Konflik merupakan salah satu masalah yang terkadang sulit dihindari. Itu sebabnya dukungan dari orang terdekat terhadap pasangan merupakan hal yang sangat penting. Dukungan semacam ini membuat kedua pasangan menjadi lebih kuat dalam menghadapi masalah yang ada. Selain itu, siapa pun juga perlu waspada jika sering terjadi konflik di dalam sebuah hubungan, karena dapat berdampak pada kesehatan fisik bila terlalu sering terjadi.
Konfilk atau perbedaan pendapat memang merupakan hal yang biasa terjadi dalam suatu hubungan. Meski demikian, hal tersebut dapat diselesaikan dengan komunikasi yang baik di antara pasangan. Namun, konflik juga tak jarang menyebabkan emosi dan perpecahan, terlebih lagi bila sering terjadi dan berkepanjangan.
Pernikahan yang tidak sehat
Sejatinya pernikahan yang menyatukan dua insan dapat memberikan kebahagiaan tersendiri bagi pasangan. Sayangnya, pernikahan yang tidak sehat rentan mengakibatkan pasangan terserang berbagai keluhan seperti penyakit jantung atau nyeri pada bagian tertentu. Biasanya hal ini disebabkan oleh perdebatan yang tak berkesudahan.
Bila tak segera diakhiri, konflik yang terjadi pada pernikahan dapat menimbulkan gejala depresi. Sebagai salah satu masalah kesehatan mental yang perlu perhatian dan penanganan, jika dibiarkan, penderita dapat mengalami gangguan kecemasan, gangguan panik atau fobia sosial, hingga percobaan bunuh diri.
Hubungan pernikahan yang tidak sehat juga dapat membuat pasangan mengalami gangguan makan, timbulnya perilaku agresif, dan sebagian kecil juga menyebabkan adanya cedera fisik yang signifikan. Hal ini bisa terjadi bila pertengkaran dilakukan secara fisik, misalnya dengan menampar atau memukul. Pada kasus yang sangat parah dapat menyebabkan kematian akibat pembunuhan.
Selain menimbulkan masalah kesehatan pada pasangan, konflik rumah tangga juga dapat memengaruhi kehidupan keluarga. Keributan antara ayah dan ibu menyebabkan pola asuh yang buruk terhadap anak. Akibatnya, proses tumbuh kembang anak pun terhambat.
Pelarian dari konflik
Pada kenyataannya konflik dapat memberikan efek negatif terhadap kesehatan, terutama bila pertengkaran lalu menyebabkan pasangan melakukan hal negatif seperti minum alkohol atau merokok.
Bagi sebagian orang, kegiatan tersebut sering dianggap sebagai cara untuk menenangkan diri. Padahal, rokok dan alkohol justru membuat pasangan secara tak sadar lari dari masalah tanpa menyelesaikan masalah tersebut.
Konsumi alkohol dapat berdampak buruk baik untuk kesehatan fisik dan mental. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan organ internal seperti hati, jantung, pankreas dan sistem pencernaan. Peminum alkohol juga biasanya mengidap gangguan kejiwaan. Hal ini karena alkohol dapat menyebabkan kecemasan, agitasi, halusinasi dan penurunan kesadaran.
Dampak konflik terhadap kesehatan
Sebuah studi mengamati hubungan antara 373 pasangan dan dampaknya pada kesehatan selama 16 tahun. Pasangan yang sering mengalami konflik melaporkan lebih sering mengalami gangguan kesehatan.
Gejala yang dialami oleh pasangan tersebut meliputi sakit kepala, gangguan tidur, dan kecemasaan. Perdebatan yang dialami biasanya berkutat pada masalah mengenai anak, uang, dan saudara ipar.
Oleh sebab itulah, semakin sering atau banyak konflik yang terjadi, semakin buruk kesehatan Anda. Hubungan antara konflik dan kesehatan tersebut mungkin lebih terlihat pada pria dibanding wanita. Hal ini mungkin terjadi karena kesehatan wanita saat menikah memang lebih buruk secara umum daripada pria. Sehingga ketika konflik terjadi, kesehatan pria menjadi jatuh lebih signifikan dibandingkan dengan wanita.
Sering terjadi konflik dengan pasangan ternyata dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan mental dan fisik. Bila Anda dan pasangan tengah mengalami pertengkaran, cobalah komunikasikan masalah yang dengan kepala dingin. Bila kesulitan untuk menemukan titik temu, mintalah nasihat dari orang tua untuk menyelesaikannya.
[NP/ RVS]