Relationship

Cara Menghilangkan Trauma Kekerasan dalam Rumah Tangga

Korban kekerasan dalam rumah tangga bisa mengalami trauma psikologis. Ketahui 5 cara menghilangkan trauma KDRT di sini.

Cara Menghilangkan Trauma Kekerasan dalam Rumah Tangga

Selebgram Cut Intan Nabila telah menjadi perbincangan hangat karna telah dianiaya oleh suaminya AT. Tindak kekerasan tersebut telah terekam CCTV dan diunggah di Instagram oleh sang istri.

Intan mengaku sudah menjadi korban KDRT suaminya selama 5 tahun. Selain KDRT sang suami juga berselingkuh, sehingga sang istri sudah muak dengan kelakuannya dan mengunggah rekaman CCTV tersebut.

Membahas tentang KDRT, sebenarnya selain menimbulkan luka fisik, kekerasan dalam rumah tangga bisa menyebabkan trauma psikologis bagi korban. Bahkan, trauma bisa menyebabkan korban KDRT mengalami post traumatic stress disorder (PTSD).

Gangguan mental yang muncul akibat pengalaman traumatis ini bisa mengubah cara korban KDRT berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Contoh perubahan yang dialami, misalnya jadi sulit memercayai orang lain.

Kendati dampaknya berkepanjangan, ada sejumlah cara menghilangkan trauma kekerasan dalam rumah tangga yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Sadari Bahwa Hubungan Tersebut Tidak Sehat

Pertama, cara menghilangkan trauma KDRT yang paling penting dilakukan adalah menyadari bahwa hubungan yang dijalani tidak sehat. Sayangnya, beberapa korban sering kali tidak bisa mengenali hal tersebut. Karena kasus KDRT tidak selalu berupa tindak kekerasan fisik.

Meski trauma kekerasan dalam rumah tangga bisa membuatmu sulit berpikir secara objektif, penting untuk memahami bahwa kondisi ini bukanlah salahmu.

Artikel lainnya: Kenali Bentuk dan Tanda Kekerasan Rumah Tangga

2. Mulai Cintai Diri Sendiri

Mulai Cintai Diri Sendiri

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog menyarankan agar melakukan self care. Caranya bisa dengan mengonsumsi makanan sehat ataupun rutin beraktivitas fisik, seperti olahraga.

Lakukan juga relaksasi atau meditasi yang bertujuan untuk menstabilkan emosi negatif yang dirasakan. Kamu juga dapat berinteraksi sosial. Kenali orang-orang yang memang bisa memberikan dukungan untukmu.

Saat merasa sedang tidak baik-baik saja, Kamu bisa mengutarakan apa yang dirasakan kepada mereka. Pikiran dan emosi negatif yang dirasakan pun bisa disalurkan dengan bercerita.

3. Temui Tenaga Profesional

Untuk mengatasi trauma KDRT, Psikolog Ikhsan menuturkan bahwa dibutuhkan proses dan usaha yang cukup besar, baik dari individu maupun orang sekitar.

“Apabila mengalami trauma dan dampak trauma itu mengganggu kehidupan, maka sebisa mungkin segera cari bantuan tenaga profesional untuk melakukan konseling. Biasanya butuh psikoterapi untuk mengatasi trauma tersebut,” sarannya.

Cara mengatasi trauma KDRT ini dapat membantumu memberikan ruang untuk diri sendiri dan mengekspresikan emosi. Berdasarkan Psychology Central, ada beberapa psikoterapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma.

Jenis psikoterapi yang dimaksud, yaitu terapi pemrosesan kognitif, terapi paparan berkepanjangan, terapi perilaku kognitif, hingga terapi sistem keluarga internal.

Terapi bertujuan membantu korban KDRT memahami peristiwa traumatis sehingga bisa mendukung proses penyembuhan. Meski trauma akan tetap ada, terapi bisa membantu menetralkan respon korban terhadap trauma yang dialami.

Artikel lainnya: Alasan Korban KDRT Enggan Melaporkan Kasusnya

4. Perbaiki Gaya Hidup

Apabila Kamu merasa bahwa trauma telah menyebabkan banyak perubahan pada diri sendiri, cobalah mulai perbaiki gaya hidup.

Hal ini bisa dilakukan dengan mencukupi kebutuhan nutrisi, berolahraga, memiliki pola tidur yang baik, kurangi stres, dan mencari relasi sosial yang mendukung.

5. Mendefinisikan Ulang Diri Sendiri

Ketika Kamu perlahan menyadari dampak trauma KDRT yang dialami, cobalah definisikan kembali diri sendiri dan susun masa depan yang baru. Psikolog Ikhsan menuturkan bahwa proses penyembuhan trauma membutuhkan waktu.

Hal ini tergantung seberapa kuat pengalaman traumatik yang dialami dan bagaimana korban memaknai peristiwa tersebut. “Jadi, tidak ada waktu pasti kapan individu akan pulih dari trauma. Karena bisa saja peristiwa traumatik itu tetap ada di ingatan.

Namun, setelah terapi, korban KDRT bisa lebih mengendalikan perasaan dan pikiran negatifnya jika ada trigger yang terjadi,” ungkapnya. Intinya adalah sabar dalam menjalani proses penyembuhan dan konsisten dalam menjalani terapi.

Artikel lainnya: Benarkah Kebiasaan KDRT Bisa Sembuh?

Penting untuk diingat bahwa korban KDRT memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan dari pihak keluarga, kepolisian, kejaksaan, pengadilan, lembaga bantuan hukum, dan pihak berwenang lainnya. Korban juga berhak memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan medis.

Apabila Kamu mengalami KDRT atau menemukan orang terdekat yang mengalaminya, segera laporkan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI lewat layanan SAPA 129 dengan telepon ke 129. Bisa juga dengan menghubungi Whatsapp di nomor 08111-129-129.

Jangan pernah menyepelekan kejadian KDRT yang dialami. Jelajahi topik kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, hingga hewan peliharaan dengan pilih topik kesehatan yang Kamu inginkan.

Yuk download aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu, ya!

Post Traumatic Stress Disorder
  • Komnas Perempuan. Diakses 2022. Menemukenali Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
  • PsychCentral. Diakses 2022. Can Domestic Violence Cause PTSD?