Ketika baru dilahirkan, beberapa bayi mengalami ikterus alias “kuning pada bayi”. Ini adalah kondisi menguningnya bagian putih bola mata maupun kulit bayi.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ikterus umumnya dialami pada minggu pertama ketika bayi baru dilahirkan.
Kondisi mata bayi tidak bening dan terlihat kuning ini bisa disebabkan oleh sejumlah faktor. Di bawah ini penyebab mata bayi kuning yang perlu kamu tahu.
1. Hati Bayi Belum Berkembang Sempurna
Berdasarkan American Pregnancy Association, mata kuning pada bayi adalah hal yang normal. Lalu, kenapa mata bayi bisa kuning?
Penyebab mata bayi kuning dikarenakan adanya penumpukan bilirubin di dalam darah bayi. Bilirubin adalah zat kuning yang secara alami dihasilkan setelah sel darah merah dihancurkan.
Nah, bayi memiliki bilirubin sejak di dalam kandungan. Bilirubin berfungsi mengatur kadar zat besi beragam jenis protein. Namun, jika kadarnya berlebihan bisa bikin mata bayi menguning.
Penumpukan kadar bilirubin bisa terjadi karena organ hati bayi belum berkembang sempurna. Soalnya, hati berperan menyaring bilirubin, lalu membuangnya melalui feses.
Karena hati bayi belum sanggup menyaring bilirubin secara efektif, akibatnya zat kuning ini menumpuk dan menyebabkan mata bayi menguning.
Artikel Lainnya: Tubuh Bayi Berwarna Kuning, Haruskah Khawatir?
2. Lahir Prematur
Menurut IDAI, 80 persen kasus mata kuning dialami oleh bayi prematur. Ini adalah kondisi ketika bayi dilahirkan sebelum pekan ke-37 atau lebih dini dari perkiraan kelahiran.
Nah, bayi prematur memiliki organ hati yang belum berkembang sempurna. Karenanya, bayi prematur berisiko lebih besar mengalami mata kuning.
3. Kurang Asupan ASI
Minimnya asupan ASI dapat menyebabkan mata bayi menguning. Pasalnya, kekurangan ASI membuat bilirubin sulit dikeluarkan dari tubuh bayi.
Meski begitu, ketika asupan ASI bayi kembali terpenuhi, mata bayi akan kembali normal.
Nah, untuk mengatasi penyebab mata bayi kuning akibat kekurangan ASI, IDAI menganjurkan agar kamu memberikan ASI minimal delapan kali sehari.
Cara mengatasi mata kuning pada bayi berikutnya, yaitu dengan tidak memberikan bayi asupan air putih atau air berasa apa pun. Hal ini dilakukan sebelum ASI keluar dari payudara.
Agar si kecil mau mengonsumsi ASI, kamu juga perlu menempatkan bayi baru lahir selama 30-60 menit di dada. Kemudian, posisikan bayi pada payudara secara tepat ketika menyusui.
Artikel lainnya: Cara Memperlancar ASI yang Ampuh dan Mudah Dilakukan
4. Nutrisi Tertentu di dalam ASI
Kandungan nutrisi tertentu pada ASI bisa membuat usus bayi menahan bilirubin.
Kondisi ini menyebabkan zat kuning tidak dapat dikeluarkan lewat feses. Akibatnya, mata bayi menguning.
5. Sepsis
Sepsis adalah kondisi ketika sistem kekebalan secara berlebihan melawan infeksi. Infeksi bisa disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun jamur.
Nah, sepsis bisa mengganggu organ hati bayi. Akibatnya, hati si kecil tidak maksimal mengolah bilirubin sehingga menyebabkan mata bayi kuning.
Artikel lainnya: Waspada, Diabetes Bisa Meningkatkan Risiko Sepsis
6. Perbedaan Golongan Darah dengan Ibu
Sistem kekebalan ibu bisa menyerang sel darah merah janin ketika berada di kandungan. Hal ini terjadi ketika bayi dan ibu memiliki golongan darah berbeda.
Kondisi ini menyebabkan sel darah merah bayi pecah sebelum dia dilahirkan. Akibatnya, produksi bilirubin meningkat. Bayi pun bisa mengalami mata kuning sejak usia satu hari setelah dilahirkan.
Untuk mengatasi kondisi tersebut, kamu bisa melakukan transfusi tukar. Cara menurunkan kuning bayi dengan cepat ini dilakukan dengan mengeluarkan darah bayi.
Lalu, darah bayi diganti dengan darah bergolongan sama yang tidak mengandung bilirubin. Setelah itu, darah bayi akan diuji selama dua jam untuk mengetahui kadar bilirubin tetap tinggi atau tidak.
7. Pendarahan Internal
Bayi prematur berisiko lebih besar mengalami pendarahan internal. Soalnya, lonjakan sel darah merah di dalam tubuh bayi menyebabkan penumpukan kadar bilirubin.
Kondisi ini membuat mata bayi menguning.
Mata bayi baru lahir yang berwarna kuning bisa jadi disebabkan oleh kondisi normal. Kondisi ini umumnya bisa sembuh dengan sendirinya ketika bayi memasuki usia dua minggu.
Ketika berusia dua pekan, fungsi hati bayi sudah berkembang lebih optimal dalam menyaring bilirubin.
Meski begitu, menurut dr. Atika, mata kuning pada bayi tetap harus diwaspadai. Terutama, jika warna kuning terlihat begitu pekat di seluruh tubuh dan tidak berkurang walaupun bayi telah berusia lebih dari dua minggu.
Kondisi ini menandakan bahwa bayi mengalami penyakit kuning, yaitu gejala kuning yang disebabkan oleh penyakit. Ketika ikterus disebabkan oleh penyakit, kadar bilirubin pada bayi dapat meningkat tajam menuju level yang membahayakan.
“Penyakit kuning biasanya disertai gejala, berupa bayi gelisah, sulit dibangunkan, tidak rajin menyusu, kenaikan berat badan buruk, dan menangis terus menerus tanpa sebab,” dr. Atika menambahkan.
Berdasarkan jurnal Paediatrics & Child Health, tingginya kadar bilirubin bisa merusak sel otak. Jika tidak segera diobati, hal ini bisa menyebabkan si kecil mengalami kejang, ketulian, kelumpuhan otak, dan keterbelakangan mental.
Karena itu, jika anak mengalami gejala penyakit kuning, segera konsultasikan ke dokter untuk memperoleh penanganan lanjutan.
Kamu juga bisa berkonsultasi secara langsung melalui fitur tanya dokter online di KlikDokter. Dokter spesialis anak kami, siap menjawab pertanyaan-pertanyaan kamu!
Tak lupa, tetap #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan anak.
(ADT/NM)
Referensi:
- American Pregnancy Association. Diakses 2022. Newborn Jaundice.
- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Diakses 2022. Air Susu Ibu dan Ikterus.
- National Health Service. Diakses 2022. Newborn Jaundice.
- Paediatrics & Child Health. Diakses 2022. Jaundice in newborns.
Ditinjau oleh dr. Atika