Anak muntah di malam hari sering dianggap lumrah. Sebagian orangtua meyakini kondisi si kecil akan segera membaik dengan sendirinya.
Meski begitu, orangtua tetap perlu waspada, apalagi jika keluhan terjadi berkepanjangan. Faktanya, anak sering muntah di malam hari bisa menjadi salah satu gejala dari kondisi medis tertentu.
Hal ini khususnya jika kondisi tersebut disertai dengan keluhan lain, seperti sakit perut atau kram, batuk, sakit kepala, mual atau pusing, demam, diare, mengi, sesak napas, gatal, hingga ruam kulit.
Artikel Lainnya: Jenis Muntah Anak dan Solusi untuk Menanganinya
Apa saja yang dapat menjadi penyebab anak muntah malam hari? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Kebiasaan Mendengkur
Jangan kaget, si kecil pun bisa mendengkur, dari yang intensitasnya ringan hingga cukup serius. Kondisi ini dapat hilang atau membaik seiring bertambahnya usia.
Jika anak juga mengalami jeda pernapasan yang signifikan (biasanya saat mendengkur), mereka mungkin menderita sleep apnea.
Pada kasus sleep apnea, anak mungkin harus bernapas melalui mulut, terutama pada malam hari.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan tenggorokan kering, batuk, dan terkadang muntah.
Biasanya, anak yang memiliki riwayat asma, alergi, hingga masalah pada tonsil sering mendengkur di malam hari.
Sebaiknya konsultasikan dengan dokter apabila si kecil tidur mendengkur dan disertai dengan gejala lainnya.
2. Keracunan Makanan
Bahan makanan yang tidak diolah dengan baik dapat menyebabkan keracunan. Salah satu gejala keracunan makanan, yaitu muntah-muntah.
Berikut ini kategori makanan yang bisa menjadi penyebab keracunan:
- Makanan yang dibiarkan terbuka, sehingga berisiko dihinggapi binatang atau kuman.
- Makanan yang tidak diolah dengan benar atau tak matang sempurna saat dimasak.
- Makanan rusak (basi) yang ditemukan anak di ransel miliknya.
Saat makanan-makanan tertelan, muntah dapat terjadi kapan saja, tak hanya malam hari. Bersamaan dengan muntah, keracunan makanan juga dapat menyebabkan gejala seperti berikut:
- Sakit perut
- Kram perut
- Mual
- Pusing
- Demam
- Berkeringat
- Diare
Sebagai pertolongan pertama, pastikan Anda memberikan cairan yang cukup agar anak tidak mengalami dehidrasi.
Usahakan juga untuk memberikan makanan dengan porsi kecil, namun sering.
Hindari memberikan obat-obatan atau herbal yang dijual bebas. Lebih baik konsultasikan keluhan yang muncuk kepada dokter agar tidak memperparah kondisi si kecil.
Artikel lainnya: Penyebab Anak Muntah Setelah Minum Susu, Berbahayakah?
3. Flu Perut
Flu perut adalah penyakit yang umum pada anak dan bisa menular. Kondisi ini dapat menyerang pada malam hari.
Selain muntah, anak yang mengalami flu perut dapat juga mengeluhkan kondisi berikut:
- Demam ringan
- Kram perut
- Sakit kepala
- Diare
Untuk mengatasi flu perut, Anda bisa memberikan obat-obatan yang bersifat simptomatik, seperti parasetamol guna mengurangi demam dan sakit kepala.
Berikan pula air minum yang cukup agar anak terhidrasi dengan baik. Pastikan pula si kecil mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
4. Sensitivitas Makanan
Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan anak bereaksi berlebihan terhadap makanan yang sebenarnya tidak berbahaya.
Jika anak sensitif terhadap makanan, mereka mungkin tidak mengalami gejala apa pun hingga 1 jam setelah mengonsumsinya.
Pada kasus ini, makan malam yang terlambat atau camilan sebelum tidur berpotensi menyebabkan muntah.
Beberapa makanan yang sering menyebabkan reaksi sensitivitas hingga alergi, misalnya produk susu, roti, telur, dan kacang-kacangan.
5. Batuk
Batuk, baik kering maupun berdahak, terkadang bisa memburuk di malam hari hingga memicu refleks muntah pada anak. Batuk kering bisa bertambah parah jika anak bernapas melalui mulut.
Faktanya, bernapas melalui mulut saat tidur menyebabkan tenggorokan kering dan teriritasi. Hal ini bisa memperburuk batuk, sehingga membuat anak memuntahkan makan malamnya di tempat tidur.
Sementara itu, batuk berdahak biasanya menyebabkan banyak lendir di tenggorokan.
Cairan ekstra tersebut akan mengalir ke saluran udara dan lambung, serta dapat terkumpul saat anak tidur. Terlalu banyak lendir di perut menyebabkan rasa mual dan keinginan untuk muntah.
Guna mencegah anak muntah di malam hari akibat kondisi ini, Anda bisa memberikan obat batuk yang sesuai.
Selain itu, berikan pula cairan yang cukup untuk membantu mengurangi risiko tenggorokan kering. Cairan yang cukup juga dapat membantu mengencerkan lendir atau dahak. Dengan demikian, risiko muntah di malam hari pun dapat diminimalkan.
Artikel lainnya: Anak Sering Muntah di Mobil, Ini Cara Mengatasinya
6. Refluks Asam Lambung
Penyebab anak muntah malam hari juga dapat disebabkan karena refluks asam lambung.
Pada dasarnya, refluks asam lambung tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Keluhan ini juga bisa dialami bayi maupun anak-anak sejak.
Refluks asam lambung bisa terjadi pada larut malam, khususnya jika anak mengonsumsi gorengan, makanan berlemak, keju, cokelat, dan permen.
Agar si kecil tidak muntah di malam hari, perhatikan kembali makanan yang dikonsumsinya. Hindari makanan pencetus yang dapat menyebabkan refluks asam lambung.
Apabila keluhan sering kambuh dan mengganggu tumbuh kembang anak, jangan tunda untuk segera berobat ke dokter.
7. Asma
Anak yang menderita asma lebih sering batuk dan mengi di malam hari. Kondisi Ini terjadi karena saluran udara di paru-paru dan tabung pernapasan lebih sensitif di malam hari saat anak tertidur.
Gejala asma malam hari terkadang menyebabkan muntah. Kondisi bisa semakin buruk di saat anak mengalami pilek atau alergi.
Agar asma tidak kambuh dan menyebabkan muntah di malam hari, orangtua mesti berperan aktif mengontrol kondisi kesehatan si kecil.
Berikan obat-obatan pengontrol asma sesuai petunjuk dokter dan hindari pencetusnya, misalnya menjaga kebersihan dan memastikan suhu kamar tetap hangat.
Jangan anggap sepele kondisi anak sering muntah di malam hari. Lebih baik segera bawa si kecil berobat ke dokter untuk memastikan kondisinya, sekaligus mengetahui penanganan yang paling tepat.
Anda pun bisa berkonsultasi mengenai penyebab anak muntah malam hari dan kondisi kesehatan lainnya kepada dokter dengan memanfaatkan layanan daring Live Chat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)