Sabu atau metamfetamin adalah obat psikostimulan yang efeknya mirip kokain. Obat yang peredarannya benar-benar dibatasi itu sebenarnya ditujukan untuk penderita ADHD (attention deficit hyperactivity disorder).
Orang-orang tidak bertanggung jawab umumnya menggunakan sabu dengan cara ditelan, disuntikkan ke nadi, dan dihirup langsung melalui hidung atau dengan alat bantu berbentuk tabung (bong).
Ketika digunakan dengan cara hirup, asap akan segera masuk ke peredaran darah melalui paru-paru dan dengan cepat menuju ke otak.
Efek sabu dapat berupa perasaan “adrenalin” yang meningkat, merasa termotivasi untuk melakukan pekerjaan tertentu, serta rasa percaya diri yang melonjak tajam.
Lalu, bagaimana dengan peningkatan gairah seks? Apa efek pakai sabu sebelum bercinta? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Artikel lainnya: Inilah Ragam Efek Samping Sabu pada Kesehatan
Efek Sabu pada Gairah Seks
Karena bersifat stimulan, sabu langsung memberikan efek euforia seketika, yang diikuti dengan peningkatan fokus, konsentrasi, dan energi selama kira-kira 12 jam.
Lalu, apakah benar jika sabu bisa menaikkan gairah seksual? Apa efek pakai sabu sebelum bercinta?
Menurut penelitian yang dilakukan pada mencit, sabu memang dapat meningkatkan gairah seksual. Namun, efek yang dirasakan bergantung dari dosis yang digunakan. Pada dosis rendah, sabu tidak akan berdampak apa pun pada gairah seks.
Pada penelitian lainnya, para ahli menemukan bahwa penggunaan sabu mengaktifkan area otak yang dikenal dengan sistem limbik. Sistem ini turut berperan pada pengaturan perilaku seksual.
Lebih lanjut, pada studi terkini pada manusia, ditemukan bahwa sabu memang meningkatkan gairah seks. Studi ini membagi partisipan menjadi kelompok yang diberi pil berisi 0 mg, 20 mg, dan 40 mg sabu.
Dibanding dengan mereka yang diberikan 0 mg sabu, peserta yang mengonsumsi 20 mg sabu mengalami kenaikan 2,4 kali saat diminta me-rating keinginan bercinta.
Kenaikan ini bahkan hingga 3,5 kali untuk mereka yang mengonsumsi 40 mg sabu.
Artikel lainnya: Kenali Efek Sabu pada Gigi
Konsumsinya Tetap Harus Dihindari
Sekarang kamu sudah tahu apa efek sabu pada kelamin. Nah, walaupun meningkatkan gairah seks, hal ini tidak berarti penggunaan sabu disarankan bagi mereka dengan masalah libido.
Pasalnya, terdapat begitu banyak efek buruk penggunaan sabu.
Penggunaan sabu bisa membuat seseorang rentan melakukan perilaku seks berisiko. Itu karena sabu dapat menimbulkan “gangguan” di lobus frontal otak, sehingga mampu mengubah perilaku.
Suatu studi menemukan, karena pemakaian sabu dapat membuat orang memiliki gairah bercinta yang tinggi, mereka jadi sering mengabaikan penggunaan kondom apabila tidak tersedia.
Hal ini membuat mereka rentan terkena penyakit menular seksual juga kehamilan yang tidak terencana.
Artikel lainnya: Bukan Cuma Bikin Candu, Ini Efek Buruk Sabu pada Kulit
Tak berhenti di situ, National Institute on Drug Abuse di Amerika Serikat menyebut bahwa pengguna sabu sering berganti jarum suntik dengan orang lain sehingga membuat dirinya rentan terkena HIV, hepatitis B dan C.
Jadi, jangan terpancing dengan segala efek semu yang ditawarkan oleh sabu.
Alih-alih meningkatkan performa dan gairah seks, sabu justru membuat penggunanya sangat berisiko mengalami gangguan kecemasan berat, paranoid, insomnia, bahkan keinginan untuk bunuh diri.
Selain itu, bisa terjadi peningkatan tekanan darah, tubuh gemetar atau tremor, dan muncul perilaku kasar yang bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Dengan kata lain, ada lebih banyak bahaya bagi kesehatan dengan mengonsumsi sabu, daripada manfaatnya.
Itulah efek pakai sabu sebelum bercinta, yang tentu saja semu dan malah merugikan kesehatan. Buat kamu yang ingin meningkatkan gairan seksual, cobalah cara-cara lain yang jauh lebih menyehatkan.
Misalnya dengan meningkatkan romantisme dengan pasangan, tidur cukup, olahraga rutin, manajemen stres, berhenti merokok, meningkatkan kepercayaan diri, melakukan foreplay yang menyenangkan, dll.
Yuk, #JagaSehatmu dengan membaca informasi kesehatan lainnya di aplikasi KlikDokter. Kamu juga dapat berkonsultasi dengan dokter melalui layanan Live Chat 24 jam.
[RS]