Baru-baru ini para peneliti di Indonesia dibikin gembar dengan penyebaran virus baru yang diyakini cukup mematikan. Virus tersebut bernama virus Hendra.
Virus Hendra termasuk dalam jenis penyakit zoonosis, yang berarti ditularkan melalui hewan dalam hal ini kuda.
Beberapa anggapan menyebut, virus Hendra yang terlambat dideteksi dan ditangani bisa menyebabkan dampak fatal. Apakah hal tersebut benar?
Agar tidak salah kaprah, berikut ini penjelasan tentang virus Hendra, termasuk gejala dan cara mencegahnya agar tidak sampai tertular.
Artikel Lainnya: Waspada Bahaya Community-Acquired Pneumonia di Masyarakat
Menguak Asal Mula Virus Hendra
Inang alami Hendra Virus (HeV) adalah kelelawar buah dari Famili Pteropodidae genus Pteropus.
Para ilmuwan percaya bahwa kelelawar menyebarkan virus Hendra melalui urine dan kotoran. Kemudian, kuda tanpa sengaja mengonsumsi rumput atau buah yang terkontaminasi dengan urine maupun kotoran tersebut.
Virus Hendra adalah penyakit yang berbeda dengan flu kuda, meski hewan yang menularkan sama.
Virus Hendra itu sendiri ditemukan pada tahun 1994 setelah seorang pelatih kuda Queensland dan 14 kudanya mati.
Pada tahun 1995, kejadian virus Hendra kembali terulang. Seorang petani yang juga peternak kuda di Mackay dikabarkan meninggal dunia akibat infeksi virus tersebut.
Kemudian, pada tahun 2008, virus Hendra kembali bikin geger. Seorang dokter hewan di Queensland menjadi orang ketiga yang meninggal dunia akibat terpapar virus tersebut setelah berkontak dengan kuda.
Kematian akibat virus Hendra memang terbilang jarang. Catatan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) bahkan menyebut, hanya terdapat 7 kasus infeksi virus Hendra pada manusia dari tahun 1994–2013.
Artikel Lainnya: Waspada Virus Influenza A-H1N1 di Indonesia
Gejala Virus Hendra pada Manusia
Gejala virus Hendra biasanya berkembang antara 5–21 hari setelah berkontak erat dengan kuda yang tertular.
Gejala virus Hendra pada manusia dapat meliputi keluhan-keluhan di bawah ini:
- Demam tinggi
- Sakit kepala
- Batuk kering
- Sakit tenggorokan
- Kesulitan bernapas
- Pusing
- Kantuk yang tidak biasa
- Kebingungan
- Kejang-kejang
- Koma
Virus Hendra dapat pula menyebabkan komplikasi, salah satunya sepsis pneumonia. Ini adalah infeksi paru-paru parah yang dapat menyebabkan munculnya nanah, abses, dan kerusakan jaringan.
Di samping itu, infeksi virus Hendra juga dapat meningkatkan risiko ensefalitis. Ensefalitis adalah peradangan dan pembengkakan otak derajat parah, yang dapat menyebabkan kejang atau koma.
Artikel Lainnya: Waspada, Infeksi Virus Herpes Bisa Sebabkan Kebutaan
Penyebaran Virus Hendra dari Kuda ke Manusia
Risiko penularan virus Hendra tidak setinggi COVID-19. Artinya, Anda tak serta-merta terinfeksi meski berkontak dengan hewan (kuda) yang membawa virus tersebut.
Faktanya, semua kasus infeksi virus Hendra pada manusia biasanya terjadi akibat paparan tingkat tinggi terhadap cairan tubuh kuda yang terinfeksi.
Paparan tingkat tinggi di sini, contohnya melakukan otopsi pada kuda tanpa mengenakan peralatan pelindung yang memadai, atau terpapar cairan dari hidung kuda secara langsung dan berulang.
Setelah kuda terinfeksi, virus dapat menyebar ke dalam darah, urine, liur dan cairan hidung hewan tersebut. Apabila berkontak erat dengan cairan-cairan tersebut, Anda berisiko mengalami infeksi virus Hendra.
Artikel Lainnya: Sangat Menular dan Mematikan, Apa itu Virus Marburg?
Cara Mengatasi Virus Hendra
Tidak ada pengobatan khusus untuk infeksi virus Hendra. Obat antivirus bahkan belum terbukti efektif dalam mengobati infeksi virus ini.
Dokter mungkin akan menawarkan pengobatan eksperimental dengan jenis antibodi untuk mencegah perburukan kondisi pasien yang terinfeksi virus Hendra.
Hal lain yang mungkin dilakukan dokter untuk pasien virus Hendra, meliputi:
- Perawatan di rumah sakit dengan pemantauan ketat
- Pemberian obat untuk meringankan gejala dan cairan secara intravena
- Bantuan lainnya, misalnya ventilasi mekanis
Artikel Lainnya: Cegah Infeksi dari Rumah Sakit dengan Cara Ini
Cara Mencegah Virus Hendra
Vaksin atau obat untuk virus Hendra masih belum ditemukan. Oleh karena itu, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk melawan virus tersebut adalah dengan tindakan pencegahan, seperti:
- Selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menyentuh kuda. Jangan lupa juga untuk mengeringkan tangan secara menyeluruh.
- Hindari menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang kotor, apalagi jika Anda baru saja menyentuh kuda.
- Bersihkan peralatan yang digunakan untuk menangani kuda secara berkala.
- Hindari kontak dengan kuda yang sakit. Pisahkan juga kuda sakit dari yang lain, dan segera hubungi dokter hewan terdekat.
- Kenakan peralatan pelindung, seperti kacamata dan sarung tangan, jika Anda harus berkontak dengan kuda yang sakit. Kenakan juga pakaian dan celana panjang guna menghindari cipratan darah atau cairan kuda ke tubuh Anda.
- Anda wajib sesegera mungkin mandi dan mengganti pakaian setelah berkontak dengan darah atau cairan tubuh kuda. Bersihkan tubuh dan pakaian Anda dengan saksama, agar kotoran tak tertinggal sama sekali.
- Lepaskan dan langsung buang sarung tangan apabila telah berkontak dengan darah, cairan tubuh, atau kotoran kuda.
- Hindari kontak dengan sekret kuda, termasuk darah, urine, atau air liur, bahkan saat hewan tersebut mati. Sebab, virus mungkin saja masih aktif.
- Hindari mencium kuda di bagian moncong dan sisi wajah, meski hewan tersebut tampak sehat.
- Jangan letakkan tempat makan atau minum untuk kuda di bawah pohon maupun area lain yang memungkinkan kelelawar bertengger.
Kini Anda sudah tahu sedikit banyak tentang virus Hendra, bukan? Jika memiliki pertanyaan seputar gejala penyakit, tak perlu tagu untuk memanfaatkan fitur tanya dokter di Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)
Referensi:
HHS Public Access. Diakses 2022. Hendra virus
Better Health. Diakses 2022. Hendra virus
World Health Organization. Diakses 2022. Hendra virus infection
NSW Government. Diakses 2022. Hendra virus fact sheet
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2022. Hendra Virus Disease (HeV)