Bila kamu melihat ada orang yang gemar mengelupasi kulitnya, bisa jadi orang tersebut menderita dermatillomania. Kebiasaan ini termasuk kelainan psikologis yang berkaitan dengan obsessive compulsive disorder (OCD).
Tanda dermatilomania adalah mengelupasi kulit sendiri secara berulang sehingga menyebabkan kerusakan jaringan. Penderita juga gemar menyentuh dan menggaruk berulang-ulang.
Namun, kebiasaan mengelupasi kulit tidak selalu didiagnosis dermatilomania, lho. Gejala dermatilomania antara lain kerusakan jaringan dan disfungsi, serta lesi kulit yang tidak disebabkan kelainan kulit, penyakit, atau penyalahgunaan zat dan obat.
Biasanya, area kulit yang dikelupasi oleh penderita dermatilomania adalah wajah. Namun, penderita juga bisa melakukannya pada lengan, kaki, punggung, perut, dada, bahu, bibir, dan kepala.
Artikel lainnya: Opsi Perawatan Medis untuk Penderita OCD
Apakah Dermatillomania Berbahaya?
Dermatillomania atau gangguan eksoriasi berhubungan dengan gangguan OCD, di mana orang dengan kondisi tersebut tidak dapat menghentikan dirinya sendiri untuk melakukan tindakan tertentu.
Sejalan dengan kondisi OCD yang dapat dipengaruhi faktor genetik, maka dermatilomania juga sangat mungkin memiliki karakteristik yang sama. Bila orangtua mengidap dermatilomania, mungkin anaknya akan mengalaminya.
Hingga kini penyebab dermatilomania masih kurang jelas. Namun, kemungkinan penyebabnya antara lain:
- Kebosanan
- Stres atau kecemasan
- Emosi negatif, seperti rasa bersalah atau malu
- Kondisi kulit kronis, seperti jerawat atau eksim
- Noda lain yang ingin dihilangkan penderita, padahal mungkin tidak terlihat oleh orang lain
- Berkaitan dengan gangguan obsesif kompulsif lainnya, seperti gangguan dismorfik tubuh, yang mana orang tersebut terlalu disibukkan dengan pemikiran seputar penampilannya
Gangguan mental dermatilomania yang tidak ditangani dengan baik akan memburuk dan menimbulkan beberapa komplikasi. Komplikasi dermatilomania yang paling umum terjadi adalah infeksi kulit yang dikelupas dan disertai kerusakan jaringan kulit.
Pada beberapa kondisi yang cukup parah, bahkan diperlukan cangkok kulit (skin graft) untuk mengatasinya. Jika sudah demikian, bahaya dermatilomania juga bisa menyebabkan bekas luka permanen dan cacat fisik.
Selain efek fisik, dermatilomania juga rentan memengaruhi kesehatan mental. Penderita bisa merasa tak berdaya, bersalah, hingga malu. Bahkan, dermatilomania berisiko menimbulkan kebiasaan melukai diri sendiri.
Selain kulit tubuh, mengelupas kulit bibir kadang termasuk self-harm (menyakiti diri sendiri) bila dilakukan jangka panjang, kronis, dan dipengaruhi kondisi mental.
Jika perilaku mengelupas kulit bibir dilakukan jangka panjang, serta menyebabkan kerusakan jaringan, kesedihan psikis, dan disfungsi organ tertentu, maka hal tersebut bisa digolongkan sebagai dermatilomania.
Beberapa penderita dermatilomania diteliti memiliki pikiran tentang upaya bunuh diri. Karena penyakit ini termasuk kelainan psikologis, keluhan lain seperti kecemasan dan depresi juga sering dialami penderita.
Artikel lainnya: Segera Hentikan! Kebiasaan Ini Bisa Merusak Kulit Anda
Cara Menghilangkan Kebiasaan Mengelupas Kulit
Cara mengobati dermatillomania biasanya melibatkan kombinasi obat dan terapi. Penggabungan keduanya cenderung akan membuat penderita merasa lebih baik.
Obat-Obatan
Obat-obatan paling umum yang diresepkan meliputi:
- Antidepresan
- Antikonvulsan
- Antipsikotik
- Nutraceutical
Terapi Lainnya
Cara menghilangkan kebiasaan mengelupas kulit juga bisa dibantu dengan beberapa terapi berikut ini:
- Habit Reversal Therapy
Metode ini membantu penderita lebih sadar akan perilaku dan pola aktivitas. Dengan menjadi lebih sadar, terapi ini mengajarkan untuk menghentikan kebiasaan seperti menguliti.
- Terapi Kelompok dan Dukungan Teman Sebaya
Orang dengan dermatillomania dapat mengambil manfaat dari jenis terapi atau dukungan kelompok tertentu.
- Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Metode ini melibatkan pengajaran mekanisme coping dan strategi untuk membantu mengubah perilaku.
- Terapi Penerimaan dan Komitmen
Terapi ini membantu penderita mengubah perilaku seperti menguliti dengan menerima perasaan negatif yang memicu perilaku tersebut.
Untuk mengatasi dermatilomania, pendekatan yang paling umum adalah behaviour therapy yang mempelajari bagaimana hubungan antara pikiran dengan kebiasaan mengelupasi kulit. Lewat terapi ini, kebiasaan penderita mengelupasi kulit dapat berkurang.
Bila kamu ataupun orang terdekat mengalami berbagai gejala dermatilomania yang telah disebutkan di atas, segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan tepat.
Download aplikasi KlikDokter sekarang, kamu bisa konsultasi online dengan psikolog dan psikiater lebih cepat. #JagaSehatmu agar bisa menjalani hari dengan bahagia!
(FR/JKT)
Referensi:
Journal of the Norwegian Medical Association. Diakses 2022. Skin picking disorder.
NHS UK. Diakses 2022. Skin Picking Disorder.
The British Journal of Psychiatry. Diakses 2022. Abnormal brain activation in excoriation (skin-picking) disorder: evidence from an executive planning fMRI study.