Air susu ibu (ASI) merupakan sumber gizi nomor satu untuk bayi. Tak heran, sebagian besar ibu memiliki keinginan kuat untuk menyusui, khususnya di enam bulan pertama kehidupan bayi.
Namun, menyusui bukanlah perkara mudah. Selain banyak kendala yang terjadi saat merawat bayi, sang ibu juga dituntut untuk terus memberikan ASI berkualitas. Hal ini dilakukan agar kebutuhan gizi si kecil terus terpenuhi dan tumbuh kembangnya optimal.
ASI memiliki variasi dalam hal karakteristik fisik. Artinya, setiap ibu akan memiliki warna, rasa, maupun aroma ASI yang berbeda satu sama lain.
Namun, ada aroma, rasa, dan warna ASI basi yang harus Mama kenali. Simak apa saja ciri-ciri ASI basi yang tidak layak minum.
Ciri-Ciri ASI Basi
Lantas, apa saja tanda dan ciri-ciri ASI basi yang tidak boleh diberikan pada Bayi? Simak
1. Tekstur Bergumpal
Saat disimpan di lemari pendingin, ASI akan terlihat seperti terbagi menjadi dua lapisan. Pada lapisan bagian atas teksturnya lebih kental dan kaya lemak. Adapun lapisan bagian akan terasa lebih encer.
Pada ASI yang masih layak konsumsi, kedua bagian itu tetap bisa menyatu ketika ASI dicairkan dan kemudian dihangatkan.
Sedangkan pada ASI basi, kedua bagian tersebut akan tetap terpisah dan bergumpal-gumpal. Keduanya tidak bisa dilarutkan meskipun sudah diaduk.
Artikel Lainnya: 6 Fakta Mengejutkan tentang ASI
2. ASI Bau
Sebagian ibu mungkin mengeluhkan adanya perubahan aroma dan rasa ASI setelah disimpan di lemari pendingin. Namun, perubahan aroma tersebut umumnya masih dapat ditoleransi.
Namun jika ASI berbau tengik dan bau amis, artinya ini salah satu ciri dari ASI yang sudah basi. Jika Mama mencium aroma yang tidak enak seperti itu, jangan berikan ASI pada si kecil, ya.
3. Warna ASI Berubah
Warna ASI yang normal adalah putih atau sedikit kekuningan. Warna air susu cenderung putih atau kekuningan, tergantung komposisi foremilk dan hindmilk di dalamnya.
Semakin tinggi kandungan foremilk (ASI yang keluar di awal sesi menyusui), warna ASI akan semakin putih dan lebih encer.
Sebaliknya, semakin banyak hindmilk (ASI yang tinggi kandungan lemak), maka semakin kuning warnanya.
Nah, ciri-ciri ASI basi yang bisa Mama kenali adalah perubahan warnanya menjadi lebih gelap atau terlihat tidak segar.
4. Rasa ASI Asam
Apabila ASI terasa asam atau seperti makanan basi, sebaiknya tidak diberikan kepada bayi. Hal ini menandakan ASI perah sudah tidak layak dikonsumsi akibat adanya kontaminasi bakteri berbahaya.
Artikel Lainnya: Cara Memperlancar ASI yang Ampuh dan Mudah Dilakukan
Tips Mencegah ASI Menjadi Basi
Untuk menjaga kualitas ASI dan mencegahnya menjadi basi, berikut adalah beberapa tips yang dapat diikuti:
1. Penyimpanan yang Tepat
Simpan ASI dalam wadah khusus ASI atau kantong ASI yang dirancang untuk penyimpanan ASI di dalam kulkas atau freezer. Pastikan untuk menuliskan tanggal penyimpanan untuk memastikan penggunaan yang tepat.
2. Jangan Menyimpan Terlalu Lama
ASI yang disimpan terlalu lama dapat kehilangan kualitasnya. Sebaiknya, gunakan sistem rotasi, dimana ASI yang baru diambil ditempatkan di bagian belakang dan yang lebih lama dipindahkan ke depan.
Artikel Lainnya: 9 Kiat Sukses Pemberian ASI Eksklusif bagi Ibu yang Bekerja
3. Hindari Suhu Ruangan yang Tinggi
Hindari meninggalkan ASI pada suhu ruangan yang tinggi untuk jangka waktu yang lama. Suhu yang tinggi dapat mempercepat perubahan kualitas ASI.
4. Jangan Panaskan Ulang Lebih dari Sekali
Jika ASI telah dipanaskan untuk diberikan kepada bayi, hindari panaskan ulang lebih dari satu kali. Setelah pemanasan pertama, gunakan ASI tersebut segera dan buang sisa yang tidak habis.
5. Bersihkan dengan Baik
Pastikan alat penyimpanan ASI dan semua perlengkapan menyusui lainnya dicuci bersih sebelum digunakan. Kebersihan yang baik dapat membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang dapat merusak kualitas ASI.
Artikel Lainnya: 10 Cara Merawat Payudara saat Menyusui
6. Perhatikan Tanda-tanda Ciri-Ciri ASI Basi
Selalu perhatikan ciri-ciri ASI basi seperti bau, warna, tekstur, dan rasa yang disebutkan sebelumnya. Jika Mama mencurigai adanya perubahan, lebih baik membuang ASI tersebut daripada memberikannya kepada bayi.
Selain memerhatikan hal-hal di atas, Mama juga sebaiknya tidak menyimpan ASI terlalu lama. Sekali pun tidak terindikasi basi, ASI yang disimpan terlalu lama akan mengalami pengurangan nilai gizi. Manfaat di dalam kandungannya pun jadi sangat minim.
Lalu, ASI yang tidak ditutup dengan benar dalam wadah penyimpanan akan meningkatkan risiko basi.
Usahakan selalu perhatikan kualitas ASI yang Mama berikan kepada si kecil. Berikan ASI berkualitas dan hindari memberi ASI basi apa pun alasannya. Mama tak ingin anak mengalami gangguan tumbuh kembang dan masalah kesehatan, bukan?
Bila ingin konsultasi seputar pemberian ASI kepada dokter, pakai Tanya Dokter dan Temu Dokter dari KlikDokter.
(NM)
- CDC. Diakses pada 2023. Proper Storage and Preparation of Breast Milk
- IDAI . Diakses pada 2023. Penyimpanan ASI Perah. (2014). Idai.or.id