Psikologi Keluarga

Sikap Orangtua Terhadap Pelecehan Seksual pada Anak

Tri Yuniwati Lestari, 30 Jun 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Kasus pelecehan anak yang terjadi semakin mengkhawatirkan. Apa yang sebaiknya orangtua lakukan saat anak mengalami pelecehan? Berikut penjelasannya.

Sikap Orangtua Terhadap Pelecehan Seksual pada Anak

Kejadian anak mengalami pelecehan seksual masih saja terjadi. Pelecehan seksual terhadap anak adalah perilaku orang dewasa atau anak yang lebih besar pada anak kecil dalam aktivitas seksual apa pun, baik dengan kontak fisik maupun tidak.

Bentuk pelecehan seksual pada anak antara lain pemerkosaan, menyentuh bagian tubuh pribadi, menunjukkan alat kelamin ataupun memaksa anak menunjukkannya, berkomentar hal seksual kepada anak, dan memperlihatkan pornografi.

Tanda-tanda anak mengalami pelecehan antara lain menghindari kontak fisik, perdarahan atau memar pada alat kelamin, infeksi jamur, fobia ataupun ketakutan berlebih yang muncul tiba-tiba, sulit berjalan atau duduk, dan menunjukkan tanda stres atau depresi.

Lantas, apa yang harus dilakukan ketika anak mengalami pelecehan seksual? Berikut cara mengatasinya:

1. Usahakan Tetap Tenang dan Tidak Panik

Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, rasa sedih, marah, takut, dan lain-lain wajar dirasakan saat mengetahui anak menjadi korban pelecehan seksual.

Namun, Gracia menyarankan orangtua untuk bersikap tenang saat menghadapi masalah itu, terutama sebagai pihak pertama yang dicari anak saat dalam kondisi tidak menyenangkan.

Artikel lainnya: Cara Tepat Lindungi Anak dari Pelecehan Seksual

“Ketika anak mengungkapkan kondisi yang ia alami, sebisa mungkin orangtua mendengarkan dulu dengan saksama dan tenang. Jika merasa kesulitan mengatur emosi, minta waktu sejenak untuk menenangkan diri baru kembali mendengarkan,” ucapnya. 

Setelah cukup tenang, barulah tanyakan kepada anak apa yang ia rasakan. Apakah anak merasa takut, cemas, atau bingung? Berikan situasi yang aman dan nyaman untuk anak bercerita. 

2. Dengarkan Cerita Anak Tanpa Menghakimi

Kemudian, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, mengatakan orangtua perlu mendengarkan cerita anak tanpa menghakimi perasaan ataupun kondisi yang ia alami saat menjadi korban pelecehan. 

“Dengarkan apa yang disampaikan oleh anak. Jangan buru-buru memotong dan memberikan banyak pertanyaan untuk segera ia jawab. Karena, itu dapat membuat anak merasa bingung dan tertekan,” jelas Ikhsan. 

Jadi, cobalah memberikan perhatian penuh, kasih sayang, dan kepercayaan atas apa yang disampaikan anak. 

3. Gunakan Contoh Ketika Bertanya

Untuk anak kecil yang belum mampu mendeskripsikan sesuatu, Ikhsan menyarankan orangtua untuk bertanya kepada anak dengan lembut namun tetap detail. Peragakan atau contohkan juga tindakan yang terjadi padanya.

Contohnya, "Mama ingin tanya ke kamu, tadi kamu dipegang pahanya oleh om itu?” Tanya sambil memeragakannya pada paha sendiri. 

Lihat respons anak, apakah bilang “ya” atau “tidak”. Tanyakan juga bagian-bagian tubuh lain yang diduga dilecehkan pelaku.

Setelah itu, kenali perubahan perilaku dan emosi pada anak. Misalnya, anak menjadi takut pada sosok yang lebih dewasa padahal sebelumnya tidak. 

4. Berikan Dukungan

Support orangtua dalam mendampingi anak diperlukan. Cara mengatasi anak yang mengalami pelecehan seksual ini begitu penting perannya.

Dukungan dapat diberikan dengan memercayai cerita anak dan meyakinkannya bahwa orangtua akan memberikan perlindungan. Ucapkan terima kasih kepada anak karena mau bercerita dan tidak menyimpan rahasia.

 

1 dari 1

5. Cerita kepada Orang yang Bisa Dipercaya

Mendengar bahwa anak menjadi korban pelecehan seksual pastinya menimbulkan rasa sedih, kecewa, dan emosi. Namun, usahakan emosi negatif yang muncul disalurkan dengan baik.

Jangan ragu untuk cerita kepada pasangan, teman, atau anggota keluarga yang dapat dipercaya. Hal ini bisa membantu menguatkan diri saat terpukul mengetahui anak mengalami pelecehan. 

6. Bawa Anak ke Tenaga Profesional

Orangtua juga perlu mempertimbangkan membawa anak ke tenaga profesional seperti psikolog untuk mendapatkan pemulihan psikis yang lebih tepat.

“Akan lebih baik lagi setelah itu bawa anak ke psikolog anak. Karena, khawatir anak belum bisa memproses yang sedang terjadi pada dirinya, sehingga anak memilih untuk memendamnya atau tidak bisa menceritakan apa yang ia rasakan,” ucap Ikhsan. 

Dengan bantuan profesional, anak akan dibantu untuk mengenali apa yang sebenarnya dirasakan atau dialami. 

Artikel lainnya: Waspada, Ini Bentuk Pelecehan Seksual yang Perlu Anda Ketahui

Tidak hanya anak, orangtua juga bisa melakukan konseling dengan psikolog. Langkah ini bertujuan untuk mengetahui cara menghadapi anak yang mengalami pelecehan seksual.   

7. Memeriksakan Anak ke Dokter

Pada kondisi tertentu, orangtua bisa membawa anak untuk cek kesehatan dengan dokter. Dokter Dyah Novita Anggraini menjelaskan, anak korban pelecehan seksual bisa diperiksa, tapi harus lapor ke polisi dulu. Nantinya, visum bisa didapatkan untuk cek kesehatan.

“Polisi akan buat surat permohonan tertulis kepada dokter agar melakukan pemeriksaan terhadap anak. Setelah diperiksa, dokter nanti akan membuat laporan tertulis dalam bentuk surat bernama visum et repertum,” jelas dr. Dyah Novita.

“Di rumah sakit bisa langsung periksa. Tapi, kalau tidak ada visum, tidak bisa buat bukti lapor polisi, jadi hanya keterangan status kesehatan mengenai kondisi saat itu dari rumah sakit,” ungkapnya.

8. Laporkan kepada Pihak Berwajib

Jangan ragu untuk melaporkan kasus pelecehan seksual pada anak! Laporkan kepada pihak berwajib atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia agar diproses lebih lanjut. 

Tindakan ini sangat berarti demi mencegah munculnya korban berikutnya. Penjahat pelecehan seksual pun dapat diproses secara hukum.

Ayah dan Bunda, terus dampingi anak ketika mengalami kejadian traumatis seperti pelecehan seksual. Berikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan agar anak tetap bisa ceria menjalani hidupnya.

Bila butuh saran lebih lanjut, bisa konsultasi dengan psikolog lebih praktis di aplikasi KlikDokter. Dukung tumbuh kembang fisik dan mental anak dengan optimal bersama KlikDokter!

(FR/JKT)

Referensi:

Child and Adolescent Psychiatric Clinics of North America. Diakses 2022. Child Sexual Abuse.

Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health. Diakses 2022. Lessons learned from child sexual abuse research: prevalence, outcomes, and preventive strategies.

Raising Children Network Australia. Diakses 2022. Child sexual abuse: what it is and what to do.

Ditinjau oleh Gracia Ivonika M.Psi., Psikolog dan Ikhsan Bella Persada M.Psi., Psikolog, dan dr. Dyah Novita Aggraini

Pelecehan Seks Anak