Saat ini, perundungan atau bullying telah menjadi hal yang nyaris bisa ditemukan setiap saat. Tidak hanya dialami anak atau remaja, perilaku bullying juga menargetkan seorang wanita yang sudah atau baru saja menjadi ibu.
Bullying terhadap ibu disebut sebagai mom shaming. Mom shaming terjadi ketika seorang ibu dipermalukan, disindir, atau dihakimi secara sepihak oleh orang lain. Hal ini dapat terjadi baik secara langsung di tempat melalui ucapan atau media sosial.
Menjadi seorang ibu bukanlah tugas yang mudah. Untuk dapat melakukan kewajibannya sebagai penjaga keseimbangan dalam rumah tangga, ibu perlu sehat secara fisik dan mental.
Sayangnya, kesehatan mental ibu di era digital saat ini rentan ternoda karena maraknya fenomena mom shaming.
Beberapa kasus mom shaming memang bertujuan menasihati dan memberi masukan. Namun, tak sedikit yang sifatnya menghakimi secara sepihak dan merasa pendapatnya paling benar soal menjadi ibu.
Artikel lainnya: Dear Single Mom, Ini Tips agar Tak Mudah Stres dan Kesepian
Agar tidak berakhir stres atau bahkan depresi, berikut adalah cara menghadapi mom shaming yang bisa Anda lakukan:
1. Percaya Diri
Ketika Anda menghadapi mom shaming, penting untuk memiliki rasa percaya diri dan ingat bahwa Anda lah yang paling mengenal diri sendiri, bukan orang lain.
Ya, percayalah bahwa apa yang Anda lakukan adalah yang terbaik untuk si Kecil dan diri sendiri.
Bukan orang lain yang membuat standar dalam kehidupan Anda, tetapi diri sendirilah yang menentukan hal tersebut.
2. Tetap Berpikir Positif
Salah satu cara dalam menghadapi mom shaming adalah dengan tetap berpikir positif.
Dengan begitu, Anda dapat mengendalikan emosi negatif yang mencetuskan perasaan ingin marah, tertekan, atau merasa bersalah.
Yakinkan diri bahwa Anda adalah sosok ibu terbaik bagi keluarga. Jangan terlalu menghiraukan segala komentar dari orang lain, apalagi yang bersifat negatif atau menjatuhkan.
Artikel lainnya: Kiat Mengatasi Rasa Bosan sebagai Ibu Baru
3. Cermat Memilah
Kritikan memang dapat memiliki nilai atau pandangan yang baik. Namun, orang yang paling mengetahui kondisi dan hal terbaik bagi keluarga adalah Anda sendiri.
Untuk itu, cermatlah dalam memilah, menyeleksi, dan menyaring masukan serta kritikan yang dilemparkan kepada Anda.
Lakukan sesuai dengan apa yang Anda yakini, bahwa itu yang terbaik untuk diri sendiri dan keluarga.
4. Bijak dalam Merespons
Cara ini penting dalam menghadapi mom shaming. Ketika Anda sudah dapat berpikir positif, Anda akan lebih mudah mengendalikan emosi. Pada saat itu, Anda sudah mampu memilah dan akhirnya bisa merespons lebih bijak setiap masukan dan kritikan.
Jika mom shaming datang dari keluarga atau kerabat, dengarkan dan sikapi dengan tenang untuk kemudian dipilah. Pastikan Anda hanya menerima kritik atau saran yang sejalan dengan sudut pandang dan keadaan yang dialami.
Apabila mom shaming datang dari orang tak dikenal, Anda tidak memiliki kewajiban untuk mendengarkannya.
Untuk mom shaming yang terjadi di dunia maya, Anda memegang kendali penuh untuk tidak menggubris komentar apa pun yang tidak membangun.
Artikel lainnya: Jenuh Asuh Anak, Waspada Parental Burnout!
5. Jangan Lupa Senyum, Jika Perlu Gunakan Gurauan
Ketika mendapatkan kritik atau masukan yang sifatnya menghakimi atau tidak sesuai ekspektasi Anda, tanggapilah dengan santai. Anda bisa membalasnya dengan senyuman atau gurauan.
Jadi, saat berada di situasi yang tegang, gunakan senyuman dan gurauan agar situasi berubah menjadi lebih cair.
Untuk mengatasi mom shaming, caranya tak perlu dengan ikut menghakimi atau berdebat, bukan?
6. Libatkan Suami
Dalam menjalani peran sebagai ibu, peran suami tidak bisa dilepaskan begitu saja. Suami dan istri yang kompak akan membuat kehidupan rumah tangga dengan segala tanggung jawabnya menjadi lebih ringan karena dipikul bersama.
Ceritakan kepada suami mengenai kegundahan dan suasana hati Anda yang kurang tenteram karena adanya mom shaming.
Bisa jadi, suami memiliki sudut pandang yang lebih bijak sehingga bisa membantu Anda menghadapi mom shaming.
7. Keluar dari Lingkungan Toksik
Berada di lingkungan yang suportif dan bersifat membangun tentu membuat kita merasa nyaman. Namun, jika malah menimbulkan situasi tidak nyaman dan berdampak negatif bagi diri sendiri, sebaiknya keluar dari lingkungan tersebut.
Pilihlah lingkungan yang membuat Anda berkembang lebih baik, bukan malah menjadi stres atau sedih.
Pada kasus mom shaming yang didapat dari media sosial, Anda bisa menghapus komentar jahat atau memblokir akun yang memberikan dampak negatif.
Dengan melakukan cara ini, artinya Anda telah menghadapi mom shaming dengan lebih bijak.
Artikel lainnya: Kondisi Kesehatan Mental Ibu yang Bikin Tidak Bisa Punya Anak
8. Jangan Terpengaruh Orang Lain
Postingan influencer yang membagikan informasi seputar membesarkan anak dan mengurus keluarga banyak beredar di media sosial. Kendati begitu, ingatlah bahwa postingan di media sosial tidak selalu menunjukkan hal yang sebenarnya.
Pasti banyak kekurangan selama membesarkan anak dan mengurus keluarga. Hanya saja, hal tersebut tidak dipublikasikan oleh mereka.
Tetaplah menjadi diri sendiri dalam mengurus keluarga, karena Anda adalah orang yang paling tahu keadaan sebenarnya.
9. Pikirkan Kesehatan Mental
Jangan terlalu memikirkan apa yang dikatakan orang lain. Anda tidak bisa mengatur orang lain, namun bisa menyaring bijak apa yang layak didengar atau tidak. Dengan begitu, Anda dapat menjaga kesehatan mental diri sendiri.
Terlalu mendengarkan omongan orang lain bisa menimbulkan kecemasan hingga depresi.
Bila kesehatan mental Anda terganggu, tidak ada salahnya mencari bantuan keluarga atau ahli seperti psikolog atau psikiater.
10. Sabar
Mengalami mom shaming pasti membuat ibu jadi sedih, bahkan trauma. Perasaan ini wajar, namun Anda harus bangkit. Proses penyembuhan agar dapat bangkit membutuhkan waktu. Percayalah, ibu pasti bisa melewati fase ini.
Dalam kehidupan pasti ada fase naik dan turun, hari bisa baik namun ada kalanya menjadi buruk. Dengan memiliki kesabaran, maka Anda dapat menerima diri sendiri, menjadi lebih bijak dari sebelumnya, dan bahkan lebih tangguh.
Dalam proses penerimaan ini, Anda bisa belajar dan menerima hal-hal yang mungkin tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya.
Lebih lanjut, dengan cara ini, Anda secara tak langsung sudah menghentikan perilaku mom shaming untuk memengaruhi hidup Anda.
Mom shaming mungkin tak bisa benar-benar dihentikan, apalagi di era modern seperti sekarang ini. Mengetahui cara tepat untuk menghadapi atau mengatasi mom shaming akan membuat Anda lebih siap serta terhindar dari stres.
Jika Anda mulai mengalami cemas berlebihan, susah tidur, merasa murung sepanjang waktu, sulit melakukan hobi atau hal menyenangkan lainnya, dan tidak bersemangat akibat mom shaming, jangan tunda untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog.
Cari tahu informasi atau tips kesehatan mental lainnya dengan membaca artikel di aplikasi KlikDokter.
[RS]
Artikel ini juga tayang di Okezone.