Mengenal Imago Therapy untuk Memperbaiki Hubungan

Permasalahan dalam hubungan memang suatu hal yang wajar. Namun, konflik yang berkepanjangan bisa membuat hubungan terasa tidak nyaman. 

Salah satu terapi yang dapat direkomendasikan psikolog untuk mengatasi masalah itu adalah imago therapy.

Lantas, bagaimana terapi pasangan ini dilakukan? Langsung saja simak penjelasan dari psikolog berikut.

Dinukil dari Verywell, imago therapy, atau terkadang disebut imago relationship therapy (IRT), pertama kali dikembangkan oleh dua dokter yang mengalami perceraian.

Harville Hendrix, Ph.D. dan Helen LaKelly Hunt, Ph.D. pada akhir 1970-an mengembangkan model konseling yang berdasar pada pengalaman untuk membantu penyembuhan dan pertumbuhan dalam konflik hubungan.

Artikel Lainnya: Selalu Terjebak Hubungan Toxic, Perlukah ke Psikolog?

Dalam pengertian yang lebih sederhana, psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., menjelaskan bahwa imago diambil dari kata image atau gambaran. Gambaran ini merupakan sebuah memori atau pengalaman yang pernah dialami seseorang. 

Itu artinya, imago therapy merupakan bentuk terapi yang menyasar pada memori bawah sadar seseorang tentang perasaan menyenangkan, perasaan cinta, perasaan disakiti, atau apa pun yang pernah didapatkan oleh orang tersebut.

Menurut psikolog Ikhsan, tanpa disadari seseorang memiliki banyak masalah atau rasa frustrasi yang terbentuk karena pengalaman masa kecilnya. 

“Misalnya, diabaikan orangtua saat kecil sehingga membentuk diri kita jadi orang yang takut ditinggalkan oleh pasangan dan akhirnya membentuk pribadi yang overprotektif. Nah, pengalaman ini yang akan disasar oleh terapi,” jelas Ikhsan.

Menurut Ikhsan, imago therapy menawarkan sejumlah manfaat utama yang dapat membangun kembali hubungan bermasalah. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

• Individu atau pasangan jadi dapat memahami penyebab perilaku individu yang turut menyumbang masalah atau konflik dalam hubungan.
• Menjadi lebih memahami bentuk kelekatan dengan pasangan sehingga kamu bisa jadi lebih dekat atau terbuka dengan pasangan.
• Meningkatkan self control atau menjadi tidak terlalu takut saat ditinggal pasangan.
• Meningkatkan rasa kepercayaan dengan pasangan.
• Dapat meningkatkan komunikasi antar-pasangan.

Artikel Lainnya: Merawat Hubungan Baik Bisa Bikin Panjang Umur

Masih dalam Verywell, satu studi kecil pada 2011 menemukan bahwa orang yang melakukan terapi imago mengalami peningkatan kesadaran diri.

Mereka juga memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang pengalaman masa kecil mereka dan pasangan mereka. Pasangan dapat berkomunikasi secara lebih baik.

Studi lain pada 2017 yang diterbitkan dalam The Family Journal menemukan bahwa terapi pasangan ini dapat membantu meningkatkan empati dalam hubungan. 

Empati memainkan peran penting dalam kepuasan yang dirasakan oleh pasangan. Meningkatkan empati dapat berkontribusi pada perubahan positif dalam suatu hubungan.

Dijelaskan psikolog Ikhsan, terapi hubungan imago dilakukan untuk membantu pasangan mengeksplorasi akar dari luka atau penyebab masalah tersebut. 

“Jadi terapi ini dilakukan bersama dengan pasangan. Kemudian, akan digali permasalahan yang sedang terjadi dan dicari akar permasalahannya,” ucap Ikhsan.

Melansir dari Goodtherapy, ada tiga tahapan imago therapy yang biasanya dilakukan oleh psikolog. Langkah pertama adalah dialog dengan pasangan yang disengaja atau disebut juga dengan mirroring.

Artikel Lainnya: Ciri dan Dampak Perilaku Love Bombing dalam Sebuah Hubungan

Selanjutnya fase validasi, yakni pasangan yang mendengarkan akan diminta merangkum dan mengungkapkan pemahaman tentang poin yang diajukan pengirim.

Menunjukkan empati adalah langkah terakhir dari proses dialog. Dalam tahap ini, pasangan akan didorong untuk menghargai pengalaman yang dialami oleh salah satu pasangan atau masalah dari sudut pandang pasangannya.

Kamu tertarik menjalani imago therapy untuk mengatasi konflik dalam hubunganmu? Boleh saja. Bicarakan dengan psikolog agar terapi bisa dilakukan tepat sasaran.

Jika masih ada permasalahan seputar relationship, konsultasi dengan psikolog melalui layanan tanya dokter online di aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)