Dewasa ini produk makanan yang berasal dari daging olahan semakin marak beredar. Memang, makanan yang berasal dari daging olahan memiliki rasa yang enak serta harga yang relatif terjangkau.
Meski demikian, kamu harus tetap waspada. Sebab, daging olahan disebut mampu mendatangkan beragam efek buruk bagi kesehatan.
Bagi kamu yang belum tahu, daging olahan adalah daging yang telah diawetkan dengan cara curing (diawetkan dengan penambahan garam, nitrat dan lain-lain), diasapi, dikeringkan, atau dikemas dalam kaleng.
Produk daging olahan dapat dijumpai dalam beragam bentuk, seperti sosis, kornet, daging kalengan, dan lainnya.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa daging olahan tidak baik bagi kesehatan. Pasalnya, jenis asupan tersebut dihubungkan dengan peningkatan risiko penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Adanya hal tersebut didasari oleh kandungan senyawa kimia berbahaya di dalam daging olahan. Apa sajakah bahaya dari daging olahan?
1. Mengandung Senyawa Nitrit, N-Nitroso dan Nitrosamin
N-nitroso adalah zat yang diyakini bertanggung jawab atas beberapa efek buruk dari konsumsi daging olahan. Zat tersebut terbentuk dari nitrit yang ditambahkan ke produk daging olahan.
Berbeda dari yang ada pada sayuran, nitrit dalam daging olahan dapat berubah menjadi senyawa nitrosamin.
Artikel Lainnya: Hobi Makan Daging Olahan Bisa Kena Kanker Payudara!
Zat tersebut terbentuk ketika produk daging olahan terkena panas tinggi (di atas 130⁰ Celsius), seperti ketika menggoreng bacon atau sosis panggang.
Studi pada hewan menunjukkan bahwa nitrosamin dapat memainkan peran utama dalam pembentukan kanker usus. Temuan itu juga didukung oleh penelitian observasional pada manusia, yang menemukan bahwa nitrosamin bisa meningkatkan risiko kanker usus.
2. Tinggi Garam
Salah satu alasan kenapa daging olahan tidak sehat adalah karena kandungan natrium (garam) yang tinggi.
Kandungan garam yang tinggi diperlukan untuk memberikan rasa gurih dan lebih leazat. Namun, hal tersebut dapat meningkatkan risiko hipertensi pada orang yang gemar memakannya.
The National Academy of Medicine (NAM) menganjurkan agar asupan garam tidak lebih dari 2.300 mg per hari.
3. Tinggi Kalori
Selain garam, kandungan kalori pada daging olahan cukup tinggi. Daging olahan biasanya mengandung kalori yang banyak karena bahan tambahan yang ada di dalam adonannya.
Karena itu, makan daging olahan terlalu sering bisa berbahaya dan berpotensi meningkatkan risiko obesitas.
Sebuah analisis mengungkapkan bahwa asupan daging merah dan olahan berhubugan secara langsung dengan risiko obesitas, serta indeks massa tubuh yang lebih tinggi.
Artikel Lainnya: Cara Memilih dan Mengolah Daging untuk Pengidap Diabetes
4. Meningkatkan Risiko Gangguan Kardiovaskular
Karena kadar garam dan kalori yang tinggi, konsumsi daging olahan dapat berbahaya untuk kesehatan jantung serta pembuluh darah. Seseorang yang suka makan daging olahan berpotensi mengalami komplikasi pembuluh darah.
Lemak jenuh yang ada dalam daging olahan juga berperan dalam terjadinya gangguan kardiovaskular. Sebab, lemak jenuh dan lemak trans dapat menaikkan kadar kolesterol dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
5. Meningkatkan Risiko Kematian Dini
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa asupan makanan olahan yang berlebihan berhubungan dengan risiko kematian dini yang lebih tinggi.
Namun, perlu diingat bahwa peningkatan risiko berkaitan dengan pola hidup secara keseluruhan dan tidak spesifik pada satu gaya hidup tertentu.
Karena itu, pastikan kamu mengonsumsi makanan sehat dan berolahraga untuk menurunkan risiko kematian dini.
Setelah tahu tentang bahaya daging olahan, apakah kamu masih tertarik untuk mengonsumsinya?
Jika memang sangat ingin, pastikan kamu tidak mengonsumsinya lebih dari satu kali dalam waktu sebulan. Tahan dirimu dari godaan daging olahan, agar sederet penyakit berbahaya tidak terjadi di kemudian hari.
Cari tahu informasi kesehatan lainnya hanya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 jam. Yuk, #JagaSehatmu selalu!
[RS]