kecenderungan orang dewasa untuk membeli barang-barang atau menonton film yang mengingatkan mereka akan masa kecil.

Alasan Kamu Perlu Merawat Inner Child

Inner child bukan sesuatu yang buruk, justru bisa dirawat dan diolah dengan baik supaya mental kamu selalu sehat.

Berikut berbagai alasan psikologis kenapa kamu harus merawat inner childmu dengan baik.

1. Pengalaman Masa Kecil Membentuk Kepribadian

Kondisi psikologis masa dewasa juga dipengaruhi oleh bagaimana pengalaman masa kecil, baik pengalaman yang tidak menyenangkan atau yang berkesan baik. Pengalaman ini membentuk memori yang kuat dan bahkan masih terbawa hingga usia dewasa.

Dengan menyadari bagaimana pengalaman-pengalaman masa kecil akan memudahkan seseorang memahami bagaimana kebiasaan atau kepribadian saat dewasa. Pengalaman masa kecil membentuk bagaimana seseorang akan berperilaku, merespon masalah, dan bersosialisasi.

Pengalaman traumatis masa kecil dapat membentuk pribadi dewasa yang kesulitan dalam mengelola emosi dan hubungan interpersonal. Dengan menyadari adanya pengalaman ini membuat seseorang tahu bagaimana merawat inner child, baik dengan bantuan profesional atau berproses secara mandiri.

Artikel Lainnya: Trauma pada Anak Bisa Ganggu Karakternya Saat Dewasa

2. Membantu Berdamai dengan Trauma

Pengalaman traumatik atau negatif di masa kecil seperti kekerasan, pelecehan atau kehilangan memang akan terkenang cukup lama. Dengan menyadari inner child dapat membantu seseorang berdamai dan merespon trauma menjadi lebih baik dan tenang. kamu bisa didampingi psikolog untuk menjalani psikoterapi atau konseling.

3. Melatih kreativitas dan imajinasi

Imajinasi anak-anak memang tidak perlu perlu diragukan. Merawat inner child dengan nostalgia atau mengingat betapa luasnya imajinasi masa kecil dapat melatih kreativitas saat ini. Kreativitas ini kemudian bisa diterapkan dalam pekerjaan, hobi, dan kehidupan sehari-hari.

Kreativitas saat merawat inner child juga bisa dituangkan dalam bermusik, seni menggambar, atau karya tulis yang membutuhkan imajinasi.

4. Mengembangkan Hubungan yang Lebih Sehat

Merawat inner child dapat membantu kamu mengevaluasi dan memiliki hubungan yang lebih sehat saat ini. Pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan dapat disikapi dengan lebih positif ketika kamu merawat inner child dengan lebih baik. Pendampingan psikolog dapat membantu kamu mengidentifikasi pola-pola hubungan yang perlu diperbaiki.

Artikel Lainnya: Bukan Cengeng, Kita juga Bisa Menangis Ketika Sangat Marah

5. Menambah Kemampuan dalam Mengelola Emosi

Pengalaman tidak menyenangkan di masa kecil seringkali membuat tidak nyaman untuk diingat kembali. Namun, terhubung kembali dengan masa lalu dapat membantu kamu lebih bisa menghargai diri, proses, dan pencapaian saat ini. Terhubung kembali dengan pengalaman masa kecil dapat membantu kamu lebih terkendali dan sejahtera secara emosional.

Alasan Orang Dewasa Suka Beli Barang Pengingat Masa Kecilnya

Serunya Bermain Sepak Bola bersama Ayah (Jarun Ontakrai/Shutterstock)

Merawat inner child memberikan sensasi nostalgia dan menimbulkan dorongan untuk mengulanginya kembali saat dewasa. Sebagai contoh, hal ini yang menjelaskan beberapa orang dewasa kerap membeli mainan masa kecilnya karena memiliki nilai emosional yang personal. Bahkan bagi beberapa orang memilih menjadi kolektor boneka, mainan, atau barang-barang masa kecil yang salah satunya dipengaruhi oleh inner child. Ternyata perilaku seperti tersebut memiliki alasan psikologis tersendiri, lho. Apa saja? Yuk, simak berikut ini!

1. Nostalgia dan Kenangan Bahagia

Dorongan psikologis yang membuat orang dewasa memiliki atau membeli barang-barang pada masa kecil adalah adanya sensasi nostalgia.

Barang-barang seperti koleksi robot-robotan, hotwheels, atau boneka Barbie dapat membawa kembali kenangan bahagia dan momen-momen indah dalam masa kecil.

Nostalgia adalah cara untuk merasakan kembali perasaan bahagia tersebut atau hanya untuk mengenang masa kecil yang membahagiakan.

2. Pelarian dari Realitas

Bertambahnya tanggungjawab atau tuntutan menjadi sumber stres yang tidak berkesudahan.

Terkoneksi kembali dengan inner child bisa membantu kamu merasa tenang dan mengambil jeda dari realitas yang melelahkan.

Melihat atau memegang barang-barang tersebut bisa memberikan kenyamanan dan rasa tenang, seperti "mengembalikan waktu" ke saat-saat yang lebih sederhana.

Artikel Lainnya: Tanda Seseorang Sudah Pulih dari Trauma

3. Pemenuhan Kebutuhan Emosional yang Tidak Terpenuhi

Beberapa orang dewasa mungkin merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup perhatian, cinta, atau dukungan emosional saat masa kecil.

Membeli barang-barang yang mengingatkan mereka pada masa kecil adalah cara untuk mencoba memenuhi kebutuhan emosional yang mungkin tidak terpenuhi pada saat itu. Barang-barang tersebut dapat menjadi pengganti sementara untuk perasaan yang hilang.

4. Menghadapi Konflik Internal

Beberapa orang dewasa mungkin mengalami konflik internal tentang penerimaan diri mereka sendiri atau perasaan rendah diri.

Barang-barang yang mengingatkan masa kecil dapat menjadi cara untuk menghadapi konflik ini.

Mereka mungkin merasa lebih diterima atau lebih berharga ketika mereka mengumpulkan barang-barang yang memicu kenangan masa kecil yang positif.

5. Koneksi dengan Identitas dan Kreativitas

Ketika seseorang membeli barang yang mengingatkan mereka akan masa kecil, mereka juga dapat merasa lebih terhubung dengan identitas dan kreativitas mereka.

Ini adalah cara untuk menghidupkan kembali minat, hobi, atau aspirasi yang mungkin mereka miliki saat masih anak-anak. Ini bisa memberikan perasaan pencapaian dan memperkuat rasa identitas mereka.

Artikel Lainnya: Tanda-Tanda Seseorang Belum Dewasa secara Emosional

6. Pencarian untuk Menciptakan Pengalaman Positif

Dalam beberapa kasus, membeli barang yang mengingatkan pada masa kecil juga dapat menjadi cara untuk menciptakan pengalaman positif.

Orang dewasa mungkin ingin memberikan diri mereka atau orang yang mereka cintai pengalaman yang mirip dengan kenangan masa kecil mereka.

Ini bisa berupa mengumpulkan mainan atau membeli barang yang mereka nikmati sebagai anak-anak, seperti bersepeda atau bermain video game.

7. Keinginan untuk Mempertahankan Koneksi dengan Anak-Anak Mereka

Bagi beberapa orang dewasa yang sudah menjadi orang tua, membeli barang yang mengingatkan mereka pada masa kecil juga bisa menjadi cara untuk mempertahankan koneksi dengan anak-anak mereka.

Mainan atau barang-barang yang dulu mereka nikmati dapat menjadi alat untuk bermain bersama anak-anak mereka, menciptakan momen berharga bersama.

Nah, dengan memahami dan membaca tentang pemaparan di atas, kini kita lebih tahu bahwa dengan merawat inner child secara sadar, kita dapat mencapai keseimbangan psikologis yang lebih baik dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.

Jika kamu butuh bantuan psikolog, jangan ragu untuk melakukan konseling bersama psikolog di KlikDokter, ya!

  • Useful life lessons for health and well-being: adults’ reflections of childhood experiences illuminate the phenomenon of the inner child - Department of Health Sciences, Luleå University of Technology, Luleå, Sweden - Margareta Sjöblom, Kerstin Öhrling & Catrine Kostenius - 2018