Kesehatan Anak

Tips Mengatasi Dampak Kembali PTM pada Mental Anak

Aditya Prasanda, 13 Jun 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Dampak negatif pembelajaran tatap muka (PTM) bisa memengaruhi mental anak. Ketahui 5 tips yang bisa dilakukan untuk mengatasi efek tersebut.

Tips Mengatasi Dampak Kembali PTM pada Mental Anak

Sejumlah daerah di Indonesia berencana menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100% pada tahun ajaran baru 2022/2023 mendatang. Kebijakan ini mungkin bisa mengganggu kondisi kesehatan mental sebagian anak. 

Menurut penelitian yang dimuat jurnal Frontiers in Psychology, dampak negatif PTM pada mental anak bisa membuat si kecil mengalami masalah perilaku dan emosi. Masalah yang dimaksud, misalnya takut pergi ke sekolah dan berinteraksi dengan orang lain. 

Selain itu, anak juga cenderung kurang bersimpati dan berempati pada orang lain. Dampak PTM bagi siswa ini tidak lepas dari kebijakan lockdown selama pandemi COVID-19

Artikel Lainnya: Rekomendasi Terbaru CDC Seputar Sekolah di Masa Pandemi

Mengingat hal tersebut, penting bagi orangtua untuk mengetahui cara mengatasi dampak negatif sekolah offline pada anak. Berikut ini penjelasannya:

1. Ajak Ngobrol Santai Soal Perasaan Mereka

Sebelum PTM digelar 100%, anak-anak sempat mengalami masa transisi dengan kembali bersekolah sebanyak 2-3 kali dalam sepekan. 

Saat belajar di sekolah, anak-anak pasti mengalami berbagai macam penyesuaian. 

Berdasarkan hal tersebut, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menyampaikan pentingnya memperhatikan perilaku anak selama menjalani proses belajar offline. Terutama, ketika anak menunjukkan reaksi penolakan maupun perubahan emosi. 

“Coba tanya kepada anak: apa hal yang ia rasakan, dan apa yang membuatnya merasa tidak nyaman saat PTM?,” kata Ikhsan.

“Tujuannya adalah agar orangtua bisa mengetahui apakah anak memiliki ketakutan untuk berteman atau cenderung lebih merasa nyaman saat belajar di rumah,” sambungnya.

2. Ingatkan Soal Manfaat Positif Bertemu Guru dan Teman Sekelas

Jika anak merasa takut atau cemas untuk berinteraksi dengan orang lain, orangtua bisa memberikan pengertian kepadanya bahwa hal itu wajar terjadi.

Berdasarkan UNICEF, hal berikutnya yang bisa orangtua lakukan adalah mengingatkan anak soal manfaat positif bertemu teman maupun guru. 

Misalnya, dengan bertemu teman-teman, anak bisa mempelajari hal baru. Lalu, mereka juga bisa bermain dan melakukan aktivitas fisik bersama-sama.

3. Libatkan Anak dalam Kegiatan Sosial

Ikhsan mengatakan bahwa rasa simpati dan empati anak bisa ditumbuhkan kembali dengan melibatkan mereka dalam kegiatan sosial. 

“Bisa dengan mengajak anak mengikuti kegiatan volunteering atau relawan ke panti sosial,” saran Ikhsan.

“Hal tersebut bisa membantu mengembangkan empati dan simpati kepada sesama, sehingga anak tidak takut berinteraksi dan lebih peduli terhadap sekitarnya ketika mengikuti PTM nanti,” katanya.

Artikel Lainnya: Persiapan Orang Tua saat Anak Kembali Sekolah saat Pandemi

4. Ingatkan Soal Pentingnya Menjaga Kesehatan Bersama

Meski menjalani sekolah tatap muka, anak-anak tetap harus mematuhi protokol kesehatan. 

Prokes selama di sekolah dijalankan dengan mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak fisik, dan menggunakan peralatan makan pribadi. 

Di sisi lain, penerapan prokes bisa membuat si kecil merasa frustasi dan kesal, misalnya karena kesulitan untuk berlari atau bermain sambil mengenakan masker.

Untuk itu, orangtua harus memberikan pengertian lebih kepada anak. Caranya, yaitu dengan memberitahu anak bahwa menerapkan prokes adalah hal wajib untuk mencegah penyebaran virus.

5. Bantu Anak Menyalurkan Emosi Secara Positif

Kembali mengutip UNICEF, anak mungkin mengalami perubahan emosi selama PTM berlangsung. 

Atas dasar itu, orangtua mesti memberikan pengertian kepada anak bahwa perubahan emosi adalah hal yang lumrah terjadi.

Ditambahkan Ikhsan, orangtua juga dianjurkan untuk membantu anak menyalurkan emosinya dengan melakukan aktivitas yang positif. Contohnya, yaitu dengan mengajak anak melakukan aktivitas fisik, seperti berenang, berlari, bermain, dan menggambar. 

“Tujuannya adalah untuk membantu menyalurkan emosi-emosi negatif yang dirasakan anak,” tutur Ikhsan.

“Cara tersebut juga membuat fisik anak lebih sehat, sehingga mereka bisa lebih fokus saat mengikuti PTM,” pungkas Ikhsan.

Gangguan kesehatan mental yang dialami anak sekolah ketika menjalani PTM sangat mungkin terjadi. Meski begitu, dampak negatif pembelajaran tatap muka bisa kamu siasati dengan menerapkan tips di atas.

Jika ingin tanya lebih lanjut soal cara mengatasi dampak buruk PTM pada mental anak, konsultasikan langsung bersama psikolog di KlikDokter. Yuk, mulai sekarang #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter!

(NB/JKT)

Referensi:

Elsevier Public Health Emergency Collection. Diakses 2022. COVID-19 and its impact on education, social life and mental health of students: A survey.

Frontiers in Psychology. Diakses 2022. Mental Health Problems Among School-Aged Children After School Reopening: A Cross-Sectional Study During the COVID-19 Post-pandemic in East China.

UNICEF. Diakses 2022. Supporting your child’s mental health as they return to school during COVID-19.

Ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog

kesehatan mental