Kelahiran si kecil ke dunia adalah hal yang paling dinantikan oleh pasangan suami istri. Namun, terkadang, ada beberapa kondisi terkait bayi baru lahir yang membuat orangtua khawatir. Salah satunya, yaitu kondisi kulit bayi baru lahir.
Faktanya, kondisi kulit bayi baru lahir tidak melulu sama satu sama lainnya. Kondisi ini ditentukan oleh lamanya kehamilan sebelum bayi benar-benar dilahirkan ke dunia.
Tenang, Kamu tidak perlu cemas berlebihan dengan kondisi tersebut. Pasalnya, tidak setiap perbedaan kondisi kulit bayi baru lahir adalah hal berbahaya yang mesti dikhawatirkan.
Pada dasarnya, kulit bayi baru lahir akan berangsur-angsur mengalami perubahan, baik secara penampilan maupun tekstur. Kondisi kulit bayi baru akan menetap atau sesuai wujud aslinya ketika si kecil berusia 6‒20 bulan.
Artikel Lainnya: Penyebab Kulit Bayi Bentol dan Bernanah (Cenang)
Agar Kamu tidak khawatir berlebihan, di bawah ini penjelasan mengenai jenis-jenis kondisi kulit bayi baru lahir beserta artinya bagi kesehatan.
1. Berwarna Merah Tua atau Ungu
Bayi baru lahir bisa saja memiliki kulit berwarna merah tua atau ungu, dengan tangan dan kaki kebiruan. Ini adalah kondisi normal yang tidak perlu Kamu khawatirkan.
Kulit akan tampak lebih gelap sampai bayi bernapas untuk pertama kalinya, yaitu ketika ia menangis.
Kulit bayi akan berubah warna menjadi kemerahan saat menangis. Warna kemerahan tersebut berasal dari pembuluh darah yang sudah berfungsi dengan baik.
Ditambah lagi, karena bayi memiliki kulit yang sangat tipis sehingga penampakan pembuluh darah semakin jelas.
Hal yang perlu diingat, bayi yang memiliki kulit berwarna merah ketika menangis setelah dilahirkan tak pasti akan memiliki kulit putih ketika dewasa.
Warna merah tersebut hanya menunjukkan tipisnya kulit si kecil. Bagaimana warna kulit bayi setelah beranjak besar sangat dipengaruhi oleh kondisi genetiknya.
Artikel Lainnya: Tips Memandikan Bayi Berkulit Sensitif
2. Lapisan Tebal seperti Keju
Lapisan tebal seperti keju yang menutupi kulit bayi dikenal sebagai verniks. Lapisan ini melindungi kulit janin dari cairan ketuban saat dalam rahim. Verniks harus dicuci saat bayi mandi untuk pertama kalinya.
Lapisan verniks muncul karena selama di dalam kandungan bayi terus berada di dalam cairan ketuban.
Seperti halnya ketika orang dewasa berenang terlalu lama, kulit akan menjadi keriput sebagai bentuk pertahanan alami.
3. Terdapat Rambut Halus
Rambut halus dan lembut yang terdapat di kulit kepala, dahi, pipi, bahu, dan punggung bayi baru lahir dikenal sebagai lanugo. Rambut ini lebih sering terdapat pada bayi yang lahir sebelum tanggal perkiraan.
Fungsi rambut halus tersebut adalah untuk memberikan rasa hangat kepada bayi ketika masih di dalam kandungan.
Lanugo akan hilang dalam beberapa minggu pertama kehidupan si kecil.
Artikel Lainnya: Muncul Ruam Setelah Bayi Minum Susu, Bagaimana Mengatasinya?
4. Kulit Kering dan Mengelupas
Kulit bayi baru lahir biasanya sangat halus, namun tampak kering. Beberapa hari setelahnya, kulit akan tampak mengelupas.
Tidak perlu khawatir, karena hal tersebut merupakan kondisi normal pada bayi.
Biasanya, kondisi demikian dialami ketika bayi sudah berusia beberapa hari hingga minggu.
Kulit mengelupas terutama terjadi pada bayi yang lahir agak terlambat dari waktu perkiraan.
5. Benjolan Kecil seperti Mutiara
Bayi baru lahir bisa mengalami benjolan kecil pada hidung, pipi, dan dagu. Benjolan berwarna putih seperti mutiara itu dikenal dengan sebutan milia.
Milia juga bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa. Penyebabnya adalah tersumbatnya kelenjar minyak, dan bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga minggu.
6. Jerawat Halus
Jerawat ringan bisa saja terdapat pada kulit bayi baru lahir, yang ditandai dengan benjolan kecil berwarna merah atau putih. Kondisi ini biasanya hilang dalam beberapa minggu atau bulan.
Jerawat pada kulit bayi baru lahir disebabkan oleh hormon ibu yang masih berada di dalam darah si kecil. Kondisi ini tidak perlu pengobatan khusus.
Artikel Lainnya: Mengapa Kulit Bayi Lebih Mudah Kehilangan Kelembapan?
7. Ruam Merah
Kulit bayi baru lahir bisa saja memiliki ruam agak tebal dengan batas tidak jelas. Ruam ini terlihat seperti benjolan kecil berwarna putih atau kuning, dengan dasar kemerahan.
Keadaan tersebut dikenal dengan sebutan eritema toksikum, dan merupakan kondisi yang tidak berbahaya.
Eritema dapat muncul di wajah, tubuh, kaki dan tangan sekitar 1–3 hari setelah kelahiran. Kondisi ini biasanya hilang dalam waktu 1 minggu.
8. Tahi Lalat
Tanda pada kulit berpigmen gelap atau tahi lalat bisa ada sejak bayi dilahirkan. Kondisi ini dikenal sebagai nevi congenital.
Ukurannya sangat bervariasi, dari sekecil biji kacang hingga cukup besar sampai menutupi seluruh bagian tangan maupun kaki.
Nevi congenital dengan ukuran lebih besar berisiko lebih tinggi untuk berubah menjadi kanker kulit.
9. Bercak Abu-Abu Kebiruan
Bercak datar berwarna abu-abu kebiruan atau cokelat dikenal sebagai Mongolian spot. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa pigmen yang tidak sampai ke lapisan teratas saat kulit terbentuk.
Mongolian spot dapat muncul pada kulit bokong atau punggung, terutama pada bayi yang lahir dengan kondisi kulit gelap.
Mongolian spot tidak berbahaya dan biasanya menghilang pada usia sekolah.
10. Bercak seperti Kopi Susu
Bercak berwarna cokelat muda, seperti kopi susu, dikenal sebagai café-au-lait spot. Kondisi ini sering muncul saat lahir atau dalam beberapa tahun pertama kehidupan si kecil.
Café-au-lait spot dapat berkembang seiring bertambahnya usia. Meski tidak berbahaya, kondisi ini bisa mengganggu penampilan orang yang memilikinya.
11. Port-wine Stain
Kulit bayi yang tampak mengandung pembuluh darah berwarna merah hingga keunguan dikenal sebagai port-wine stain. Kondisi ini sering terlihat pada wajah, namun tak menutup kemungkinan untuk terjadi pada area tubuh lainnya.
Penyebabnya adalah akibat dari malformasi pembuluh darah kapiler. Jika muncul sejak bayi, biasanya kondisi ini akan terus bertahan hingga dewasa dan menyebabkan munculnya rasa tidak percaya diri.
Artikel Lainnya: Penyebab Bintik Merah pada Kulit Bayi, Berbahayakah?
12. Terlihat seperti Daging Lebih (Hemangioma)
Hemangioma terbentuk dari kumpulan kapiler-kapiler (pembuluh darah kecil), yang dapat muncul sejak lahir atau ketika anak berusia beberapa bulan.
Hemangioma dapat terjadi pada daerah tubuh mana saja. Namun, kondisi ini paling sering muncul pada wajah, kepala, dada, dan punggung.
Tidak perlu terburu-buru mengatasi masalah ini. Kecuali, kondisi tersebut telah memengaruhi rasa percaya diri atau menyebabkan gangguan pernapasan.
13. Noda Merah
Noda merah berukuran kecil berupa sarang pembuluh darah sederhana dikenal sebagai salmon patches. Bila terbentuk di belakang leher, kondisi ini disebut stork bites. Jika muncul di antara mata, disebut angel kisses.
Selain lokasi tersebut, noda merah berukuran kecil dapat pula terbentuk di dahi atau bibir atas bayi.
Kondisi ini mungkin disebabkan oleh hormon ibu, dan akan memudar dengan sendirinya setelah beberapa minggu hingga bulan.
14. Warna Kuning pada Kulit dan Mata
Warna kuning pada kulit dan mata bayi dikenal sebagai jaundice. Kondisi ini disebabkan oleh kelebihan bilirubin, yaitu produk pemecahan sel darah merah.
Jaundice bisa dikatakan normal apabila terjadi pada bayi baru lahir hingga berusia 3‒7 hari.
Bila keluhan tak segera membaik, si kecil mungkin butuh diberikan terapi penyinaran guna menurunkan kadar bilirubin di dalam tubuhnya.
Meski tak selalu berbahaya, orangtua tetap perlu memperhatikan kondisi kulit bayi baru lahir. Apabila berkaitan dengan hal-hal yang bersifat gawat darurat, segera berobat ke dokter untuk mendapat penanganan paling tepat.
Punya pertanyaan atau ingin tahu lebih lanjut seputar kondisi kulit bayi baru lahir? Kamu bisa memanfaatkan fitur tanya dokter melalui Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)