Relationship

Perbedaan Sikap Posesif dan Protektif Menurut Psikolog

Zahra Aminati, 09 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Posesif dan protektif sering dianggap sama. Namun, menurut psikolog, keduanya adalah kondisi yang berbeda. Ingin tau apa saja bedanya posesif dan protektif? Cek di sini.

Perbedaan Sikap Posesif dan Protektif Menurut Psikolog

Sikap posesif dan protektif bisa saja mewarnai dinamika hubungan suatu pasangan. Ada orang yang nyaman diperlakukan seperti itu.

Bagi sebagian yang lain, perlakuan semacam itu justru menyebalkan. Tapi sebenarnya apa yang membedakan sikap posesif dan protektif ? Apa pula persamaannya?

Jangan-jangan sikap protektif dan posesif justru saling terkait? Kita bahas lebih lanjut seputar perbedaan protektif dan posesif berdasarkan kacamata psikolog di bawah ini.

 

1 dari 2

Mengenal Perbedaan Posesif dan Protektif

Menurut Gracia Ivonika, M. Psi., Psikolog, hal yang membedakan posesif dan protektif adalah tujuan serta levelnya.

“Kalau posesif terkesan demi kebaikan orang lain (satu pihak). Beda tujuan dengan protektif, di mana lebih memastikan keamanan dan kenyamanan berdasarkan kesepakatan dari kedua belah pihak,” jelas Gracia.

Artikel Lainnya: Rela Jadi Bucin? Awas, Codependent Relationship!

Melansir WebMD, posesif umumnya merupakan rasa takut berlebihan akan kehilangan. Seseorang yang posesif akan merasa khawatir terhadap pasangannya dan takut mereka meninggalkannya. Hal ini bisa menghadirkan perasaan takut, sedih, dan marah.

Sikap posesif juga sering muncul dari rasa tidak aman pada hubungan sebelumnya. Orang tersebut khawatir pasangannya saat ini tidak dapat dipercaya. Akibatnya, dapat muncul sikap posesif dengan kedok tak bisa jauh dari pasangan.

“Posesif itu orientasinya untuk diri sendiri dan mengedepankan ego,” ucap Gracia.

“Karena, posesif menganggap bahwa dia itu milik saya. Jadi, apa pun yang menurut saya tidak baik, berarti tak boleh dilakukan. Apa pun yang membuat saya tidak nyaman mesti dihindari,” sambungnya, memberikan contoh.

Hal tersebut berbeda dengan protektif. Menurut Psikolog Klinis dari Well and Good, Carla Marie Manly, PhD., protektif adalah bentuk cinta.

Menurutnya, ketika jatuh cinta dengan orang lain, Anda akan memperhatikan bagaimana keselamatannya. Anda pun akan berusaha sekuat tenaga untuk melindungi orang tersebut.

Meski baik, sikap protektif tetap tidak dianjurkan untuk dilakukan berlebihan. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, protektif yang berlebihan bisa berujung pada posesif.

Artikel Lainnya: Deretan Cara Keluar dari Toxic Relationship Menurut Psikolog

2 dari 2

Apakah Posesif dan Protektif Membuat Pasangan Tidak Nyaman?

Berdasarkan Gracia, nyaman atau tidaknya pasangan dengan perilaku posesif tergantung pada pribadi masing-masing.

“Namun, perilaku posesif cenderung tidak mempertimbangkan rasa nyaman pada pasangan. Orang yang melakukannya lebih mengedepankan kenyamanan pribadi,” ungkap Gracia.

Lantas, bagaimana dengan sikap protektif? Sama saja, hal ini kembali lagi dengan individu yang terlibat dalam suatu hubungan.

“Ada orang yang protektif, tetapi pasangannya kurang suka dengan gaya seperti itu. Atau, hal tersebut belum dibicarakan atau disepakati bersama. Jadi, nyaman atau tidaknya memang harus dikomunikasikan dan disepakati bersama,” pungkas Gracia.

Kini Anda sudah tahu apa saja perbedaan posesif dan protektif dalam sebuah hubungan, bukan? Jika masih kesulitan membedakannya atau punya pertanyaan terkait kondisi tersebut, Anda bisa mengonsultasikannya kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/JKT)

Referensi

Web MD. Diakses Desember 2021. Signs of Possession in Sex and Relationships.

Well and Good. Diakses Desember 2021. 6 signs someone is in love with you, based on body language alone.

The Odyssey. Diakses Desember 2021. The Difference Between Protective And Possessive.

Relationship
psikologis
Asmara