Bicara soal patah hati yang mematikan, mungkin sebagian dari Anda menyangkal dan berpikir bahwa hal tersebut terlalu berlebihan. Faktanya, patah hati dapat membuat seseorang sangat stres dan frustrasi. Dan ketika itu terjadi, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol secara berlebih. Hal ini kemudian dapat meningkatkan denyut jantung secara signifikan, yang tentunya bisa berakibat fatal.
Maka, sebelum patah hati berubah menjadi “monster” yang dapat merenggut nyawa, kenalilah tanda-tanda patah hati yang parah seperti dilansir Bustle.com berikut ini:
1. Anda sulit tidur dalam waktu lama
Saat kesedihan begitu mendalam, umumnya Anda akan lebih sulit untuk tidur ketimbang biasanya. Tapi normalnya, hal tersebut terjadi selama beberapa hari saja. Jika sudah terjadi selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, lalu sekalinya bisa terlelap Anda sering terbangun dan mesti meminum obat tidur agar bisa tidur kembali, itu berarti patah hati sudah sangat memengaruhi pola hidup Anda.
2. Anda tidak lagi mengurus diri
Orang yang mendapatkan dampak positif dari patah hati, biasanya akan lebih mengurus dirinya dengan cara mengubah penampilan menjadi lebih fresh. Ada yang melakukannya agar menjadi lebih bersemangat, menarik perhatian lawan jenis dan menunjukkan bahwa Anda baik-baik saja setelah putus cinta, serta alasan lainnya.
Namun, bagi orang yang merasa terpuruk setelah patah hati, mereka justru akan malas mengurus dirinya sendiri. Bahkan, untuk sekadar mandi, menyisir rambut, ataupun makan saja rasanya enggan dilakukan. Kalau sudah begini, hati-hati, ya. Bisa-bisa patah hati membawa Anda ke level depresi.
Selanjutnya
3. Anda mengalami gejala-gejala fisik
Ketika rasa marah, sedih, cemas, takut, dan kecewa melebur menjadi satu, seseorang bisa mengalami gejala fisik, seperti mulas, mual, muntah, diare, sakit kepala, dan lemas. Bahkan, tak jarang juga disertai pula dengan nyeri otot di sekujur tubuh. Nah, jika level patah hatinya lebih parah lagi, orang itu juga bisa mengalami gejala seperti penyakit jantung.
“Anda mungkin merasakan nyeri dada secara tiba-tiba, sesak napas, jantung berdebar. Produksi hormon stres seperti adrenalin yang meningkat bisa mempersulit proses pemompaan darah. Dan bila dibiarkan, kondisi ini lama-kelamaan bisa merusak otot jantung secara permanen dan berujung pada gagal jantung,” tutur dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter.
4. Anda merasa kehilangan diri Anda yang dulu
Tak mungkin memang, seseorang yang baru saja kehilangan orang yang dicintai keesokan harinya langsung ceria seperti biasa. Jadi, berdiam diri dan tak gabung dengan keramaian selama beberapa hari memang wajar adanya.
Tapi jika Anda kehilangan sisi humoris Anda, selalu ingin marah ataupun mudah tak suka dengan apa pun yang dilakukan orang lain, dan itu berlangsung selama beberapa minggu - bahkan beberapa bulan! - itu sudah memasuki batas yang tidak wajar.
5. Anda cenderung menjauhi keluarga dan sahabat
Biasanya, seseorang yang patah hati membutuhkan orang-orang yang mendukung dan menghibur dirinya supaya bisa cepat bangkit dari keterpurukan. Namun, jika seseorang itu malah menarik diri dari orang-orang yang selama ini dekat dengannya dan cenderung “menghilang”, itu patut diwaspadai.
Perilaku menjauhi keluarga dan sahabat dalam waktu yang lama setelah ditinggal orang yang dicintai tak boleh dianggap remeh. Pasalnya, hal tersebut sangat bisa meningkatkan rasa insecure, kesepian, dan tidak berharga. Jika itu terjadi, bukan tak mungkin risiko terkena gangguan depresi akan meningkat.
Jadi, perhatikanlah kelima tanda patah hati parah di atas sebelum menimbulkan dampak yang fatal. Kematian akibat patah hati memang tidak serta-merta datang begitu saja. Kondisi tersebut bisa datang lewat serangan jantung dan keinginan bunuh diri akibat perasaan tidak berharga.
Jika Anda memiliki sahabat atau anggota keluarga yang mengalami patah hati, temanilah. Memang pada awalnya pasti mereka menolak. Yang terpenting, Anda selalu ada jika mereka membutuhkan. Dan bagi Anda yang sedang patah hati dan merasa bahwa keadaan tersebut mengganggu kualitas hidup Anda, segera cari bantuan dengan menghubungi orang-orang terdekat atau psikolog.
[RS/ RVS]