Anak tumbuh sehat, cerdas, dan bahagia adalah harapan dan doa tiap orang tua. Salah satu cara mewujudkannya adalah lewat pemberian nutrisi terbaik, yaitu ASI. Agar menyusui—khususnya ASI eksklusif—lancar, istri butuh dukungan dari suami dan orang lain di sekitarnya. Bagaimana seharusnya peran suami saat ibu menyusui agar prosesnya tak menemui kendala berarti?
Ada beberapa kendala dalam proses pemberian ASI. Mulai dari kurangnya pengetahuan seputar menyusui, tidak percaya diri dengan produksi ASI, kelelahan, hingga stres.
Adanya kendala-kendala di atas membuat seorang ibu menyusui tak bisa menyusui buah hatinya ‘sendirian’. Dukungan dari pasangan dan/atau orang-orang di sekitarnya sangat dibutuhkan. Bila tidak, proses pemberian ASI bisa tak lancar, bahkan bisa saja terhenti.
Peran penting suami saat istri menyusui
Untuk para suami, jangan cuma sibuk kerja atau beralasan capek ngantor. Begini seharusnya peran suami saat istri tengah berjuang memberikan ASI kepada si Kecil.
Faktanya, masih banyak yang berpikir bahwa mengurus anak adalah urusan wanita, termasuk menyusui. Menurut dr. Dyan Mega Inderawati dari KlikDokter, itu adalah pemahaman yang harus dikoreksi.
"Peran suami untuk istri yang memberi ASI sangat penting, karena support system pertama istri adalah suami. Mungkin ada orang tua, tetapi tetap tak bisa mengalahkan peran suami sebagai pendukung utama istri,” ungkap dr. Dyan.
Beberapa bentuk dukungan yang bisa dilakukan di antaranya:
-
Membantu pekerjaan rumah tangga, bergantian mengganti popok si Kecil, serta membelikan makanan kesukaan ibu
"Bantu ringankan beban istri. Kalau suami lagi di rumah, ambil alih tugas-tugasnya dan biarkan ia beristirahat. Karena, produksi ASi juga dipengaruhi level stres sang ibu,” kata dr. Dyan mengingatkan.
"Cara yang bisa dilakukan memperlakukan istri dengan baik. Misalnya membagi pekerjaan rumah agar istri tidak terlalu lelah karena urusan rumah tangga dan mengurus bayi,” lanjutnya.
Kuncinya adalah berikan waktu istirahat sebaik mungkin. Para suami bisa membantu menggendong bayi yang rewel, mengganti popoknya, membelikan makanan kesukaan istri, menyapu dan mengepel rumah, membersihkan kamar, mencuci baju kotor, dan masih banyak lagi.
“Misal istri sudah capek tapi bayi rewel, suami bisa bantu gendong dulu, apalagi kalau bukan waktu menyusui. Kalau bayi rewel karena popoknya penuh, suami bisa menggantinya,” kata dr. Dyan memberi contoh.
"Lalu, kalau istri sedang disibukkan dengan urusan anak dan lainnya sehingga bikin pola makannya jadi kacau, suami bisa membantu menyeduh susu, memberikan potongan buah, mengingatkan untuk makan, atau membelikan makanan kesukaannya,” tambahnya lagi.
-
Membantu istri memenuhi asupan nutrisi menyusui yang dibutuhkan
Pastikan istri untuk menjaga pola makannya tetap sehat dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan selama masa menyusui.
Beberapa nutrisi penting yang dibutuhkan adalah:
- Asam folat sebanyak 400-600 mcg per hari, dengan sumber makanan: sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, dan jeruk.
- Zat besi sebanyak 32 mg per hari pada 6 bulan pertama, dengan mengonsumsi makanan seperti brokoli, bayam, daging, ikan, ayam, dan kuning telur.
- Kalsium sebanyak 1.000 mg per hari lewat konsumsi sayur-sayuran hijau, kentang, serta susu dan produk olahannya.
- Vitamin C sebanyak 100 mg per hari, dengan sumber terbaik adalah sayuran dan buah-buahan.
- DHA sebanyak 200 mg per hari, biasa ditemukan dalam salmon, tuna, dan daging merah.
Kendala menyusui tersulit bisa datang dari ayah si bayi
Seperti yang tertulis dalam buku “Indonesia Menyusui” oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kendala menyusui tersulit datang dari ayah si bayi, karena dapat menghambat inisiasi menyusu dini dan kelangsungan menyusui ASI secara eksklusif.
Agar proses menyusui lancar, pasangan harus ikut berpartisipasi aktif dalam mengambil keputIhan, memiliki sikap yang positif, dan punya pengetahuan luas tentang keuntungan menyusui. Itu semua dapat mendukung ibu menyusui.
Bonding ayah dan bayi dapat ditingkatkan dengan cara ayah hadir pada proses persalinan dan kontak lebih dekat dengan bayi selama masa neonatal.
Para suami harus belajar mengenali sinyal-sinyal yang dikeluarkan oleh bayi, banyak membaca, ikut perkumpulan orang tua, belajar dari orang tua atau teman-temannya. Dengan demikian, diharapkan para suami akan berinteraksi lebih erat dengan bayinya.
Peran suami saat ibu menyusui sangat penting terhadap keberhasilan proses pemberian ASI. Ingat, lancarnya produksi ASI juga tak lepas dari peran seorang ayah. Sebagai support system terpenting, dukungan suami dalam membantu tugas-tugas dan tanpa henti menyemangati akan membuat ibu menyusui merasa berharga, akhirnya meningkatkan kadar hormon bahagia, sehingga ASI bisa mengalir deras.
(RN/ RH)