Bicara tentang perselingkuhan seakan tak ada habisnya. Sebab, standar selingkuh setiap orang dapat beda-beda. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda pernah terjebak dalam perselingkuhan?
Perlu diketahui, masyarakat umumnya membagi selingkuh menjadi dua: selingkuh fisik (ketertarikan seksual) dan selingkuh emosional (benar-benar pakai hati). Di antara keduanya, selingkuh emosional katanya lebih berbahaya. Benarkah begitu?
Apa itu Selingkuh Emosional?
Selingkuh emosional umumnya dimulai dari sebuah persahabatan. Dengan menginvestasikan energi emosional dan waktu satu sama lain, persahabatan lama-kelamaan akan membentuk ikatan emosional yang kuat.
Pada akhirnya, hal tersebut akan merusak keintiman hubungan dengan pasangan masing-masing.
Ada orang yang menganggap bahwa selingkuh emosional yang mengedepankan hati dan perasaan tidaklah berbahaya. Namun sayangnya, para pakar justru berpendapat sebaliknya.
Jenis selingkuh nonfisik ini merupakan pintu gerbang yang menyebabkan perselingkuhan seksual. Di sisi lain, perselingkuhan fisik atau seksual jarang yang berujung ke hubungan emosional kuat karena hanya untuk memuaskan hasrat.
Tidak heran, para ahli mengatakan bahwa selingkuh emosional dapat menjadi akar dari permasalah besar.
Apa Tanda-Tanda Selingkuh Emosional?
Selingkuh hati dapat dikenali. Jika Anda merasa pasangan memiliki tanda seperti di bawah ini dengan orang lain, maka berhati-hatilah!
- Secara langsung atau tidak langsung sering meminta waktu untuk sendiri. Ini biasanya dilakukan saat pasangan Anda hendak berkomunikasi dengan selingkuhannya.
- Si teman atau sahabat ini memahami pasangan Anda jauh lebih baik daripada Anda sendiri. Dengan kata lain, pasangan Anda sudah menunjukkan sisi dalamnya kepada si sahabat.
- Pasangan Anda memberikan hadiah pribadi kepada teman atau sahabatnya tersebut. Umumnya, kalau sudah punya pasangan, seseorang akan membelikan kado dengan cara patungan. Ini bisa mencegah terjadinya salah paham.
- Keintiman hubungan dengan Anda menjadi berkurang. Dia justru lebih antusias jika berbicara tentang orang itu.
- Lebih senang berbagi dengan sahabatnya ketimbang dengan pasangannya sendiri.
- Jadi lebih sering melamun.
Tidak hanya itu, pasangan juga akan cenderung berkelit ketika Anda menunjukkan rasa cemburu.
Ia akan mengatakan, “kami hanya berteman/bersahabat.” Bahkan, dia cenderung membelanya ketimbang menghargai perasaan Anda sebagai pasangannya yang sah.
Jika memang benar tidak ada hubungan yang spesial, dia mungkin akan selalu mengajak Anda sebagai pasangannya ketika hendak bertemu dengan sahabat-nya itu.
Anda diperbolehkan untuk datang menjemput saat pasangan dan ‘sahabat’-nya selesai beraktivitas bersama. Ponsel pun akan selalu terbuka, tidak ada yang perlu dihapus atau disembunyikan.
Artikel Lainnya: Hentikan Kebiasaan Selingkuh dengan 6 Tips Ini!
Apakah Dampak Selingkuh Emosional Jauh Lebih Berbahaya dari Selingkuh Fisik?
Menanggapi pertanyaan tersebut, begini penjelasan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.
“Pada dasarnya, selingkuh hati maupun selingkuh fisik sama-sama tidak baik. Namun, selingkuh hati lebih memberikan kenyamanan, perasaan jatuh cinta momen kencan, membiarkan satu sama lain membuka sisi rapuh, membiarkan satu sama lain saling terikat dalam pemikiran-pemikiran hangat,” katanya.
“Jadinya, ya, memang (selingkuh emosional) dapat lebih membekas. Ini yang kesannya bikin selingkuh emosional jadi lebih bahaya daripada selingkuh fisik,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Ikhsan juga mengatakan, orang-orang yang telah melakukan selingkuh fisik umumnya tidak menyadari bahwa dirinya telah ‘membagi hati’.
“Ditambah lagi, kadang orang akan menganggap selingkuh itu harus sampai berhubungan badan. Padahal tidak mesti begitu. Sesuatu yang sudah melibatkan perasaan itu memang lebih deep dan justru susah diakhiri,” tutur Ikhsan.
“Untuk dampaknya terhadap korban, tentu sama. Ada perasaan kecewa dan sakit hati. Pasangan juga jadi lebih sulit percaya lagi dengan pelaku. Korban merasa diabaikan, jadi insecure dan merasa tidak berharga,” sambung Ikhsan, melengkapi penjelasan.
Artikel Lainnya: Dampak Orang Tua Selingkuh terhadap Perkembangan Anak
Hentikan Perselingkuhan dengan Cara Ini
Selingkuh hati umumnya terjadi karena ada masalah mendasar dalam hidup dan hubungan Anda. Dengan kata lain, ada yang “hilang” sehingga membuat seseorang rentan terhadap godaan.
Jadi, beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghentikan jenis selingkuh nonfisik ini, antara lain:
- Bereskan dulu masalah di dalam hubungan Anda. Saling benahi diri demi kelanjutan hubungan jika sama-sama masih cinta.
Jika sudah beres, biasanya keinginan untuk mencari sesuatu dari orang lain akan hilang dengan sendirinya.
- Coba pakai sudut pandang korban. Bagaimana jika Anda yang diperlakukan seperti itu? Pasti sakit hati, bukan?
Jadi, sebelum semakin jauh, lebih baik hentikan sekarang juga. Ingat, apa yang disemai, itulah yang akan dituai.
- Selingkuh itu salah, apa pun alasannya. Tekankan dalam diri bahwa jika ada masalah, maka yang harus dilakukan adalah diselesaikan, bukan mencari pelarian.
- Jika memang butuh bantuan pihak ketiga, jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan psikolog pernikahan.
- Ikut sertakan pasangan di setiap aktivitas bersama sahabat atau teman. Ini untuk memulihkan kepercayaan dan meminimalkan kecemburuan.
Jika memang masih sangat sakit hati, jangan paksakan untuk terlibat dalam aktivitas yang sama dengan teman tersebut.
- Tidak usah langsung bermusuhan. Hal yang terpenting, kurangi kualitas, intensitas, dan frekuensi komunikasinya.
- Bersyukurlah terhadap apa yang sudah dimiliki. Ingat, tidak ada yang sempurna di dalam hidup ini.
- Jika hubungan dengan pasangan memang sudah tak bisa diperbaiki lagi, mengakhiri jauh lebih baik daripada mengkhianati. Jangan langsung dekat atau menjalin hubungan baru dengan orang lain.
Beri waktu pada diri sendiri untuk introspeksi dan ‘beristirahat’ dari sebuah komitmen.
Tak ada yang baik dari selingkuh emosional dan selingkuh fisik, apalagi jika Anda sudah berkeluarga. Jadi, pikir-pikir lagi jika Anda hendak berpikir untuk melakukan hal tersebut.
Bila Anda masih punya pertanyaan terkait kesehatan mental ataupun fisik, konsultasikan hal tersebut pada psikolog dan dokter lewat fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
(NB/AYU)