Punya gebetan, nge-date, dan jatuh cinta adalah pengalaman universal yang mewarnai kehidupan. Namun, pengalaman itu tak bisa dirasakan semua orang, karena ada orang yang sulit atau tak bisa jatuh cinta. Kondisi ini dikenal sebagai aromantis.
Sebagai catatan, aromantis berbeda dengan aseksual. Aseksual adalah orang-orang yang tidak mengalami ketertarikan seksual, tetapi tetap bisa merasa jatuh cinta.
Aromantis, Apa Itu?
Ada orang-orang yang lebih nyaman dengan status jomlo atau pada dasarnya memang tidak merasakan ketertarikan yang romantis terhadap orang lain, yang membuatnya tak ingin menjalin hubungan asmara. Jadi, pacaran atau menikah tak ada dalam kamus aromantis.
"Aromantis itu memang kondisi seseorang yang tidak tertarik atau tidak berminat menjalin hubungan romantik dengan orang lain. Mereka tak ingin pacaran, apalagi menikah,” ujar Ikhsan Bella Persada, M.Psi, psikolog dari KlikDokter.
Artikel lainnya: Berstatus Single, Ini Manfaat Jomlo untuk Kesehatan Mental
Sebetulnya, pada beberapa kasus orang-orang yang aromantis tetap bisa menjalin hubungan eksklusif dengan orang lain, misalnya pacaran atau menikah. Namun, dalam hubungan tersebut tidak ada kualitas emosional cinta romantis seperti pada umumnya.
Meski orang-orang yang aromantis tak mampu memiliki koneksi emosional dengan orang lain, bukan berarti memang tak punya kemampuan atau insting untuk lebih terkoneksi.
“Kalau untuk menjalin hubungan dengan orang lain, mereka hanya ingin dekat saja atau akrab. Namun, untuk menjalin hubungan romantis, mereka tak akan mau,” Ikhsan melanjutkan.
Meski sebagian orang-orang yang aromantis juga bisa aseksual, pada dasarnya mereka bisa menikmati seks tanpa keromantisan, sementara orang-orang yang aseksual bisa tetap menjalin hubungan romantis tapi tanpa seks.
Penyebab Seseorang Menjadi Aromantis
Menurut Ikhsan, menjadi aromantis bisa menjadi pilihan masing-masing pribadi. Selain itu, kondisi ini juga bisa dipicu karena pengalaman yang tidak menyenangkan.
“Seseorang jadi aromantis bisa karena pengalaman traumatis, sehingga pada akhirnya mereka hanya mau menjalin hubungan pertemanan,” kata Ikhsan lagi.
Perlu diingat bahwa orang-orang yang aromantis tak berarti punya pandangan hidup yang sinis dan/atau penyendiri.
Memang, pada orang-orang yang tak punya kondisi aromantis, cinta romantis itu diperlukan sebagai salah satu kebahagiaan, karena memang mereka mendambakan hal tersebut. Namun, orang-orang aromantis tetap bisa bahagia dengan merasakan cinta yang mereka butuhkan dari sahabat, keluarga, atau hewan peliharaan.
Artikel lainnya: Pacaran Putus-Nyambung, Berefek pada Kesehatan Mental?
Cara Mengatasi Kondisi Aromantis
Perlu digarisbawahi, aromantis tidak termasuk dalam gangguan kesehatan mental atau masalah kejiwaan. Ini murni karena preferensi pribadi atau pandangan seseorang dalam menjalin suatu hubungan dengan orang lain.
“Saya tidak mau menyebutnya sebagai mental illness. Ini karena preferensi saja dalam hal berhubungan dengan orang lain, ya memang karena ini berteman saja, tidak tertarik untuk jenjang hubungan yang lebih jauh,” tegasnya.
Sebagian orang mengidentifikasi aromantis sebagai ketidakmampuan untuk menjalin hubungan romantis. Namun, sebagian lainnya mengatakan bahwa aromantis sebuah spektrum, yang tetap merasakan ketertarikan romantis. Beberapa istilah spectrum yang digunakan di antaranya adalah:
- Demiromantic: Hanya merasakan ketertarikan romantis setelah membentuk ikatan emosional dengan seseorang.
- Lithromantic atau akoiromantic: Mengalami ketertarikan tanpa keinginan untuk membalasnya, atau ketertarikan romantis yang pudar ketika berbalas.
- Gray-aromantic: Seorang aromantis yang jarang merasakan ketertarikan romantis, atau hanya dalam keadaan tertentu.
- Quoiromantic: Ketidakmampuan untuk membedakan ketertarikan romantis dan platonis.
- Cupioromantic: Seseorang yang aromantis tetapi tetap menginginkan hubungan romantis.
Jika tidak pernah jatuh cinta, mungkin saja Anda seorang yang aromantis, dan itu bukan hal yang salah. Aromantisme bukanlah gangguan kejiwaan karena tidak menyebabkan penderitaan atau adanya risiko pada orang yang memilikinya. Namun, aromantis lebih pada preferensi dan jati diri. Toh, tolok ukur kebahagiaan tak melulu melibatkan cinta romantis.
Penasaran dengan masalah mental yang satu ini atau ingin bertanya soal kesehatan lainnya, coba cek fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(RN/AYU)