Berbekal informasi sana-sini, kamu memutuskan untuk menjalani diet vegan. Awalnya berat karena kamu harus benar-benar menyetop segala produk hewani. Daging imitasi pun menjadi pilihanmu saat kangen makan daging. Tapi kadang, porsinya lebih banyak daripada sayur. Jangan dibiasakan, ya, karena itu salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh pelaku diet vegan.
Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Diet Vegetarian yang Perlu Anda Tahu
Keuntungan & kerugian diet vegan
Menjalankan diet vegan terbukti dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa diet vegan sangat efektif dalam menurunkan berat badan ketimbang diet lainnya, meskipun para pelaku diet vegan makan hingga kenyang sekalipun. Memang, sayur dan buah kaya akan serat yang dapat membuat perut lebih cepat kenyang dibandingkan karbohidrat sederhana, protein, dan lemak.
Para ahli juga menduga bahwa pelaku diet vegan umumnya lebih peduli dan awas akan kesehatan mereka. Mereka cenderung menjalankan gaya hidup sehat yang lebih baik – misalnya rajin berolahraga – ketimbang pelaku diet pada umumnya.
Diet vegan terbukti lebih efektif menurunkan LDL (kolesterol “jahat”) ketimbang diet lainnya. Selain itu, penganut diet vegan didapati memiliki risiko hipertensi 75% lebih rendah dan risiko kematian akibat penyakit jantung 42% lebih rendah ketimbang mereka yang tidak diet vegan. Selain menurunkan kematian akibat sakit jantung, diet vegan juga didapati menurunkan 15% risiko kematian akibat kanker.
Bagi mereka yang mengalami penurunan fungsi ginjal, protein nabati pun terbukti lebih aman daripada protein hewani untuk ginjal.
Karena sama sekali tidak mengonsumsi produk hewan, pelaku diet vegan rentan mengalami kekurangan zat gizi tertentu. Terutama zat-zat yang banyak terdapat di bahan makanan hewani, seperti vitamin B12, vitamin D, omega-3, zat besi, zink, iodin, dan kalsium.
Untuk kelompok orang tertentu yang sedang memerlukan nutrisi dalam jumlah besar dan terutama memiliki risiko tinggi mengalami kurang gizi, mungkin perlu pertimbangan khusus sebelum menjalani pola makan. Mereka adalah anak-anak serta ibu hamil dan menyusui.
Kesalahan yang sering dilakukan
Banyak orang menganggap bahwa dengan melakukan diet vegan, maka otomatis mereka akan menjadi lebih sehat dengan sendirinya. Tidak berarti makanan vegetarian selalu lebih baik daripada nonvegetarian, dan tidak semua makanan vegetarian mengandung cukup nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Artikel Lainnya : Benarkah Diet Vegan Mengganggu Kesuburan Wanita?
Sering mengonsumsi daging imitasi
Terlalu sering mengonsumsi makanan olahan vegetarian yang berbentuk dan memiliki rasa mirip daging juga tidak sepenuhnya baik. Umumnya makanan tersebut telah melalui pemrosesan yang panjang, memiliki kandungan bahan pengawet, dan tambahan lainnya.
Selain itu, makanan tersebut juga tinggi kalori, mengandung rendah protein, serat, dan nutrien lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh. Dengan kata lain, makanan “vegan” tersebut tidak jauh berbeda dengan junk food hewani yang biasa terdapat di restoran cepat saji.
Tidak memperhatikan pentingnya B12
Ketika menjalankan diet vegan, otomatis kamu akan memiliki risiko kekurangan nutrien tertentu. Hal tersebut dapat disiasati dengan mengonsumsi makanan yang bervariasi, agar kamu bisa mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Namun bila masih kurang juga, kamu dapat mengonsumsi suplemen untuk beberapa nutrien tertentu yang memang sulit didapatkan dari diet vegan, seperti vitamin B12.
Vitamin B12 penting untuk pembentukan sel darah merah dan DNA. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia, lemas, cepat lelah, dan gangguan memori. Selain vitamin B12, pelaku diet vegan memiliki risiko kekurangan zat besi. Beberapa jenis sayuran memang ada yang mengandung zat besi, namun jenis zat besi tersebut lebih sulit diserap oleh tubuh dibanding zat besi hewani.
Untuk dapat meningkatkan penyerapan zat besi dari makanan nabati, kamu dapat mengonsumsi makanan sumber zat besi bersamaan dengan makanan yang mengandung vitamin C. Contohnya jambu, kiwi, brokoli, pepaya, stroberi, dan jeruk.
Tidak memperhatikan asupan kalsium
Kalsium banyak terdapat pada produk susu, sehingga penganut diet vegan juga berisiko mengalami kekurangan kalsium. Untuk mengatasinya, perbanyak konsumsi sayuran yang mengandung kalsium seperti kale, brokoli, bok choy, almon, dan jeruk. Kalsium sangat penting untuk kesehatan tulang, gigi, otot, dan saraf.
Kekurangan kalsium saat muda dapat meningkatkan risiko osteoporosis dan patah tulang saat tua, terutama pada wanita. Kamu dapat mengonsumsi suplemen kalsium apabila kebutuhan kalsiummu masih belum dapat terpenuhi melalui makanan.
Tidak mencukupi kebutuhan cairan
Kesalahan lain yang dilakukan oleh penganut diet vegan adalah tidak mencukupi kebutuhan air harian. Padahal, minum air yang cukup setiap hari sangat penting karena dapat menghindari kembung dan perut begah akibat terlalu banyak mengonsumsi serat dari sayur dan buah.
Jika kamu sedang menjalani diet vegan, coba perhatikan apakah kamu pernah atau bahkan sering melakukan kesalahan-kesalahan tersebut? Menjalankan diet vegan tidak otomatis membuatmu lebih sehat dan bugar. Kamu harus betul-betul memperhatikan setiap asupan yang masuk untuk mendapatkan manfaat dari diet vegan ini.
Kamu bisa konsultasi seputar diet vegan sesuai kondisi tubuh kamu atau kondisi medis lainnya lewat fitur tanya dokter online di KlikDokter. Yuk, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter untuk mengikuti informasi seputar kesehatan terkini.
[RS/ RVS]