Pernah dengar tentang gaslighting? Ini adalah bentuk manipulasi psikologi yang wajib Anda waspadai mulai saat ini, karena dapat mengganggu tingkat ‘kewarasan’ diri sendiri.
Istilah gaslighting bermula dari suatu drama Inggris berjudul “Gas Light”, di mana seorang suami berusaha ‘memainkan’ istrinya dengan berbagai tipuan untuk mempertanyakan pandangan dan kewarasannya.
Atas dasar itu, dapat diartikan bahwa gaslighting adalah bentuk pelecehan emosional di mana pelakunya memanipulasi situasi secara berulang. Pelaku tindakan ini akan menipu korbannya supaya tidak percaya dengan ingatan maupun persepsi akan dirinya sendiri.
Gaslighting membuat korban mempertanyakan akan insting yang selama ini dipercayai. Korban juga akan menjadi mudah percaya terhadap omongan pelaku gaslighting.
Artikel Lainnya: 6 Cara Mudah Tingkatkan Kesehatan Mental
Langkah Manipulasi Psikologi Gaslighting
Bagaimana seseorang melakukan gaslighting? Beberapa teknik yang digunakan sulit diidentifikasi, karena digunakan untuk menyembunyikan fakta yang tidak ingin diketahui korban.
Namun, secara umum, berikut ini adalah rentetan perilaku yang berkaitan dengan manipulasi psikologi gaslighting:
1. Withholding atau Menyembunyikan Sesuatu
Pelaku gaslighting yang tidak ingin mengerti atau mendengarkan pendapat korban, serta menolak untuk membagi perasaannya cenderung akan mengatakan:
- “Saya tidak mau mendengarkan lagi apa yang telah kamu bicarakan kemarin”
- “Kamu hanya membuat saya bingung”
2. Countering atau Melawan Pendapat
Pelaku akan mempertanyakan ingatan korban, seperti mengatakan:
- “Ingatlah terakhir kali kamu tidak mengingat sesuatu dengan benar”
- “Kamu pikir seperti itu, tapi ternyata kamu salah”
3. Blocking dan Diverting, atau Memberhentikan dan Mengalihkan Pembicaraan
Kedua teknik ini digunakan ketika pelaku mengalihkan topik menjadi pertanyaan akan pendapat korban, dan mengontrol pembicaraan. Contohnya:
- “Saya tidak akan mau mengalami hal itu lagi”
- “Darimana kamu mendapatkan ide gila seperti itu?”
- “Kamu menyakitiku dengan sengaja”
Artikel Lainnya: Mitos dan Fakta tentang Kesehatan Mental
4. Trivializing atau Mempertanyakan Ulang
Mempertanyakan sesuatu seakan tak percaya, agar korban merasa bahwa kebutuhan maupun pikirannya tidak penting. Contohnya:
- “Kamu akan membiarkan hal itu terjadi kepada kita?”
5. Forgetting dan Denial, atau Melupakan dan Menyangkal
Dalam kedua hal ini, pelaku gaslighting bersandiwara melupakan hal yang sudah terjadi sebelumnya agar dapat mengelabui janji yang sempat dibuat bersama korban. Pelaku mungkin akan mengatakan:
- “Kamu membicarakan apa sih?”
- “Kamu ada-ada saja. Aku tidak tahu apa yang kamu bicarakan”
Mendeteksi Manipulasi Psikologi Gaslighting
Bagaimana mengetahui bahwa Anda merupakan korban gaslighting? Berikut tanda-tanda yang mesti Anda waspadai:
- Sering mempertanyakan diri sendiri.
- Sering merasa kebingungan, bahkan merasa sudah “gila”.
- Mempertanyakan ‘sensitivitas’ perasaan sendiri secara berlebihan dan setiap hari.
- Selalu meminta maaf terhadap orang tua, pasangan, bahkan atasan.
- Tidak mengerti mengapa tidak bahagia walaupun banyak hal positif dalam hidup Anda.
- Sering membuat alasan kepada teman dan keluarga akan perilaku pasangan gaslighting
- Menyimpan sebagian informasi dari teman dan keluarga agar Anda tidak perlu bercerita mengenai diri sendiri atau membuat alasan.
- Anda merasa ada suatu hal yang sangat salah, namun tidak pernah dapat mengekspresikan tentang hal tersebut bahkan ke diri sendiri.
- Sulit membuat keputusan, mudah berbohong, merasa tidak berdaya dan tidak bahagia.
- Merasa pernah menjadi seseorang yang sangat berbeda dalam hal percaya diri, lebih relaks, dan menyenangkan.
Apakah seorang pelaku gaslighting menyadari bahwa ia melakukan hal yang salah? Bisa ya dan tidak.
Gaslighting merupakan strategi yang sudah dipelajari oleh pelakunya. Tapi, mereka kebanyakan mendapatkan strategi itu dari tingkah orang tua yang memiliki kecenderungan terhadap suatu substansi atau gangguan mental lainnya.
Gaslighting umumnya dilakukan oleh seseorang dengan gangguan kepribadian, seperti antisosial. Pasalnya, mereka terlahir dengan keinginan yang tak terpuaskan untuk mengontrol banyak orang lantaran kecemasan yang mendalam.
Gaslighting adalah perilaku manipulasi psikologi yang sangat merugikan korbannya. Jika Anda merasa menjadi korban atau pelaku dari tindakan tersebut dan membutuhkan bantuan, jangan sungkan untuk mengunjungi psikolog atau psikiater untuk mengurangi keresahan yang bergumpal di dalam diri.
(NB/RPA)