Garam Khusus bagi Penderita Hipertensi Baik untuk Kesehatan?

Asupan garam identik dengan risiko tekanan darah tinggi atau hipertensi. Penyakit ini bisa dibilang momok karena dapat memicu berbagai masalah kesehatan dalam jangka panjang. Mulai dari stroke, penyakit jantung koroner, hingga gangguan pada ginjal.

Untuk membantu menurunkan tekanan darah, salah satu kiat yang bisa diterapkan adalah dengan membatasi asupan garam.

Menurut beberapa sumber, ada garam khusus yang diperuntukkan penderita hipertensi. Bagaimana efektivitas penggunaan garam khusus hipertensi? Simak penjelasannya di sini.

Benarkah Garam Khusus Hipertensi Bermanfaat?

Jika kamu memiliki darah tinggi dan sulit makan bila tidak menggunakan garam, mungkin garam sehat untuk hipertensi bisa menjadi pilihannya. Misalnya, garam yang rendah natrium.

Garam jenis ini rasanya tidak berbeda dengan garam pada umumnya, tetapi menggunakan kalium sebagai bahan utama, bukan natrium. 

Perlu diketahui bahwa natrium berhubungan erat dengan kejadian tekanan darah tinggi. Bila zat natrium diganti dengan kalium, maka dampak buruk dari natrium (naiknya tekanan darah) tidak terjadi.

Artikel Lainnya: Bolehkah Penderita Hipertensi Mengonsumsi Kecap Asin?

Kendati demikian, meskipun tergolong garam khusus hipertensi, garam kalium tidak bisa digunakan sembarang orang. Terutama bagi orang dengan penyakit ginjal atau sedang mengonsumsi obat tekanan darah tertentu.

Sebagai catatan, peningkatan kalium yang terjadi akibat penggunaan garam tersebut bisa membahayakan penderita.

Jadi, penggunaan garam khusus untuk hipertensi memang tidak boleh sembarangan, serta bukan pilihan yang sehat untuk semua orang.

Apabila kamu punya masalah ginjal atau sedang menjalani pengobatan jantung atau hati, bicarakan lebih dulu kepada doktermu sebelum menggunakannya.

Jenis Garam yang Aman untuk Hipertensi

Setelah mengetahui bahwa garam rendah natrium bisa menjadi pilihan untuk penderita hipertensi, kamu bisa mulai menggunakan produk berlabel ‘rendah natrium’.

Namun, garam dengan label tersebut sebenarnya masih mengandung natrium tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit daripada garam yang biasa.

Nah, produk-produk ini biasanya mengandung campuran natrium klorida dan kalium klorida. 

Sebaliknya, apabila suatu produk diberi label ‘bebas natrium’, maka bahan utamanya adalah kalium klorida tanpa natrium.

Artikel Lainnya: Usir Hipertensi dengan Belimbing, Apakah Manjur?

Lalu, adakah garam khusus hipertensi yang benar-benar sehat? Sebenarnya, cara ideal untuk menjaga tekanan darah adalah dengan mengurangi asupan garam, tanpa menggantinya dengan bumbu masak lain.

Daripada meniru rasa garam dengan pengganti garam, cobalah menambahkan rempah-rempah untuk menambah rasa makanan.

Kamu bisa mencoba menggunakan bubuk bawang putih, jus lemon, pala, kayu manis, dan lada. Beberapa jenis rempah tersebut mampu memberikan aroma dan rasa yang nikmat pada makanan, tetapi masih aman untuk dikonsumsi.

Jika memang ingin menggunakan garam, pilihan garam rendah natrium dapat menjadi alternatif. 

Sebagai catatan, secara umum orang sehat disarankan untuk tidak makan lebih dari 2.300 mg natrium. Meski tubuh memerlukannya, garam tidak boleh dikonsumsi berlebihan.

Tak hanya itu, kurangi juga asupan lemak jenuh serta perbanyak menu sayur-sayuran dan buah.

Selain pola makan yang baik, penderita hipertensi sebaiknya berolahraga secara teratur sebanyak 3 kali seminggu dengan durasi 30 menit. Mulailah dengan olahraga sederhana seperti joging, berenang, atau melakukan senam.

Jika perubahan pola hidup telah dilakukan, namun tekanan darah tak kunjung stabil, segera lakukan konsultasi dengan dokter untuk mulai menggunakan obat penurun tekanan darah tinggi.

Itulah penjelasan seputar garam khusus untuk hipertensi. Diet rendah garam merupakan salah satu langkah menuju hidup bebas hipertensi. Meski demikian, masih banyak aspek lain yang perlu kamu perhatikan.

Yuk, #JagaSehatmu dengan mengubah kebiasaan dan mengonsumsi makanan sehat untuk melawan hipertensi. Jika butuh saran dokter, kamu bisa menggunakan fitur Live Chat dari KlikDokter.

[WA]

Artikel ini juga tayang di Okezone.