Kenaikan berat badan yang berlebihan di masa kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas.
Oleh sebab itu, ibu hamil perlu memperhatikan secara ketat kenaikan berat badan selama kehamilan dan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Jika IMT melebihi angka 30, itu berarti Ibu telah mengalami obesitas saat hamil.
Obesitas berbahaya bagi ibu hamil, karena bisa menimbulkan masalah kesehatan pada Ibu maupun janin. Beberapa di antaranya adalah, meningkatnya risiko tekanan darah tinggi, preeklamsia, diabetes gestasional, dan obstructive sleep apnea.
Bahaya obesitas pada ibu hamil juga dapat menyebabkan kecacatan pada janin, kelahiran prematur, dan kejadian lahir mati. Selain itu, terdapat pula risiko janin yang ukurannya lebih besar dibandingkan ukuran normal, sehingga dapat menyulitkan proses persalinan.
Artikel Lainnya: Berat Badan Ideal Saat Hamil, Ini Cara Menghitungnya
Berikut ini adalah penyebab obesitas saat hamil yang perlu dihindari.
1. Konsumsi Makanan Berlebih dan Rendah Nutrisi
Obesitas saat hamil dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebih. Hal ini biasanya dipicu oleh kepercayaan terhadap mitos bahwa ibu hamil makan untuk dua orang.
Kepercayaan terhadap mitos ini menyebabkan bumil makan dalam porsi lebih banyak daripada sebelum hamil.
Selain porsi berlebih, penyebab kegemukan pada ibu hamil juga karena konsumsi makanan tinggi kalori, tetapi rendah nutrisi.
Berbagai jenis makanan yang tergolong di dalamnya, antara lain makanan tinggi gula, makanan yang digoreng rendam, dan makanan tinggi lemak.
Pada saat hamil, seorang ibu membutuhkan banyak asam folat, protein, kalsium, zat besi, dan vitamin serta mineral lainnya. Untuk itu, jika merasa kurang percaya diri untuk mengatur makanan sendiri, Ibu dapat menghubungi tenaga kesehatan.
Artikel Lainnya: Bahaya Turunkan Berat Badan dengan Body Wrapping Saat Hamil
2. Jadwal Makan yang Berantakan
Jadwal makan yang berantakan dapat menjadi penyebab kegemukan bagi ibu hamil. Melewatkan waktu makan akan membuat ibu hamil makan dalam porsi besar pada waktu makan berikutnya. Ini karena bumil yang terpaksa menahan lapar tidak dapat menahan nafsu makan pada waktu tersebut.
Selain makan dalam porsi besar dan berlebih, ibu hamil juga cenderung mencari makanan manis, berminyak, dan berkalori tinggi. Hal ini dapat memicu peningkatan berat badan yang tidak terkendali.
Ibu yang sedang mengandung memang membutuhkan tambahan kalori. Namun, bicarakanlah dengan dokter mengenai kebutuhan tambahan kalori sesuai fase kehamilan.
Secara umum, pada trimester kedua dan ketiga, seorang ibu hamil membutuhkan tambahan kalori sebanyak 300 kalori dalam sehari. Hal ini setara dengan satu gelas susu skim dan separuh roti lapis.
3. Rendahnya Aktivitas Fisik
Perubahan pada tubuh ibu hamil dapat mempengaruhi kondisi mental. Ibu hamil dapat merasa tidak ingin terlalu banyak bergerak. Ia juga merasa khawatir memikirkan aktivitas fisik apa yang nyaman di masa kehamilan. Apalagi, jika usia kehamilan semakin tua dan ukuran perut semakin besar.
Meski begitu, bumil direkomendasikan tetap aktif. Komunikasikanlah dengan dokter atau tenaga kesehatan mengenai kondisi kehamilan dan aktivitas fisik yang dapat dilakukan.
Secara umum, pada saat hamil, Ibu dapat melakukan aktivitas fisik seperti berjalan, berenang, atau aerobik ringan. Jika belum pernah berolahraga sebelumnya, bisa mulai dari 5 menit sehari dan meningkatkannya sebanyak 5 menit setiap minggunya.
Ibu dapat terus meningkatkan lamanya waktu beraktivitas hingga tercapai waktu berolahraga selama 30 menit per hari, setidaknya 5 hari dalam 1 minggu.
Artikel Lainnya: Bahaya Kelebihan Berat Badan Saat Hamil
4. Waktu Tidur Kurang
Ibu hamil termasuk populasi yang dapat mengalami kesulitan tidur. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor emosional Ibu, perubahan fisiologis tubuh, perubahan hormon, bertambah besarnya ukuran perut, atau meningkatnya frekuensi buang air kecil.
Kesulitan tidur ini akan membuat waktu tidur bumil berkurang. Hal ini kemudian akan menyebabkan jadwal makan terganggu. Ibu dapat melewatkan waktu makan, tetapi kemudian makan berlebih pada waktu makan berikutnya.
Waktu tidur dan obesitas pada ibu hamil juga saling berkaitan satu sama lain. Ibu dengan waktu tidur yang kurang dapat mengalami obesitas saat hamil. Sementara itu, ibu yang mengalami obesitas saat hamil juga dapat menyebabkan gangguan tidur. Hal ini lebih lanjut dapat mengganggu pertumbuhan janin.
Artikel Lainnya: Ini Tanda Janin Obesitas pada Ibu Hamil
5. Stres Emosional
Kehamilan merupakan kondisi yang dapat membuat Ibu merasakan gangguan emosional. Misalnya, merasa sedih, khawatir, kesal, dan berbagai emosi negatif lainnya tanpa suatu alasan yang spesifik. Ibu hamil bahkan dapat mengalami depresi.
Saat mengalami gangguan emosi, bumil cenderung tidak dapat memikirkan dengan baik pola dan jadwal makan. Ia akan cenderung mencari makanan manis atau makanan dengan kalori tinggi atau garam yang tinggi. Bumil juga cenderung makan tidak terkendali. Jika hal ini terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan obesitas saat hamil.
Jika mengalami emosi negatif berlebihan dan berkepanjangan selama kehamilan, Ibu perlu berkonsultasi secara intens dengan dokter atau tenaga kesehatan. Pasalnya, kondisi ini perlu ditangani karena dapat berpengaruh terhadap perkembangan janin di dalam kandungan hingga usia dewasa.
Kendali kesehatan dan perencanaan yang baik akan menghindari terjadinya obesitas saat hamil. Ibu hamil direkomendasikan untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan agar dokter dapat menilai kenaikan berat badan yang aman dan menghitung IMT.
Untuk menghitungnya sendiri secara online, ibu bisa menggunakan Health Tools Kalkulator IMT.
Pastikan Ibu juga menjaga kesehatan mental dengan baik dan tidur cukup. Selain itu, pantau juga perkembangan kehamilan lewat Health Tools Kalender Kehamilan.
Konsultasi langsung dengan dokter secara online juga bisa Ibu lakukan lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter. Selamat menjalani kehamilan yang sehat!
(PUT/NM)