Relationship

Pebinor Jarang Disebut, Mayoritas Istri Setia atau Tak Ketahuan?

Ayu Maharani, 25 Feb 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa tahun belakangan, perebut laki orang (pelakor) lebih sering diberitakan daripada perebut bini orang (pebinor). Kira-kira, apa ya penyebabnya?

Pebinor Jarang Disebut, Mayoritas Istri Setia atau Tak Ketahuan?

Bagi yang aktif di media sosial atau sering browsing berita ringan, mungkin Anda akrab dengan istilah “pelakor” alias perebut laki orang.

Cukup banyak informasi dan video yang melaporkan kisah wanita yang merebut pacar atau suami wanita lain.

Di lain sisi, istilah “pebinor” alias perebut bini orang cukup jarang terdengar. Berangkat dari kondisi tersebut, akhirnya muncul sebuah pemikiran dan pertanyaan dari sebagian orang. Kenapa sosok pria pebinor jarang terekspos dan disalahkan?

Apa kondisi itu mencerminkan bahwa mayoritas wanita memang setia terhadap pasangannya? Bisa jadi wanita lebih pintar menyembunyikan sesuatu sehingga tidak ketahuan? 

1 dari 3

Kenapa Pebinor Jarang Terekspos?

Tahan dulu penilaian Anda bahwa wanita lebih jarang selingkuh daripada pria. Sebab, menurut Ikhsan Bella Persada, M. Psi., Psikolog, ada beberapa riset yang melaporkan bahwa wanita juga sering mendua. 

“Ya, memang ada penelitian yang mengatakan seperti itu. Tapi, tak sedikit juga riset yang mengatakan bahwa pria juga lebih sering berselingkuh. Jadi, baik pria maupun wanita, keduanya sama-sama punya potensi untuk melakukan perselingkuhan,” jelasnya. 

Psikolog Ikhsan menambahkan, “Budaya di Indonesia cenderung patriarki. Konsep tersebut akhirnya memperlihatkan bahwa posisi pria lebih tinggi daripada wanita. Alhasil, pelakorlah yang lebih disorot daripada pebinor.”

Artikel Lainnya: Ini Kesalahan Suami yang Bisa Bikin Istri Tak Setia!

“Masyarakat juga lebih berani untuk menyalahkan pelakor daripada pebinor, sehingga kasus pelakor lebih ramai,” ujar Ikhsan.

Padahal, baik pihak wanita maupun pria, sama-sama bersalah dalam sebuah perselingkuhan. 

Budaya patriarki pada akhirnya membentuk konsep bahwa kesalahan pria lebih bisa dimaklumi.

Ketika ada pria yang berhasil merebut wanita lain dari pasangannya, tak jarang ia justru dianggap jago dalam menikung. 

Hal itu tidak berlaku buat wanita. Pelakor yang notabenenya adalah wanita justru dianggap sosok yang buruk sekali, bukannya jagoan. 

Artikel Lainnya: Haruskah Percaya Lagi Pada Pasangan yang Pernah Selingkuh?

2 dari 3

Persentase Istri Selingkuh Meningkat daripada Suami

Dilansir dari The Atlantic, National Opinion Research Center’s General Social Survey melaporkan bahwa terjadi peningkatan affair pihak istri di Amerika.

Pada tahun 2010 silam, jumlah istri selingkuh naik 40 persen ketimbang di era 90-an. Sementara itu, pada pria yang sudah menikah, persentasenya konstan di angka 21 persen! Banyaknya wanita selingkuh tentu meningkatkan jumlah pebinor. 

Ragam alasan yang mendukung istri selingkuh, antara lain:

  • peningkatan kemandirian secara ekonomi,
  • tidak bahagia dengan hubungan yang dijalin selama ini,
  • butuh afeksi lebih untuk meningkatkan kepercayaan diri,
  • tidak puas dengan satu pasangan seksual, dan
  • mulai ada pergeseran budaya patriarki di dunia menuju setara. 

Dilansir dari Fatherly, US General Social Survey (2017) juga mensurvei perselingkuhan pada pasangan menikah. Hasilnya, 13 persen istri selingkuh dan 20 persen suami melakukan hal serupa. 

Dari sini terlihat bahwa meski jumlahnya lebih banyak pria, perbedaannya tidak terlalu jauh. Pebinor pun sebenarnya punya kesempatan yang sama besarnya untuk terekspos seperti pelakor.

Kondisi tersebut bergantung pada budaya, nilai, dan kebiasaan yang dianut masyarakat di negara tertentu.  

Artikel Lainnya: Pelakor, Benarkah Cuma Salah Pihak Wanita?

3 dari 3

Pebinor Jarang Ketahuan, Apa Wanita Lebih Jago Menyimpan Rahasia?

Anggapan wanita lihai menyimpan perselingkuhan sehingga sosok pebinornya jarang terekspos tak bisa dibenarkan 100 persen. 

“Hal ini tergantung pada individu itu, apakah pandai mengorganisasikan perilakunya sehingga bisa menyembunyikan atau tidak? Ketika selingkuh, biasanya ada perubahan perilaku yang tidak disadari sama si pelakunya sendiri, tapi ter-notice oleh pasangannya,” ujar psikolog Ikhsan. 

Tak terlalu menyoroti kemahiran menyimpan rahasia, Ikhsan menanggapi soal persentase perselingkuhan wanita yang agak lebih rendah dari pria. 

“Biasanya, wanita yang selingkuh memiliki kebutuhan emosional yang belum terpenuhi. Mereka butuh hubungan yang kuat, aman, kasih sayang, dan perasaan dicintai. Hal ini berbeda dengan pria yang umumnya cuma mencari kepuasan seksual dan kebutuhan fisik,” jelasnya. 

Untuk mendapatkan ikatan emosional dari orang lain itu tidak mudah. Kondisi itulah yang membuat wanita lebih susah dekat dengan pria lain.

Namun, wanita yang selingkuh kerap susah mengakhiri hubungan gelapnya karena sudah terikat secara emosional. 

Kini Anda sudah mengetahui alasan pebinor jarang terekspos daripada pelakor. Bila masih ada pertanyaan seputar hubungan dan kesehatan mental, tanya langsung pada psikolog kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)

Relationship