Peradangan merupakan respons alami tubuh. Hal ini mengindikasikan sistem kekebalan tengah bekerja melawan infeksi, cedera, maupun alergen (zat asing) yang dinilai membahayakan tubuh.
Peradangan dapat terjadi di bagian tubuh manapun, termasuk paru-paru. Salah satu jenis peradangan pada organ pernapasan tersebut yaitu pneumonia alias paru-paru basah. Ini merupakan kondisi ketika paru-paru meradang akibat infeksi bakteri, jamur, ataupun virus.
Peradangan paru dalam jangka panjang dapat berkembang menjadi PPOK (penyakit paru obstruktif kronis). Baik pneumonia maupun PPOK, bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala berupa batuk maupun kesulitan bernapas.
Karena itu, penting mengetahui pengobatan pneumonia dan PPOK, guna mengurangi gejala yang ditimbulkannya. Berikut obat yang direkomendasikan untuk mengatasi radang paru-paru:
Artikel Lainnya: Waspadai Tanda-Tanda Masalah Paru-Paru Ini
1. Antibiotik
Antibiotik digunakan untuk mengobati pneumonia akibat infeksi bakteri. Antibiotik biasanya dikonsumsi secara oral dalam bentuk tablet dan kapsul.
Jika infeksinya berkembang lebih serius, pengobatan paru-paru basah ini dapat diberikan melalui suntikan lewat intravena. Prosedur injeksi ini harus dilakukan di rumah sakit berdasarkan resep dokter.
Terdapat beberapa jenis antibiotik untuk atasi pneumonia, antara lain azithromycin, levofloxacin, clarithromycin, dan doxycycline. Penggunaan antibiotik disesuaikan dengan jenis kuman penyebabnya.
Artikel Lainnya: Potensi Manfaat Bisfosfonat untuk Mengobati Pneumonia
2. Antijamur
Jika radang paru disebabkan oleh infeksi jamur, cara mengobati pneumonia bisa dilakukan menggunakan obat antijamur. Obat yang digunakan antara lain sulfamethoxazole, ketoconazole, itraconazole, trimethoprim, ataupun amphotericin B.
Disampaikan dr. Adeline Jaclyn, penggunaan dan dosis obat antijamur sangat bergantung pada jenis infeksinya.
Pneumonia akibat infeksi jamur sendiri umumnya terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Misalnya, pada penderita HIV/AIDS ataupun pasien kanker paru yang menjalani kemoterapi.
3. Bronkodilator
Bronkodilator merupakan kelompok obat yang bermanfaat mengendurkan otot-otot saluran napas pada penderita PPOK. Obat ini dapat membuka jalan napas dan memungkinkan lebih banyak udara masuk maupun keluar melalui paru-paru.
Dengan begitu kemampuan pernapasan pengidap radang paru akan meningkat. Bronkodilator tersedia dalam berbagai bentuk, seperti tablet, inhaler, larutan nebulizer, maupun sirup.
Artikel Lainnya: Mengenal Operasi Bulektomi untuk Mengobati Pasien PPOK
4. Obat Biologis
Obat biologis merupakan produk molekuler yang diciptakan dari makhluk hidup. Obat ini mengandung protein dari sel hidup.
Obat biologis dapat digunakan untuk mengatasi PPOK ketika radang paru kronis tidak dapat diobati menggunakan obat-obatan lainnya.
Obat biologis bekerja dengan cara mengurangi respons peradangan tubuh. Jadi, gejala PPOK seperti sesak napas dan batuk dapat diminimalkan.
5. Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Khasiat obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) adalah untuk mengobati nyeri maupun demam akibat peradangan paru-paru. Jenis OAINS yang biasanya digunakan, antara lain ibuprofen dan naproxen.
Meski begitu, untuk menggunakan OAINS, penderita radang paru-paru harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Pasalnya, beberapa studi menyebut bahwa OAINS kurang aman untuk penderita radang paru seperti pneumonia.
Itu dia sederet pengobatan pneumonia dan PPOK yang direkomendasikan. Ingatlah, untuk selalu berkonsultasi kepada dokter sebelum menggunakan obat radang paru jenis apapun.
Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar penyakit paru, konsultasi kepada dokter via Live Chat.
(PUT/JKT)
Referensi:
Healthline. Diakses 2022. Medications for Lung Inflammation.
Mayo Clinic. Diakses 2022. Pneumonia.
Ditinjau oleh dr. Adeline Jaclyn