Bagi ibu bekerja, memberikan ASI eksklusif bisa menantang. Sayangnya, tak semua tempat kerja punya ruang laktasi. Bahkan, sering kali toilet jadi tempat pompa ASI. Baiknya hentikan kebiasaan tersebut, karena sangat berisiko bagi ibu menyusui dan bayi.
Ya, toilet banyak dijadikan tempat “pelarian” ibu menyusui untuk menstok ASI perah (ASIP) bila tak ada ruang laktasi atau ruangan khusus untuk memompa ASI yang layak.
Sekilas, praktik tersebut tampak wajar karena pada beberapa kasus banyak ibu menyusui yang tak punya pilihan lain. Namun, faktanya praktik ini memiliki dampak negatif bagi kesehatan ibu dan bayi.
Artikel lainnya: Memerah ASI dengan Tangan atau Pompa ASI, Mana yang Lebih Baik?
Bahaya Memompa ASI di Toilet
Setidaknya, ada empat dampak buruk bila ibu menyusui memiliki toilet sebagai tempat memompa ASI berdasarkan poin-poin di bawah ini.
-
Tidak Bersih, Tidak Higienis
Toilet adalah tempat buang air besar, buang air kecil, atau membuang kotoran lainnya. Ini menjadikan toilet sebagai tempat yang dipenuhi kuman. Tentunya, kondisi tersebut tidak ideal untuk pompa ASI yang mana merupakan makanan utama bayi.
Bila kemudian ASI yang dipompa terkontaminasi kuman, tentunya bisa membahayakan. Bayi bisa terinfeksi dan mengalami gangguan pencernaan, khususnya bayi di bawah usia 6 bulan, karena pertahanan sel-sel ususnya masih belum sempurna.
Beberapa perangkat di dalam toilet yang tampak bersih (tapi sebenarnya tidak) juga bisa mengotori alat pompa ASI. Misalnya, dispenser tisu toilet diklaim mengandung lebih dari 150 kali jumlah bakteri yang ada di kloset.
-
Posisi Tubuh Ibu Tidak Ergonomis
Supaya ASI mudah dikeluarkan, posisi tubuh saat menyusui maupun memompa ASI harus ergonomis. Maksudnya, posisi ibu menyusui harus duduk bersandar dengan punggung relaks.
Posisi tersebut dimaksudkan agar otot-otot di sekitar payudara tidak berkontraksi, sehingga kelenjar dan saluran ASI akan fokus untuk mengeluarkan ASI.
Nah, tak semua toilet dilengkapi kloset duduk, sehingga kadang ibu harus memompa ASI sambil berdiri. Ini akan membuat ASI tidak bisa keluar dengan maksimal.
-
Pencahayaan yang Tidak Pas
Ada studi yang menyebutkan bahwa suasana dan pencahayaan ruang memengaruhi hasil pompa ASI.
Secara umum, suasana ruangan yang nyaman, wangi, tenang, dengan cahaya remang-remang membuat tubuh relaks. Kondisi ini dapat membantu ibu menyusui dalam menunjang kerja hormon yang memproduksi ASI, sehingga hasil pompa lebih maksimal.
Bila cahaya ruangan untuk memompa terlalu terang atau berbau terlalu menyengat, maka otak akan “salah fokus”, sehingga ASI yang dikeluarkan berkurang.
-
Tidak Relaks atau Merasa Waswas
Idealnya, ibu menyusui harus dalam keadaan relaks, tenang, dan fokus saat memompa ASI. Nah, toilet merupakan ruang publik yang mana banyak orang yang masuk dan keluar.
Belum lagi bila ramai dan banyak orang yang mengantre, ibu menyusui akan jadi waswas atau terburu-buru karena takut dikomplain. Kondisi tersebut bisa bikin stres, sehingga hasil pompa ASI tidak optimal.
Artikel lainnya: Tips Memerah ASI Menggunakan Pompa
Hindari Toilet, Ini Tempat Pompa ASI yang Aman
Dengan empat poin kekurangan di atas, sebaiknya cari tempat lain untuk ibu menyusui menstok ASI perah yang lebih aman. Bila tidak ada ruang laktasi, ruangan tertutup lainnya seperti ruang rapat, ruang ganti pakaian, musala khusus wanita, atau ruang tertutup lainnya.
Selain itu, bisa juga menggunakan apron saat memompa ASI di tempat kerja bisa ibu menyusui nyaman melakukannya. Jika tidak, pompa ASI bisa dilakukan di pojokan tempat kerja yang tersembunyi.
Bila memang terpaksa harus pompa ASI di toilet, pilih toilet atau kamar mandi yang paling jarang dikunjungi dan bersih. Bila ibu menyusui bekerja di gedung perkantoran atau tempat publik seperti mal atau tempat wisata, perhatikan waktu-waktu kamar mandi paling sepi.
Saat itulah yang paling tepat untuk memompa ASI. Jangan lupa, pilih toilet dengan kloset duduk. Pastikan untuk bisa duduk tenang, relaks, dan nyaman, sehingga produksi atau keluarnya ASI lancar.
Terakhir, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan setelah memompa ASI di toilet. Selain itu, hindari menyentuh permukaan atau perangkat toilet apa pun. Utamanya, saat sedang memompa dan menuangkan ASI ke dalam tempat penyimpanan.
Setelahnya, ASIP bisa langsung disimpan di cooler bag jika punya atau kulkas kantor. ASI bisa bertahan hingga dua hari jika disimpan di dalam kulkas dan bisa tahan hingga 3 bulan bila disimpan di dalam freezer.
Saat disimpan dalam kulkas, pastikan masing-masing botol ASIP memiliki label tanggal saat memerah, sehingga memudahkan ibu menyusui saat akan memberikannya ke bayi.
Empat poin kekurangan yang dipaparkan di atas tadi membuat toilet bukanlah tempat ideal untuk pompa ASI, bahkan menyimpan bahaya bagi ibu dan bayi. Karenanya, cari tempat yang lebih aman dan higienis dan tak perlu malu dengan rekan-rekan kerja. Bila ada pertanyaan soal kesehatan menyusui, coba cek fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter.
(RN/AYU)