Menyusui adalah bentuk upaya dan kasih sayang ibu dalam memenuhi kebutuhan gizi bayi dan memperkuat bonding. Selain itu, momen ASI eksklusif juga merupakan cara alami untuk mencegah kehamilan. Metode kontrasepsi ini dinamakan amenorea laktasi.
Pemberian ASI eksklusif adalah salah satu bentuk kontrasepsi alami program keluarga berencana (KB) yang dicanangkan pemerintah sejak 1967. Program ini bertujuan mencegah kehamilan dan mengontrol pertumbuhan penduduk.
Terdapat beberapa jenis kontrasepsi yang beredar di Indonesia, yaitu:
- KB suntik
- Pil KB
- Susuk
- Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau intraurine device (IUD)
- Kondom
- Kontrasepsi alami seperti penggunaan kalender masa subur, senggama terputus, dan pemberian ASI eksklusif.
Berdasarkan penjelasan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang dimaksud dengan ASI eksklusif adalah tidak memberikan bayi makanan atau minuman lain selain ASI (kecuali obat-obatan, vitamin, mineral tetes, atau ASI perah juga diperbolehkan). Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes), anjuran ASI eksklusif adalah 6 bulan, dan bisa dilanjutkan sampai usia bayi 2 tahun.
Berbagai manfaat ASI
ASI menawarkan banyak sekali manfaat. Tak hanya bagi bayi, tetapi juga bagi ibu yang menyusui.
Bagi bayi, ASI merupakan sumber makanan utamanya yang bergizi, juga mengandung antibodi agar bayi terhindar dari penyakit dan mengurangi risiko alergi. Selain itu, menurut sebuah penelitian, semakin lama anak menerima ASI, maka semakin tinggi pula tingkat kecerdasan (IQ) anak.
Untuk sang ibu, pemberian ASI kepada bayi dapat membantu:
- Menurunkan berat badan setelah melahirkan, karena menyusui membakar kalori lebih banyak.
- Menurunkan risiko terjadinya baby blues atau depresi pasca melahirkan karena adanya produksi hormon oksitosin (hormon bahagia).
- Menurunkan risiko kanker payudara.
- Mencegah kehamilan (kontrasepsi) untuk sementara waktu secara alami.
ASI ekslusif dan perannya sebagai kontrasepsi alami
Terdapat dua jenis hormon yang berperan pada produksi dan keluarnya ASI dari payudara ibu, yaitu prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon tersebut dihasilkan oleh suatu kelenjar di otak, yaitu kelenjar hipofisis (bagian depan untuk prolaktin dan belakang untuk oksitosin).
Prolaktin berfungsi sebagai hormon yang merangsang produksi air susu di kelenjar susu dalam payudara, sedangkan oksitosin bekerja membantu memompa air susu dari kelenjar susu keluar puting untuk diminum oleh bayi.
Selama proses menyusui, hormon yang paling berperan memproduksi ASI – yaitu prolaktin – memberi “umpan negatif” pada otak, sehingga menghambat hormon estrogen, FSH (follicle stimulating hormone), dan LH (luteinizing hormone).
Perlu Anda ketahui bahwa hormon estrogen, FSH, dan LH adalah hormon yang berperan dalam pematangan dan pelepasan sel telur (ovulasi) oleh ovarium. Jika tidak ada sel telur yang matang, apalagi dibuahi, maka menstruasi tak akan terjadi. Inilah yang dimaksud dengan amenorea laktasi, yaitu tidak terjadinya menstruasi akibat proses laktasi.
Efektivitas amenore laktasi dan syarat yang harus dipenuhi
Tingkat efektivitas kontrasepsi alami ini cukup tinggi, yakni mencapai 98 persen. Meski begitu, metode ini harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
- Ibu harus menyusui bayi secara eksklusif dan menyusui bayi tiap dibutuhkan. Anjurannya adalah menyusui tiap 4 jam sekali pada siang hari, dan 6 jam sekali atau kurang pada malam hari.
- Ibu belum mendapatkan menstruasi lagi selama menyusui. Jika sudah, artinya tubuh sudah kembali berovulasi dan ada peluang lagi untuk hamil.
- Hanya berlaku 6 bulan setelah melahirkan. Meskipun ibu menyusui belum menstruasi lagi setelah periode tersebut, amenorea laktasi tak lagi efektif karena bayi sudah mulai mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI).
Berbahagialah jika Anda mampu memberikan ASI eksklusif kepada buah hati dengan lancar tanpa kendala. Selain merupakan sumber makanan utama bayi dan membangun bonding dengannya, menyusui juga bisa dimanfaatkan sebagai cara alami mencegah kehamilan untuk sementara waktu. Termasuk untuk menurunkan berat badan pasca melahirkan.
(RN/ RVS)