Sebagian besar kondisi yang dialami busui akan memengaruhi produksi dan kualitas ASI-nya. Karena itulah, saat ibu menyusui keracunan makanan, ia tak mau memberikan ASI ke bayi. Biasanya, ini karena khawatir si Kecil juga akan terkena dampaknya.
Lantas, bagaimana langkah yang benar? Apakah masih boleh menyusui atau sebaiknya tidak usah?
Kondisi Keracunan Makanan pada Ibu Menyusui
Para ibu yang menyusui memang membutuhkan kalori ekstra agar produksi ASI-nya lancar. Bahkan, sebagian dari mereka mengalami peningkatan nafsu makan.
Alhasil, semuanya pun ingin dilahap tanpa mengetahui yang dikonsumsi ternyata makanan yang kurang baik dan menyebabkan keracunan.
Kondisi ibu menyusui yang keracunan makanan disebabkan konsumsi makanan yang terkontaminasi kuman berbahaya. Misalnya bakteri E.Coli. Salmonella, Listeria, dan lain sebagainya. Hal ini menimbulkan gejala keracunan.
Selain karena makanan yang sudah basi, makanan mentah atau kurang matang juga bisa meningkatkan risiko keracunan pada busui.
Beberapa gejala keracunan makanan yang bisa dialami busui saat tak sengaja menyantap makanan berkuman, yaitu berikut ini.
- Mual dan muntah.
- Diare.
- Kram perut.
- Demam.
- Dehidrasi.
- Mulut kering.
- Pusing dan lemas.
- Penglihatan kabur.
- Kelemahan otot atau kesemutan di lengan.
Artikel Lainnya: Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif bagi Kesehatan Ibu dan Anak
Ibu Keracunan Makanan Boleh Menyusui?
Menurut dr. Devia Irine Putri, ibu menyusui masih boleh memberikan ASI-nya kepada bayi ketika kondisinya masih memungkinkan.
“Ibu masih boleh memberikan ASI kepada bayi bila mengalami gejala keracunan makanan ringan. Misalnya, diare dan mual muntah di rumah. Lalu, kondisinya pun masih kuat untuk menyusui,” jelas dr. Devia.
Ia menambahkan, “Namun, jangan lupa. Ibu tetap harus mencuci tangannya sampai bersih sebelum menyentuh bayi dan menyusui. Ibu pun harus banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang dan ditambah juga untuk menyusui.”
Ketika ibu menyusui keracunan dan gejalanya berat hingga mengalami dehidrasi dan perlu dirawat di rumah sakit, tentu sebaiknya ibu tidak perlu menyusui langsung. Stok ASI Perah ataupun susu formula masih bisa diberikan kepada buah hati.
Perlu diingat, keracunan makanan pada ibu menyusui tidak akan memberi efek negatif kepada bayinya. Dengan kata lain, bayi tidak akan ikut keracunan saat meminum ASI dari ibu yang sedang keracunan makanan.
Kuman-kuman yang terlanjur masuk ke tubuh ibu hanya berada di saluran pencernaan, bukan di air susu.
Bila yang Anda alami bukanlah keracunan makanan, melainkan keracunan zat tertentu yang sampai racunnya ada di dalam aliran darah, barulah tidak boleh memberikan ASI kepada bayi.
Artikel Lainnya: 8 Buah untuk Ibu Menyusui agar ASI Lancar
Bagaimana Mengatasi Keracunan Makanan pada Busui?
Perawatan untuk mengatasi keracunan makanan pada ibu menyusui berfokus pada penyembuhan dehidrasi dan membantunya merasa lebih baik. Beberapa hal yang bisa Anda lakukan, yaitu:
- Perbanyak minum air putih. Bila perlu, minum oralit. Hal ini dilakukan saat Anda mengalami diare selama lebih dari tiga hari. Segera hindari juga untuk mengonsumsi makanan padat dan produk susu.
- Jika kondisi ibu menyusui yang keracunan semakin lemas, maka lebih baik segera bawa ke rumah sakit. Dokter umumnya akan meresepkan antibiotik untuk membunuh bakteri dan mikroba di perut busui.
- Kondisi tertentu mengharuskan busui mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Cairan infus dan obat-obatan lain akan membuatnya sembuh lebih cepat.
Jika sudah pulih, maka busui harus lebih meningkatkan kebersihannya dan menjaga pola makannya.
Jangan lupa cuci tangan sebelum makan, konsumsi makanan yang matang dan bersih, perhatikan higienitas area makan yang dituju, serta tidak asal mengunyah makanan meskipun nafsu makan sedang besar.
Bila Anda punya pertanyaan tentang menyusui, yuk, tanya langsung kepada dokter lewat fitur LiveChat 24 Jam di aplikasi KlikDokter.
(FR/AYU)