Bagi wanita hamil, ngidam merupakan kondisi yang kerap terjadi. Sering kali, suami ikut-ikutan mengalami kondisi ini. Ya, sindrom suami ngidam bukanlah mitos belaka.
Suami ngidam diartikan sebagai sebuah kondisi di mana pria yang istrinya sedang hamil, juga mengalami gejala-gejala awal kehamilan. Hal ini disebut sebagai kehamilan simpatik atau sindrom couvade (mengeram).
Gejala sindrom suami ngidam meliputi gejala fisik dan psikologi. Gejala fisik yang muncul biasanya berupa mual, muntah, kaki kram, dan nyeri perut. Sedangkan gejala psikologi, misalnya mudah marah, ngidam, cemburu, cemas, stres, dan perubahan mood.
Faktanya, studi dari Universitas St. George menemukan bahwa 20–80% pria di dunia mengalami sindrom couvade pada trimester pertama dan ketiga kehamilan istrinya. Pada studi lain, sekitar 10–65% pria mengalami sindrom tersebut.
Jumlah angka pasti dari sindrom suami ngidam memang belum diketahui. Karena kebanyakan hanya mengalami gejala yang ringan dan tidak menonjol. Hanya sedikit yang mengalami gejala kehamilan berat, yang butuh pertolongan medis.
Penyebab Sindrom Suami Ngidam
Tidak ada penjelasan nyata di balik munculnya sindrom suami ngidam. Bahkan, sindrom ini tidak secara formal dikenal sebagai kondisi medis, meski angka kejadiannya cukup tinggi.
Terdapat beberapa pendapat terkait sindrom suami ngidam. Salah satunya pendapat yang mengatakan bahwa kejadian tersebut berhubungan dengan meningkatnya hormon prolaktin dan kortisol, serta menurunnya hormon testosteron dan estradiol.
Solusi Sindrom Suami Ngidam
Sindrom suami ngidam dapat diatasi dengan komunikasi antar suami istri. Suami harus berpartisipasi aktif dalam kehamilan istrinya, seperti mengikuti kelas hamil dan juga mendampingi saat melahirkan.
Nah, sekarang Anda sudah tahu bahwa suami juga bisa ngidam. Anda tidak perlu khawatir, karena sindrom suami ngidam diyakini dapat membuat hubungan emosional antara suami dan istri yang sedang hamil menjadi lebih baik.
(NB/ RH)