Sindrom pramenstruasi atau premenstrual syndrome (PMS) adalah sekumpulan gejala yang memengaruhi fisik dan mental wanita, dan terjadi sekitar 7-10 hari menjelang menstruasi. Gejala tersebut meliputi perubahan mood, payudara mengencang, mengidam makanan tertentu, mudah marah, hingga depresi.
Untuk membantu mengurangi atau mengelola gejala sindrom pramenstruasi, diperlukan perawatan dan penyesuaian gaya hidup. Apalagi dalam kondisi ini, wanita bisa tiba-tiba marah, mudah tersinggung, atau sedih dan menangis.
Oleh karena itu, saat menghadapi pasangan PMS, cobalah untuk tidak melakukan hal-hal berikut ini:
1. Menanyakan Berat Badan
Ketika wanita sedang PMS, jangan kaget jika ia makan lebih banyak dari biasanya. Berdasarkan penelitian yang dipublikasikan di jurnal “Journal of Eating Disorder”, wanita yang sedang PMS mengalami perubahan hormonal dan cenderung mengalami emotional eating (makan berlebih karena perubahan emosi).
Selain itu, saat menjelang haid, para wanita biasanya akan mengalami sedikit perubahan pada berat badan. Perubahan hormon (terutama hormon estrogen) membuat 20–40 persen wanita mengalami sedikit pembengkakan pada area tubuh tertentu (seperti pada perut, lengan, paha, dan payudara) saat PMS.
Bagi wanita, menyinggung soal berat badan khususnya saat sedang PMS merupakan isu yang sensitif. Jadi, jangan coba-coba bertanya atau menyinggung soal ini kepada pasangan Anda jika tak ingin terjadi “perang dunia”.
Artikel Lainnya: Penyebab Pasangan Anda PMS Saat Akan Haid
2. Menyinggung Soal Jerawat di Wajah
Salah satu cara menghadapi pasangan PMS adalah dengan tidak mengomentari jerawat di wajahnya. Pada wanita yang sedang PMS, kombinasi hormon estrogen yang rendah dan hormon androgen yang meningkat, membuat produksi kelenjar minyak lebih aktif dari biasanya. Akibatnya, jerawat pun akan bermunculan.
Bagi sebagian besar wanita, penampilan, terutama tampilan kulit wajah, sangat penting untuk diperhatikan. Bahkan, pada beberapa wanita yang terbiasa memiliki kulit wajah mulus, mereka akan panik ketika melihat wajahnya ditumbuhi jerawat saat PMS.
Tentu saja ini bisa mengurangi kepercayaan diri mereka. Oleh karena itu, jagalah perasaan pasangan dengan tidak memberikan komentar apa pun mengenai jerawat di wajahnya saat ia sedang PMS.
3. Tidak Membantu dalam Mendapatkan Pelayanan Medis
Idealnya, pasangan harus menjadi pendamping yang baik untuk mendukung perbaikan keadaan wanita ketika PMS.
Salah satunya dengan cara menyediakan atau mendampingi untuk mendapat layanan kesehatan, seperti perawatan konsultasi dengan psikiater atau pengobatan gejala ketika menghadapi pasangan PMS. Terapi yang diberikan ini akan menyembuhkan, menstabilkan, dan menenangkan para wanita.
Artikel Lainnya: Pria Juga Bisa PMS seperti Wanita, Kenali Gejalanya
4. Berdebat
Saat sedang PMS, (lagi-lagi karena faktor hormonal) wanita akan mengalami perubahan emosional. Mereka bisa lebih mudah tersinggung, lebih sensitif, atau mudah cemas dan sedih.
Pesan untuk para pria, cobalah menghibur pasangan yang sedang PMS atau lebih bersabar. Hindari perdebatan yang tidak perlu. Saat sedang PMS, wanita sering kali dipenuhi oleh pikiran yang tidak rasional (akibat terlalu sensitif) dan sangat emosional. Kondisi ini disebabkan oleh fluktuasi hormonal yang terjadi saat PMS.
5. Menjauhi Pasangan
Apakah Anda (para pria) sering kali merasa serba salah saat menghadapi pasangan PMS? Anda merasa sudah melakukan sebaik mungkin untuk pasangan tapi tetap salah di matanya?
Sering kali para pria yang tidak tahan menghadapi pasangan PMS, akan memilih untuk menjauh. Padahal, sebenarnya hal ini terjadi di luar kontrol sang wanita akibat perubahan hormonal.
Artikel Lainnya: Inilah Penyebab dan Cara Mengatasi Mood Swing saat Haid
Menjauh dari pasangan justru akan membuat pasangan Anda bertambah stres, sedih, dan dapat mengakibatkan gejala PMS-nya malah bertambah berat.
Jika Anda betul-betul sayang dan peduli kepada pasanga Anda, bersabarlah, temani, dan berusaha untuk selalu ada untuknya.
6. Melakukan Kegiatan yang Menyulut Emosi
Ketika wanita sedang mengalami perubahan emosional yang sulit diprediksi, hindari aktivitas yang menyulut emosi. Cobalah hibur pasangan Anda untuk melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya dan yang merupakan kegemarannya.
Misalnya, berlibur, piknik, olahraga ringan, menonton bersama, atau berbelanja bisa mengurangi pemikiran irasional yang terakumulasi ketika PMS.
Wanita yang sedang PMS kerap membuat pasangannya serba salah dalam melakukan keseharian, khususnya karena perubahan emosi yang dialami.
Oleh karena itu, cobalah untuk mengingat kapan biasanya pasangan mengalami haid, sehingga Anda bisa mengantisipasinya. Kuncinya terletak pada Anda sebagai pria, berilah perhatian lebih karena wanita hanya butuh dimengerti oleh pasangannya.
[FY]