Relationship

Fenomena Video Call Sex (VCS) di Era Dating Apps dan Langkah Menghindarinya

Christovel Ramot, 16 Nov 2023

Ditinjau Oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog

Masuk ke era teknologi, fenomena video call sex semakin sering terjadi, entah itu dengan pasangan atau bahkan orang asing. Pahami dampak buruk dari video call sex di sini.

Fenomena Video Call Sex (VCS) di Era Dating Apps dan Langkah Menghindarinya

Perkembangan teknologi, aplikasi kencan atau dating apps telah menjadi sarana populer untuk bertemu orang baru di dunia maya.

Upaya untuk lebih mengenal potensi pasangan baru melalui video call seringkali berujung pada sesuatu yang lebih intim dan seksual, yang dikenal dengan istilah Video Call Sex (VCS).

Fenomena ini, yang semakin umum di kalangan anak muda, merupakan topik yang menarik untuk dibahas secara psikologis.

Bersama Psikolog Iswan Saputro dan Tim Konten KlikDokter, kami akan menguraikan fenomena VCS, mengungkapkan risiko yang terkait dengannya, serta memberikan langkah-langkah praktis untuk menghindarinya saat berkenalan melalui aplikasi kencan.

Artikel Lainnya: Punya Panggilan Sayang untuk Pacar, Adakah Manfaatnya?

Dating Apps: Membuka Jendela Dunia Kencan di Dunia Maya

Zaman sekarang telah mengubah cara kita berinteraksi dengan orang lain dalam mencari pasangan atau teman kencan.

Aplikasi kencan atau dating apps telah menjadi alat yang sangat populer untuk mencari potensi pasangan.

Mereka memfasilitasi pertemuan orang-orang dengan cepat, berdasarkan preferensi, minat, dan lokasi geografis.

Di dalam aplikasi ini, berkenalan adalah awal dari potensi hubungan yang lebih dalam. Namun, tidak jarang kejahatan atau penipuan ditemui selama menggunakan aplikasi kencan ini jika tidak berhati-hati.

Artikel Lainnya: Cara Menolak Ajakan Berhubungan Seks dari Pacar

Alih-alih Video Call untuk Saling Mengenal

Video call seharusnya menjadi alat yang efektif untuk lebih mengenal pasangan potensial kita. Ini memberikan kesempatan untuk melihat wajah satu sama lain, berbicara dengan ekspresi, dan mendekati pengalaman nyata, walaupun melalui layar ponsel atau komputer. Namun, sayangnya, dalam beberapa kasus, video call dapat berubah menjadi sesuatu yang lebih intim dan seksual.

Video call sex (VCS) adalah praktik ketika dua orang yang baru saja mengenal satu sama lain melalui dating apps atau media sosial, terlibat dalam aktivitas seksual melalui panggilan video. Ini dapat mencakup tindakan eksplisit, percakapan seksual, atau pameran tubuh bagian intim.

Meskipun VCS dapat menjadi bagian dari keintiman dalam hubungan yang sah seperti dalam pernikahan, ketika terjadi antara individu yang baru saja berkenalan, ini dapat berujung pada masalah hukum dan risiko psikologis. Oleh karena itu, melakukan VCS tidak bisa dilakukan kepada sembarang orang.

Artikel Lainnya: 6 Ciri Pria Pasif Agresif yang Harus Diketahui

Risiko Melakukan Video Call Sex

Video Call

Risiko dan implikasi yang ditimbulkan dapat sangat beragam, dan penting untuk dipahami agar kamu dapat membuat keputusan yang bijak saat terlibat dalam aktivitas semacam ini.

1. Risiko Psikologis

VCS dapat mempengaruhi kondisi psikologis yang melakukannya. Jika dilakukan berlebihan tanpa adanya kontrol diri dapat menyebabkan adiksi untuk memenuhi hasrat seksual.

Dorongan seksual memiliki kecenderungan untuk segera dipuaskan dan seringkali VCS jadi cara yang dipilih.

Kepuasan seksual yang diperoleh melalui VCS perlu dikendalikan agar tidak mempengaruhi kontrol diri dan harga diri yang melakukannya.

Hal ini penting disadari sehingga kamu dapat mendapatkan kepuasan seksual dalam hubungan dengan cara yang baik.

Selain itu, kepuasan seksual yang diperoleh secara digital dapat bergeser pada akses konten pornografi.

Kepuasaan seksual yang diperoleh secara digital secara berlebihan dapat berdampak pada kualitas hubungan seks dan intimasi dalam dunia nyata.

Kepercayaan diri dalam melakukan hubungan seks akan terdampak ketika sudah kecanduan dengan aktivitas seksual di dunia maya.

2. Risiko Sosial

Perkembangan teknologi membuat penyebaran informasi menjadi tidak terbatas dan sulit dikendalikan. 

Keamanan digital perlu kamu sadari dan jaga agar aktivitas VCS tidak tersebar dan dikonsumsi oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.

Konten yang diperoleh dari VCS dapat berujung pada tindakan pemerasan atau ancaman, yang biasa dikenal dengan istilah revenge porn.

Revenge porn adalah perilaku menyebarkan konten asusila untuk kepentingan pribadi, seperti pemerasan, ancaman, atau manipulasi psikologis agar korban mengikuti perintah pelaku.

Jika aktivitas VCS yang sifatnya sangat pribadi diketahui oleh orang tidak bertanggungjawab dapat menyebabkan label negatif secara sosial atau bahkan sanksi sosial karena dianggap sebagai pelaku aktivitas asusila.

3. Risiko Hukum

Ketika VCS dilakukan tanpa persetujuan (consent) salah satu pihak maka dapat berujung pada perilaku pelecehan seksual.

Pelecehan seksual dengan adanya bukti digital dapat mengarah pada pelanggaran hukum serta akan berdampak secara psikologis dan sosial bagi korban.

Penyalahgunaan konten VCS yang diunggah di internet juga berisiko sebagai penyebaran konten pornografi yang ilegal.

Kehatian-hatian dalam melakukan aktivitas seksual secara digital perlu kamu sadari agar tidak mendapatkan konsekuensi hukum dari yang telah dilakukan.

Artikel Lainnya: 7 Manfaat Pillow Talk Demi Hubungan Harmonis

Langkah-Langkah untuk Menghindari Video Call Sex (VCS)

Saat berkenalan melalui aplikasi kencan atau dating apps, ada beberapa langkah-langkah yang dapat kamu ambil untuk menghindari terlibat dalam VCS yang tidak diinginkan.

1. Tetapkan Batasan dari Awal

Kamu penting untuk tetap memiliki batasan (self-boundaries) dengan pasangan atau orang yang kamu sukai. Belajar dan beranilah untuk berkata tidak untuk terlibat dalam aktivitas VCS yang tidak diinginkan.

Batasan ini perlu dikomunikasikan dengan pasangan atau orang yang kamu sukai untuk menjaga diri dari risiko negatif VCS dan aktivitas digital lainnya baik secara psikologis, sosial maupun hukum.

2. Beri Waktu untuk Mengenal Lebih Lanjut

VCS bukan menjadi penentu utama baik atau buruknya seseorang. Tidak mudah luluh atau tergoda dengan ajakan VCS adalah prinsip yang perlu kamu latih.

Kamu dapat mengenali kepribadian, nilai-nilai atau minat seseorang dari cara lain secara langsung tanpa melalui aktivitas digital.

3. Gunakan Aplikasi Kencan yang Aman

Pilih aplikasi kencan dengan fitur keamanan yang kuat agar kamu terhindar dari eksploitasi seksual melalui internet. Kamu dapat melaporkan akun atau aktivitas yang dinilai atau berpotensi melecehkan.

Hati-hati dengan aplikasi kencan yang memiliki reputasi buruk atau kurangnya kontrol terhadap penggunaannya. Gunakan aplikasi yang memiliki regulasi ketat dan pedoman perilaku.

4. Pentingnya Privasi Pribadi

Hindari untuk memberikan akses informasi pribadi, seperti alamat rumah, nama lengkap, pekerjaan secara spesifik, dan data lainnya dalam masa perkenalan awal.

Aplikasi kencan bisa menjadi ancaman privasi bagi jika kamu tidak hati-hati dalam menggunakannya.

5. Pendidikan Diri

Edukasi diri sendiri terkait risiko dan konsekuensi yang dapat muncul dari VCS bisa membuat kamu berpikir berulang kali untuk menerima ajakan atau melakukannya.

Jangan ragu untuk mencari informasi tambahan tentang hukum yang berkaitan dengan VCS dalam yurisdiksi.

6. Insting Pribadi

Dengarkan dan percaya insting kamu. Jika sesuatu terasa tidak benar atau tidak nyaman, jangan ragu untuk menghentikan komunikasi dengan individu tersebut.

Fenomena Video Call Sex (VCS) adalah bagian dari realitas digital saat ini, tetapi memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Penting untuk menjaga batas, berkomunikasi dengan jelas, dan menggunakan aplikasi kencan yang aman.

Selalu utamakan keamanan pribadi dan pertimbangkan implikasi hukum ketika berkenalan dengan orang baru melalui dating apps. Dengan langkah-langkah yang bijak, kamu dapat menghindari risiko VCS dan menjaga pengalaman berkenalan menjadi lebih positif dan aman.

Mengutamakan kesehatan mental dan emosional kamu dalam hubungan di dunia maya adalah langkah penting untuk menjaga diri dari dampak negatif yang mungkin terjadi.

Bila kamu butuh konsultasi dengan dokter. Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter psikologi, melalui aplikasi dan layanan di KlikDokter.

#Jaga Sehatmu Selalu

  • Cunningham, S., et al. (2018). Behind the screen: Commercial sex, digital spaces and working online.
  • Hunt, J. (2016). Beyond 'sexting': Consent and harm minimization in digital sexual cultures.
  • Tin, J. J., et al. (2021). Potential benefits of sexting among long-term monogamous romantic partners [Abstract].