KlikDokter.com – Tahukah Anda bahwa perkembangan otak janin telah dimulai pada usia ketiga kehamilan? Perkembangan otak akan terus berlanjut bahkan setelah lahir. Ukuran otak anak semakin bertambah besar pada usia sebelum sekolah dan mencapai 90% ukuran otak orang dewasa pada usia 7-11 tahun.
Jadi, faktor apa saja yang berperan dalam perkembangan otak janin? Berikut di antaranya:
-
Paparan Stimulasi Motorik dan Sensorik
Dengarkan lagu-lagu sejak anak di kandungan. Ketika usianya lebih besar, pengenalan lagu bertujuan untuk memperbanyak kosakata anak, sehingga anak termotivasi untuk mengucapkan kata baru. Untuk mengembangkan kemampuan motorik kasar bayi, maka ciptakan permainan yang menarik yang bisa menyita perhatiannya. Ajari anak mengenal segala benda yang berada di sekitarnya dan biarkan anak menyentuh benda tersebut. Hal ini akan melatih motorik halus dan sensori anak.
-
Obat Psikoaktif
Ketergantungan pada alkohol dan narkotika memberikan pengaruh yang tidak baik pada perkembangan otak janin. Wanita yang minum alkohol saat masa kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami cacat lahir dan gangguan spektrum alkohol janin (FASD). FASD adalah nama teknis untuk gangguan janin yang dikaitkan dengan minum alkohol selama kehamilan. Hal ini menyebabkan bentuk yang abnormal dari wajah, tubuh pendek dan berat badan rendah, hiperaktif, cacat intelektual, dan masalah pendengaran.
-
Hubungan Orangtua dan Anak
Faktor lingkungan yang berperan dalam hubungan orangtua dan anak yaitu status pernikahan, pendidikan ibu, prematuritas (bayi lahir kurang bulan), paparan obat selama masa kehamilan, lama mendapatkan ASI, pendapatan keluarga, dan ibu yang depresi. Semakin banyak cinta dan kasih sayang dalam asuhan anak, semakin baik perkembangan otaknya.
6 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Otak Anak
-
Hubungan dengan Grup Bermain
Hubungan yang dibentuk dalam grup sepermainan memiliki peranan vital dalam membentuk watak hingga anak dewasa. Lobus frontal dan prefrontal otak penting untuk pembentukan watak dalam berinteraksi sosial. Austisme dan ADHD diduga memiliki kelainan pada lobus prefrontal.
-
Stres
Stres saat masa kehamilan akan meningkatkan resiko skizofrenia, ADHD, depresi, dan ketergantungan obat pada anak. Sebisa mungkin wanita hamil menghindari stres. Pemberian dukungan dari pasangan dan kelompok akan mengurangi risiko wanita hamil mengalami stres.
-
Nutrisi
Suplementasi kolin selama kehamilan baik bagi perkembangan otak dan perilaku anak. Sebagai contoh, pemberian suplementasi kolin akan meningkatkan kemampuan visuospatial dan meningkatkan suatu zat untuk pertumbuhan sel saraf (nerve growth factor).
Setelah mengetahui fakta di atas, untuk Anda yang merencanakan kehamilan sebaiknya mempersiapkan segala macam aspek seperti kesiapan mental, nutrisi, dukungan pasangan serta kelompok. Sebab, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pembentukan otak akan terjadi sejak awal masa konsepsi sebelum gejala hamil dirasakan.