Seorang pengidap PTSD (post-traumatic stress disorder) tak hanya berjuang menghadapi ketakutan dan trauma berat di masa lalunya.
Secara lebih luas, dampak PTSD juga memengaruhi kehidupan percintaannya. Bagaimana keduanya bisa saling memengaruhi?
Apa Itu PTSD?
Sebelum membahasnya lebih mendalam, Anda harus tahu apa itu gangguan kesehatan mental PTSD.
“PTSD adalah gangguan psikologis yang dialami seseorang yang dipicu oleh suatu kejadian atau peristiwa yang mengerikan atau traumatis bisa dalam bentuk kesedihan, ketakutan, kecemasan, dan depresi lebih dari sebulan sejak kejadian traumatis terjadi,” ujar Ikhsan.
Seseorang yang mengalami gangguan ini, mungkin akan memikirkan kejadian traumatis yang pernah dialaminya sepanjang waktu. Tentunya, kondisi ini bisa memengaruhi keseluruhan kehidupannya, termasuk dalam percintaan.
Ada beberapa tanda dan gejala ketika seseorang mengalami PTSD. Dilansir dari Web MD, berikut gejalanya:
- Penderita tidak bisa berhenti memikirkan kejadian yang pernah membuatnya trauma. Secara berulang kali, penderita akan mengingat, berhalusinasi, dan bermimpi buruk tentang kejadian buruk yang pernah dialaminya.
- Saking takut dan sering merasa cemas, penderita PTSD jadi lebih memilih untuk menyendiri dan menjauh dari kehidupan sosialnya.
- Ketika gangguan panik datang, Anda jadi lebih emosional, sensitif, mengurung diri di kamar atau rumah, menjauh dari lingkungan sosial, dan jadi tidak berminat untuk melakukan aktivitas yang dulu disenangi.
- Karena lebih emosional, suasana hati jadi lebih cepat berubah, mudah menangis, marah, depresi, dan sebagainya.
- Sulit untuk menunjukan kasih sayang pada orang lain.
- Sulit untuk tidur, berkonsentrasi, dan sering melamun.
Artikel Lainnya: Waspadai Trauma Pasca Melahirkan yang Mungkin Terjadi
Apa Dampak PTSD dalam Kehidupan Percintaan?
Seperti yang disebutkan sebelumnya, pengidap PTSD akan lebih sulit untuk mencintai orang lain.
Terlebih lagi, jika trauma yang pernah dialami bersangkutan langsung dengan kehidupan percintaan yang terdahulu alias trauma asmara.
“Sebenarnya kalau orang yang trauma kemudian sekarang jadi waswas dan tidak percayaan itu wajar. Secara naluri, dia akan belajar dan ini menjadi bentuk mekanisme pertahanan diri agar tidak mengalami peristiwa traumatis lagi,” ujar Ikhsan.
Misalnya, seseorang pernah mengalami perlakuan buruk dari pasangannya, seperti korban kekerasan atau toxic relationship. Dia akan lebih sulit untuk percaya lagi terhadap pasangan selanjutnya.
Dia akan cenderung lebih sulit untuk mencintai orang baru di kemudian hari. Tidak hanya berpengaruh negatif pada dirinya sendiri, tapi juga pada pasangannya nanti.
“Memang bukan hal yang mudah bagi penderita untuk kembali percaya setelah disakiti, tapi hal ini juga tidak mudah bagi pasangannya kelak. Pasangan penderita PTSD perlu ekstra sabar, dan mengalah,” kata Ikhsan.
Menurutnya, seseorang yang memiliki pasangan PTSD harus belajar menerima masa lalu pasangannya.
Bukan sekadar membuatnya lupa dan percaya, tapi orang tersebut juga harus belajar untuk tinggal dalam “masa kelam” yang pernah dialami oleh pasangannya.
Bukan berarti orang tersebut harus merasakan yang sama, tapi belajar untuk mengerti dan menerima merupakan kunci sukses suatu hubungan.
Jadi, jika sewaktu-waktu pasangan mengalami gangguan panik akibat trauma masa lalu, Anda jadi paham dan tahu harus bersikap seperti apa.
Artikel Lainnya: Awas, Anak Korban Bullying Rentan Alami Trauma
Bagaimana Menghadapi Pasangan PTSD?
Lalu, kira-kira bagaimana cara menghadapi pasangan yang memiliki PTSD? Disebutkan oleh Ikhsan, berikut cara-caranya:
-
Komunikasi
Semua pasangan pada dasarnya harus saling terbuka dan berkomunikasi dalam menghadapi masalah.
Jika punya pasangan dengan PTSD, Anda harus lebih bersabar dan jangan sungkan untuk bertanya pada apa yang dirasakan pasangan.
Misalnya, saat mereka menunjukkan gejala gangguan panik, sering cemas, dan stres, jangan sungkan untuk memberi perhatian ekstra. Jadilah pendengar yang baik.
Berusaha untuk mengerti kondisi mereka, dan jangan sungkan juga untuk memberitahu apa yang Anda inginkan.
-
Hargai Privasi
Jika pada saat itu pasangan tidak ingin bercerita, jangan paksa mereka untuk bercerita.
Semakin Anda memaksa untuk bercerita, makin tertekan mereka. Jadi, coba beri mereka luang untuk berpikir sejenak, tapi jangan tinggalkan mereka.
-
Minta Bantuan Tenaga Ahli
Tidak ada salahnya untuk meminta bantuan tenaga profesional seperti psikolog. Dengan berkonsultasi secara rutin, psikolog bisa membantu menyembuhkan atau setidaknya mengurangi rasa cemas pasangan Anda.
Sedikit banyak, PTSD memengaruhi kehidupan cinta seseorang. Tapi dengan langkah-langkah di atas, efek buruknya dapat diminimalkan.
Yuk, dapatkan informasi seputar kesehatan mental lainnya hanya di aplikasi Klikdokter.
(HNS/AYU)