Salah satu jenis vitamin yang penting untuk tubuh manusia adalah vitamin D. Jenis vitamin ini dibutuhkan untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Akan tetapi, jika tubuh kelebihan vitamin D, efeknya juga tidak akan baik untuk kesehatan. Apa yang terjadi pada tubuh bila kelebihan vitamin D?
Sumber vitamin D yang paling mudah ditemukan adalah dari sinar matahari. Jarang terpapar sinar matahari sering dikaitkan dengan kekurangan vitamin D.
Namun, Anda juga bisa mendapatkan vitamin D dari makanan seperti salmon, sarden, tuna kalengan, tiram, dan udang. Para vegetarian dapat memperoleh vitamin ini dengan mengonsumsi kuning telur, jamur, dan produk makanan yang diperkaya seperti susu kedelai, serealia, dan oatmeal.
Kekurangan vitamin D selalu dihubungkan dengan penyakit rakitis, osteoporosis, dan juga osteomalasia. Nyeri tulang dan otot lemah dapat menjadi gejala yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D.
"Jika Anda tidak suka mengonsumsi ikan, kuning telur, keju, susu dan hati sapi, atau Anda adalah seorang vegetarian, bisa saja Anda kekurangan vitamin D," ujar dr. Irma Rismayanty kepada KlikDokter.
Jika Anda ingin mengetahui kadar vitamin D di dalam tubuh, menurut dr. Irma, Anda bisa melakukan tes darah 25-hydroxy vitamin D. Apabila hasil tes tersebut menunjukkan hasil antara 20-50 nanogram/mililiter maka Anda dikatakan sehat. Namun, jika hasil tes darah Anda di bawah dari 12 nanogram/milliliter maka Anda termasuk kekurangan vitamin D.
Bagaimana jika kelebihan?
Jika tadi berbicara soal kekurangan, lalu bagaimana jika terlalu banyak vitamin D di dalam tubuh? Melansir dari Medical News Today, sebuah studi baru tentang efek vitamin D menemukan bahwa terlalu banyak mengonsumsi jenis vitamin itu dapat menyebabkan refleks lambat dan meningkatkan risiko jatuh pada lansia.
Tubuh lansia mungkin lebih sulit untuk menyerap vitamin D, karena mereka mungkin tidak mendapatkan paparan sinar matahari secara teratur. Dalam hal ini, mengonsumsi suplemen vitamin atau multivitamin yang mengandung vitamin D dapat membantu meningkatkan kesehatan tulang dan daya ingat.
Seiring bertambahnya usia, sangat penting untuk memastikan kecukupan vitamin D untuk meminimalkan risiko gangguan kognitif dan demensia. Namun jangan berlebihan, karena ada efek sampingnya.
Baru-baru ini, para ilmuwan di Universitas Rutgers di New Brunswick, Amerika Serikat, melakukan penelitian yang mengamati faktor risiko jatuh. Hasilnya telah diterbitkan di The Journals of Gerontology: Series A pada Februari 2019. Mereka menganalisis efek vitamin D pada tiga kelompok wanita berusia 50-70 tahun dalam uji acak terkontrol, yang dibagi menjadi:
- Kelompok pertama mengonsumsi dosis harian yang disarankan 600 IU
- Kelompok kedua mengonsumsi 2.000 IU
- Kelompok ketiga mengonsumsi 4.000 IU
Pada kelompok yang mengonsumsi lebih dari dosis harian yang direkomendasikan, para ilmuwan menemukan bahwa mereka mengalami peningkatan dalam memori dan pembelajaran. Akan tetapi, kelompok yang sama juga mengalami perlambatan dalam hal refleks.
"Refleks yang lebih lambat bisa berdampak negatif. Karena berpotensi meningkatkan risiko jatuh dan patah tulang,” kata penulis studi senior, Sue Shapses.
“Hal itu mungkin terjadi, karena para peneliti lain telah menemukan bahwa konsumsi suplemen vitamin D 2.000 IU atau lebih setiap hari dapat menyebabkan risiko jatuh, tetapi mereka tidak memahami penyebabnya.”
Shapses percaya bahwa temuan timnya menunjukkan bahwa refleks yang lebih lambat mungkin menjadi alasan di balik peningkatan risiko jatuh. Sementara, menurut para ilmuwan, mengonsumsi 4.000 IU vitamin D per hari mungkin tidak menjadi masalah bagi anak muda, tetapi bisa membahayakan kemampuan orang paruh baya untuk berjalan atau menyeimbangkan diri untuk menghindari jatuh.
Masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan apakah refleks yang lebih lambat terkait dengan peningkatan risiko jatuh dan cedera. Hanya saja, penelitian tentang efek kelebihan vitamin D pada lansia ini tetap penting. Apabila Anda sudah berusia lansia atau memiliki keluarga lansia, harap perhatikan konsumsi vitamin D. Jika memang diperlukan sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
[RS/ RVS]