Minggu (4/8) kemarin mungkin menjadi akhir pekan yang paling bikin Anda mati gaya. Kondisi yang sama tentu dirasakan oleh ibu menyusui yang menyimpan ASI perah dalam freezer. Pasalnya, masyarakat yang tinggal di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten mengalami listrik mati hampir seharian akibat adanya gangguan SUTET 500 KV Ungaran-Pemalang.
Kondisi tanpa listrik selama lebih dari enam jam hari Minggu lalu membuat freezer tidak bisa berfungsi untuk membekukan stok ASI perah. Para ibu menyusui tentu khawatir bahwa ASI perah yang sudah mereka simpan menjadi tidak layak minum bagi si Kecil.
Jika ini yang terjadi, masih amankah bayi mengonsumsi ASI perah tersebut?
Menyimpan ASI perah
Menurut dr. Karin Wiradarma dari KlikDokter, sebelum mengetahui apakah stok ASI perah masih layak dikonsumsi atau tidak, Anda mesti memperhatikan beberapa hal.
“Misalnya, apabila ASI perah cenderung masih beku atau hanya cair sedikit, itu masih bisa dibekukan lagi dan tetap bisa dikonsumsi nantinya. Tapi, kalau sudah cair semua, sebaiknya ketika listrik sudah menyala, ibu sebaiknya tidak memaksakan untuk membekukannya lagi,” jelas dr. Karin.
Itu karena ASI perah beku yang telanjur cair sepenuhnya mengalami penurunan kualitas dan tak aman untuk dikonsumsi si Kecil. Anda harus ikhlas untuk membuang ASI tersebut, apalagi jika ditandai dengan tanda-tanda kedaluwarsa sebagai berikut:
- Tampilan ASI tampak terpecah menjadi dua bagian: atas dan bawah. Bagian atas kaya akan lemak dan lebih kental, sementara bagian bawah relatif lebih encer. ASI tersebut juga membentuk gumpalan-gumpalan yang tak bisa dilarutkan meski diaduk dengan sendok.
- Aroma dan rasa ASI menjadi asam akibat adanya kontaminasi bakteri berbahaya.
Apabila ASI masih berwarna putih atau kekuningan, tak ada gumpalan, lalu rasa dan aromanya agak seperti sabun, itu menandakan bahwa ASI masih layak dikonsumsi. Rasa seperti sabun lumrah terjadi, khususnya pada ibu dengan ASI yang memiliki kadar enzim lipase tinggi.
Perhatikan ini!
Bisa atau tidaknya ASI perah dikonsumsi setelah listrik mati bisa dikaitkan dengan berapa kejadian tersebut. Apabila listrik hanya mati 2–3 jam, dr. Karin mengatakan bahwa ASI perah yang sudah cair sedikit umumnya masih bisa diminumkan ke bayi.
“Untuk ke depannya, lebih baik Anda memiliki cooler box yang besar serta ice pack yang banyak. Sebab, cooler box yang kecil hanya mampu mendinginkan dan mempertahankan kualitas ASI perah selama 4–6 jam. Beda halnya bila ibu menyimpan ASI di cooler box yang besar, itu bisa menjaga kualitas hingga 8-10 jam,” dr. Karin melengkapi penjelasan.
Selain itu, lanjut dr. Karin, Anda dapat berjaga-jaga dengan membuat kantung-kantung plastik yang diisi oleh air untuk dibekukan. Saran dr. Karin, letakkan kantung-kantung tersebut mengelilingi dan mengimpit stok ASI untuk membantu menjaga suhu. Dengan demikian, setidaknya penurunan kualitas ASI bisa diperlama.
Jadi, jika listrik mati seharian membuat ASI perah mencair sepenuhnya – sudah menunjukkan tanda-tanda basi dan Anda tak punya tempat penyimpanan selain freezer - lebih baik jangan berikan ASI tersebut kepada bayi. Meski terkesan sia-sia, tindakan tersebut dilakukan demi melindungi kesehatan si Kecil yang masih rentan.
(NB/ RVS)